BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber daya
terpenting suatu organisasi adalah sumber daya manusia,orang yang memberikan
tenaga,bakat,kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi. Beberapa
tugas-tugas kepemimpinan kritis manajer mencakup penarikan, penyeleksian,
pengembangan dan penggunaan sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan
organisasi. Tanpa orang- orang yang cakap, organisasi dan manajemen akan gagal
mencapai tujuannya. Bagaimana manajer melaksanakan fungsi penyusunan personalia
(staffing) secara efektif akan
menentukan sukses atau kegagalan mereka sebagai manajer.
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan
penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota – anggota
organisasi. Dalam makalah ini dibahas bagaimana organisasi menentukan sumber
daya manusia sekarang dan di waktu yang akan dating, bagaimana manajer menarik
dan menyeleksi orang – orang dengan kemmpun potensial paling baik untuk setiap
posisi, bagaimana manajer memberikan latihan agar mereka melaksanakan pekerjaan
dengan efektif; dan akhirnya, macam program pengembangan yang paling baik bagi
organisasi.
Kegiatan –
kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas – tugas
kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering
ditempakan sebagai bagian dari fungsi pengarahan. Tetapi fungsi ini berhubungan
erat dengan fungsi pengorganisasian, di mana pengorganisasian mempersiapkan
“kendaraan”-nya dan penyusunan personalian mengisi “pengemudi”-nya yang sesuai
dengan posisi kerja yang ada. Hal ini tidak perlu menjadi perdebatan, karena
semua fungsi manajemen saling kait – mengkait dan mempegaruhi satu dengan yang
lain. Akhirnya, fungsi penyusunan personalia harus dilaksanakan oleh semua
manajer, baik mereka mengelola perusahaan besar ataupun menjadi pemilik
perusahaan kecil.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penyusunan personalia dalam suatu
perusahaan?
2. Bagaimana suatu perusahaan melakukan perencanaan
Sumber Daya Manusia?
3. Bagaimana cara mengevaluasi Sumber Daya Manusia di
dalam perusahaan?
4. Bagaimana cara memillih Sumber Daya Manusia yang
berkualitas di dalam perusahaan?
5. Bagaimana cara mengembangkan Sumber Daya Manusia
agar berkualitas?
6. Bagaimana cara perusahaan menilai kinerja
karyawannya?
7. Apakah fungsi dan tujuan pemberian kompensasi
kepada karyawan di suatu perusahaan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui proses penyusunan personalia
di dalam suatu perusahaan.
2.
Untuk mengetahui perencanaan Sumber Daya
Manusia di dalam perusahaan.
3.
Untuk mengetahui cara mengevaluasi Sumber Daya
Manusia di dalam perusahaan.
4.
Untuk mengetahui cara memilih Sumber Daya
Manusia yang berkualitas di dalam perusahaan.
5.
Untuk mengetahui cara mengembangkan Sumber Daya Manusia agar
berkualitas.
6.
Untuk mengetahui cara perusahaan menilai kinerja karyawannya.
7.
Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pemberian kompensasi kepada karyawan
di suatu perusahaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
TEORI
A. Penyusunan Personalia
Penyusunan
personalia atau staffing adalah
lanjutan dari kegiatan Rekrutmen (penarikan) berupa pengambilan keputusan dalam
menerima dan menempatkan tenaga kerja. Oleh karena itu kegiatan pengaturan staf
atau penyusunan staf sering disebut juga sebagai kegiatan seleksi tenaga kerja.
1. Proses
Penyusunan Personalia
Proses
penyusunan personalia(staffing process) dapat dipandang sebagai
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan
kebutuhan personalia organisasi dengan orang – orang yang tepat dalam posisi –
posisi tepat dan pada waktu yang tepat. Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe
lingkungan yang berbeda. Pertama, lingkungan eksternal yang meliputi
seluruh faktor di luar organisasi yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhinya. Dan kedua, lingkungan internal, yang terdiri dari unsur
– unsur di dalam organisasi. Langkah – langkah proses ini mencakup :
a)
Perencanaan sumber daya
manusia, yang dirancang untuk menjamin
keajegan
dan pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.
b)
Penarikan,
yang berhubungan dengan pengadaan calon
- calon
personalia
segaris dengan rencana sumber daya manusia.
c)
Seleksi,
mencakup penilaian dan pemilihan di antara calon – calon
personalia.
d)
Pengenalan dan
orientasi, yang direncana untuk membantu individu
–
individu
yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.
e)
Latihan dan
pengembangan, program ini bertujuan
meningkatkan
kemampuan
perseorangan dan kelompok untuk mendorong efektifitas
organisasi.
f)
Penilaian Pelaksanaan
kerja, dilakukan dengan membandingkan antara
pelaksanaan
kerja perseorangan dan standar – standar atau tujuan –
tujuan yang dikembangkan bagi posisi
tersebut.
g)
Pemberian balas jasa
dan penghargaan, yang disediakan bagi karyawan
sebagai
kompensasi pelaksanaan kerja dan motivasi bagi pelaksanaan di
waktu yang akan dating.
h)
Perencanaan dan
pengembangan karier, yang mencakup
transfer
(promosi, demosi
atau lateral), penugasan kembali, pemecatan,
pemberhentian atau pensiun.
2. Perencanaan
Sumber Daya Manusia
a.
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk
membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan
SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana
kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.
b.
Pengembangan rencana SDM merupakan rencana
jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus
mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak
hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini
membutuhkan pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan terjadi
kelak seperti perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan teknologi
yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.
c.
Prosedur perencanaan SDM
d.
Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas
SDM yang dibutuhkan.
e.
Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM.
f.
Mengelompokkan data dan informasi serta
menganalisisnya.
g.
Menetapkan beberapa alternative.
h.
Memilih yang terbaik dari alternative yang ada
menjadi rencana.
i.
Menginformasikan rencana kepada para karyawan
untuk direalisasikan.
j.
Metode Perencanaan Sumber Daya Manusia ,dikenal
atas metode non-ilmiah dan metode ilmiah. Metode non-ilmiah diartikan bahwa
perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan
perkiraan-perkiraan dari perencanaanya saja. Rencana SDM semacam ini risikonya
cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Akibatnya timbul mis-manajemen dan pemborosan yang
merugikan perusahaan.
k.
Metode ilmiah diartikan bahwa SDM dilakukan
berdasarkan atas hasil analisis dari data, informasi, dan peramalan (forecasting)
dari perencananya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena
segala sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu.
Dengan
melaksanakannya secara cermat dan teliti, terutama dalam menerima tenaga kerja
baru, diharapkan akan diperoleh tenaga kerja yang mampu berpartisipasi untuk
mempermudah dan mempercepat penyelesaian masalah, bukan yang justru selalu
membuat masalah bagi organisasi/perusahaan.
Titik awal dalam menarik sumber daya manusia adalah perencanaan. Perencanaan
sumber daya manusia sebaliknya melibatkan analisis pekerjaan dan prediksi
permintaan dan penawaran dari tenaga kerja.
2.1
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan adalah suatu analisis sistematis atas pekerjaan dalam suatu
organisasi. Suatu analisis pekerjaan terdiri dari dua bagian. Deskripsi
pekerjaan (Job Description) menyebutkan tugas dari suatu pekerjaan,
kondisi kerja pekerjaan, dan alat bahan serta peralatan yang digunakan untuk
melakukannya. Spesifikasi pekerjaan (Job Spesification) menyebutkan ketrampilan,
kemampuan, dan hal-hal penting lain yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
Informasi analisis pekerjaan digunakan dalam banyak aktivitas sumber daya
manusia. Sebagai contoh, mengetahui isi pekerjaan dan persyaratan pekerjaan
sangat perlu agar dapat mengembangkan metode pemilihan yang sesuai dan sistem
penilaian kinerja yang berkaitan dengan pekerjaan dan untuk menetapkan tingkat
kompensasi yang seimbang.
2.2
Memprediksi Permintaan dan Penawaran Sumber Daya Manusia
Setelah
manajer memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam organisasi, mereka
dapat memulai untuk merencanakan kebutuhan sumber daya organisasi dimasa
mendatang. Manajer memulai dengan mengukur tren penggunaan sumber daya manusia
di masa lalu., rencana organisasi di masa mendatang dan tren ekonomi secara
umum. Peramalan penjualan yang baik seringkali merupakan fondasinya, terutama
untuk organisasi yang lebih kecil. Rasio masa lampau kemudian dapat digunakan
untuk memprediksi kebutuhan akan karyawan seperti karyawan operasional dan
tenaga penjual. Tentu saja organisasi yang lebih besar menggunakan model yang
lebih rumit untuk memprediksi kebutuhan akan sumber daya manusia mereka.
Memprediksi penawaran tenga kerja sebenarnya merupakan dua tugas yang meliputi,
memprediksi penawaran internal (jumlah dan jenis karyawan yang akan berada di
perusahaan di masa mendatang) dan meramalkan penawaran eksternal (jumlah an
jenis orang yang akan tersedia untuk dipekerjakan di pasar tenaga kerja secara
masal). Pendekatan paling sederhana hanya menyesuaikan tingkat staf yang ada
untuk perputaran karyawan yang diantisipasi dan promosi.
Pada tingkat organisasi yang lebih tinggi, manajer merencanakan orang-orang dan
posisi-posisi tertentu. Teknik yang paling sering digunakan adalah bagan
penggantian (replacement chart), yang merinci posisi manajerial yang
penting,siapa yang mengisinya, dan berapa lama ia akan tinggal di posisi
tersebut sebelum pindah, dan siapa (menurut nama) yang sekarang yang memenuhi
syarat atau akan memenuhi syarat untuk berpindah ke posisi tersebut. Teknik ini
memungkinkan lebih banyak pilihan untuk merencanakan pengalaman pengembangan
bagi seseorang yang diidentifikasikan sebagai penerus potensial terhadap
pekerjaan manajerial yang kritis.
Untuk memfasilitasi baik perencanaan maupun pengindentifikasian orang untuk
pemindahan saat ini atau promosi,beberapa organisasi juga memiliki sistem
informasi karyawan (employee information system) atau persediaan
keahlian (skill inventory). Sistem semacam ini terkomputerisasi dan
berisikan informasi mengenai pendidikan, keahlian, pengalaman kerja, dan
aspirasi karier setiap karyawan. Sistem semacam ini dapat dengan cepat
menempatkan semua karyawan di dalam organisasi yang memenuhi syarat untuk
mengisi posisi yang diperlukan, misalnya sarjana teknik kimia tiga tahun
pengalaman dalam penyulingan minyak, dan kelancaran berbicara berbahasa
spanyol.
Memprediksi penawaran tenaga kerja eksternal merupakan suatu masalah
tersendiri. Bagaimana seorang manajer, misalnya memprediksi berapa banyak
insinyur listrik yang akan mencari pekerjaan di Georgia tiga tahun dari
sekarang. Untuk memperoleh suatu gambaran mengenai ketersediaan tenaga kerja di
masa mendatang, perencanaan harus bergantung pada informasi dari sumber luar
seperti komisi ketenagakerjaan negara, laporan pemerintah, angka-angka yang
diberikan oleh akademi mengenai jumlah mahasiswa dalam bidang-bidang utama.
2.3
Menyeimbangkan Penawaran dan Permintaan Sumber Daya Manusia
Membadingkan permintaan masa mendatang dan penawaran internal, manajer dapat
membuat rencana untuk mengelola kekurangan atau kelebihan yang diprediksi. Jika
ada kekurangan, maka karyawan yang ada dapat dilatih ulang dan ditransfer ke
bidang yang kekurangan staf, individu yang mendekati masa pensiun dapat
diyakinkan untuk tetap tinggal, atau sistem penghematan tenaga kerja atau
peningkatan produktivitas dapat dipasang.
Jika organisasi perlu mempekerjakan orang, prediksi penawaran tenaga kerja
eksternal membantu manajer untuk merencanakan bagaimana cara yang tepat untuk
mencari calon tenaga kerja, berdasarkan apakah jenis orang yang diperlukan.,
tersedia atau jarang terdapat di pasar tenaga kerja. Seperti kita jelaskan
sebelumnya, tren dalam mempekerjakan tenaga kerja temporer juga membantu
manajer dalam memperoleh tenaga kerja dengan menyediakan fleksibilitas ekstra.
Jika kelebihan staf diprediksi akan menjadi suatu masalah, pilihan utamanya
adalah memindahkan karyawan yang berlebih, tidak mengganti orang yang keluar,
mendorong pensiun, dan memberhentikan orang.
2.4
Mempekerjakan Sumber Daya Manusia
Ketika suatu organisasi memiliki perkiraan dan kebutuhan sumber daya manusia di
masa mendatang, tahap selanjutnya biasanya adalah merekrut karyawan baru. Merekrut
(recruiting) adalah proses menarik orang yang memenuhi syarat untuk
melamar pada pekerjaan ynag dibuka. Dari mana calon pekerja datang? Beberapa
calon pekerja ditemukan secara internal dan lainnya datang dari luar
organisasi. Infotek manajemen mendeskripsikan bagaimana beberapa perusahaan
menggunakan internet untuk mencari karyawan baru.
Perekrutan calon tenaga kerja secara internal (internal recruiting)
berarti mempertimbangkan karyawan yang ada sebagai kandidat untuk pembukaan
tawaran pekerjaan. Promosi dari dalam dapat membantu membangun moril dan
mempertahankan karyawan berkualitas tinggi agar tidak meninggalkan perusahaan.
Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekerja, prosedur untuk memberi tahu
karyawan akan adanya kesempatan pekerjaan internal biasanya dikatakan dalam
kontak serikat. Untuk posisi yang lebih tinggi, suatu sistem pekerjaan keahlian
mungkin digunakan untuk mengidentifikasikan kandidat internal, atau manajer
mungkin diminta untuk merekomendasikan individu yang seharusnya
dipertimbangkan. Salah satu kerugian dari pencarian calon tenaga kerja secara
internal adalah “ripple effect”. Ketika seorang karyawan berpindah ke
suatu pekerjaan yang lain, seseorang lainnya harus ditemukan untuk mengambil
alih Pekerjaan lama karyawan yang dipindahkan.
Perekrutan calon tenaga secara eksternal (external recruiting)
melibatkan menarik orang dari luar organisasi untuk melamar pekerjaan. Metode
pencarian calon tenaga kerja secara eksternal termasuk iklan, wawancara kampus,
agen tenaga kerja atau perusahaan pencari eksekutif, serikat kerja, rekomendasi
dari karyawan yang ada, atau mempekerjakan “walk-ins” atau “gate-hires”
(orang yang muncul tanpa diminta). Tentu saja seorang manajer harus memilih
metode yang palin sesuai,dengan menggunakan jasa Depnaker untuk menemukan
pekerja pemeliharaan tapi tidak untuk seorang ahli nuklir misalnya. Agen tenaga
kerja swasta dapat menjadi sumber yang baik untuk menemukan karyawan teknis,
dan perusahaan pencari eksekutif berspesialisasi dalam menemukan bakat
manajemen puncak. Iklan di surat kabar juga sering digunakan karena banyak
menjangkau pembaca dan oleh karena itu memberikan kaum minoritas “kesempatan
yang sama” untuk menemukan dan melamar lowongan pekerjaan.
Organisasi harus juga mengingat
bahwa keputusan penerimaan tenaga kerja sering kali berlaku dua arah maksudnya,
organisasi menerima seorang karyawan, tapi calon karyawan juga memilih suatu
pekerjaan.Tentu saja pencari calon karyawan menghadapi tugas yang sulit di
tahun-tahun belakangan ini ketika tingkat pengangguran terus menurun. Oleh
karena itu, organisasi ingin menempatkan langkah terdepan, memperlakukan
pelamar dengan rasa hormat, dan menginginkan orang yang baik yang sesuai dengan
pekerjaan. Estimasi terkini menyebutkan bahwa mempekerjakan karyawan
operasional yang salah sehingga seseorang tersebut harus mengundurkan diri atau
harus dipecat, pada umumnya dapat menyebabkan organisasi mengeluarkan biaya
setidaknya sebesar $5.000 dalam produktivitas yang hilang dan pelatihan. Dan
mempekerjakan manajer yang salah dapat menyebabkan organisasi mengeluarkan
biaya yang jauh lebih besar.
Salah satu metode yang pada umumnya berhasil untuk memperlancar kecocokan
pekerja dengan pekerjaan adalah melalui apa yang disebut realistic job
preview (RJP). Seperti yang tersirat dalam istilah tersebut, RJP memberi
pelamar suatu gambaran nyata mengenai bagaimana cara melaksanakan pekerjaan
yang ditawarkan oleh organisasi.
2.5
Kendala-kendala Perencanaan Sumber Daya Manusia
v Standar Kemampuan SDM
Standar kemampuan SDM yang pasti belum ada, akibatnya informasi
kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan (prediksi) saja yang sifatnya
subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam Perencanaan SDM untuk
menghitung potensi SDM secara pasti.
v Manusia (SDM) Mahluk
Hidup
Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya
seperti mesin. Hal ini menjadi kendala Perencanaan SDM, karena itu sulit
memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana. Misalnya, ia mampu tapi kurang
mau melepaskan kemampuannya.
v Situasi SDM
Persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang kurang mendukung
kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik dan
benar.
v Kebijaksanaan Perburuhan
Pemerintah
Kebijaksanaan perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis
kelamin, WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan
tepat.
è Komponen-komponen
Perencanaan SDM
Terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan SDM, yaitu:
- Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan
kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan
SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang
akan datang untuk menghindari mis-manajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas.
è Perencanaan Organisasi
Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan
organisasi. Peramalan PSDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi.
Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga
berpengaruh. Meramalkan PSDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi,
kondisi permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir.
Kesimpulannya, PSDM
memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh, kapan
tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan dan pengembangan jenis apa yang harus
dimiliki tenaga kerja. Melalui rencana sukses, jenjang karier tenaga kerja
dapat disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang konsisten dengan kebutuhan
suatu organisasi.
- Syarat – syarat
perencanaan SDM
a.
Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan
direncanakannya.
b.
Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis
informasi tentang SDM.
c.
Harus mempunyai pengalaman luas tentang job
analisis, organisasi dan situasi persediaan SDM.
d.
Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan
masa mendatang.
3.
Pengevaluasian Rencana SDM
Jika perencanaan SDM dilakukan dengan baik, akan diperoleh
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a.
Manajemen puncak memiliki pandangan yang lebih
baik terhadap dimensi SDM atau terhadap keputusan-keputusan bisnisnya.
b.
Biaya SDM menjadi lebih kecil karena manajemen
dapat mengantisipasi ketidakseimbangan sebelum terjadi hal-hal yang dibayangkan
sebelumnya yang lebih besar biayanya.
c.
Tersedianya lebih banyak waktu untuk menempatkan
yang berbakat karena kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui sebelum jumlah
tenaga kerja yang sebenarnya dibutuhkan.
d.
Adanya kesempatan yang lebih baik untuk
melibatkan wanita dan golongan minoritas didalam rencana masa yang akan datang.
e.
Pengembangan para manajer dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.
4. Memilih Sumber Daya Manusia
Ketika proses pencarian calon pekerja telah menarik sekumpulan pelamar, langkah
berikutnya adalah memilih siapa yang akan dipekerjakan. Maksud dari proses
pemilihan adalah untuk mengumpulkan informasi dari pelamar yang dapat
memprediksi keberhasilan pekerjaan mereka dan kemudian mempekerjakan yang
paling mungkin akan berhasil. Tentu saja organisasi dapat mengumpulkan hanya
informasi mengenai faktor-faktor yang memprediksi kinerja di masa mendatang.
Proses untuk menentukan nilai prediktif dari informasi disebut validasi (validation).
Dua pendekatan dasar untuk melakukan validasi adalah validasi prediktif dan
validasi isi. Validasi prediktif (predictive validation) mengenai
pengumpulan nilai-nilai dari karyawan atau pelamar dengan suatu alat yang akan
divalidasi dan mengkorelasikan nilai-nilai mereka dengan kinerja pekerjaan
aktual. Suatu korelasi yang signifikan berarti bahwa alat pemilihan tersebut
merupakan suatu alat prediksi yang valid dari suatu kinerja pekerjaan. Validasi
isi (content validation) menggunakan logika dan data analisis pekerjaan
untuk menetapkan bahwa alat pemilihan mengukur keahlian yang tepat yang
diperlukan untuk keberhasilan kinerja pekerjaan. Bagian paling penting dari
validasi isi adalah analisis pekerjaan yang hati-hati yang menunjukkan dengan
tepat tugas apa yang akan dilaksanakan. Kemudian dikembangkan sebuah tes untuk
mengukur kemampuan pelamar dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Cara-cara dalam pemilihan sumber
daya manusia antara lain:
1.
Pengisian formulir lamaran
Dalam pemilihan pada umumnya adalah
meminta kandidat untuk mengisi formulir lamaran. Formulir lamaran merupakan
suatu metode yang efisisen untuk mengumpulkan informasi mengenai sejarah
pekerjaan masa lalu pelamar, latar belakang pendidikan, dan data demografis
lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Formulir ini seharusnya tidak berisikan
pertanyaan mengenai bidang-bidang yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
seperti gender, agama, atau asal bangsa. Data formulir lamaran pada umumnya
digunakan secara informal untuk memutuskan apakah seorang kandidat memerlukan
evaluasi lebih lanjut, dan pewawancara menggunakan formulir aplikasi untuk
membiasakan diri dengan kandidat sebelum mewawancarai mereka.
2. Tes
Tes atas kemampuan, keahlian,
kecakapan, atau pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan tertentu biasanya
merupakan alat prediksi yang paling abik untuk keberhasilan pekerjaan, walau
tes kecerdasan umum atau tes kepribadian seringkali juga berguna. Disamping
validasi, tes seharusnya dikelola dan diberi nilai dengan konsisten. Semua
kandidat seharusnya diberi pengarahan yang sama, diberi jumlah waktu yang sama,
dan seharusnya merasakan lingkungan pengujian yang sama (suhu, cahaya,
gangguan).
3.
Wawancara
Walau merupakan alat seleksi yang
populer, wawancara kadang-kadang merupakan suatu cara prediksi yang buruk dari
keberhasilan pekerjaan. Sebagai contoh, bias yang melekat dalam cara orang
mempersepsikan dan menilai orang lain dalam pertemuan pertama mempengaruhi
pengevaluasian selanjutnya oleh pewawancara.Validitas wawancara dapat
ditingkatkan dengan melatih pewawancara untuk berhati-hati terhadap bias
pribadi dan dengan meningkatkan struktur dari wawancara. Dalam wawancara
terstruktur, pertanyaan ditulis dan semua pewawancara mengikuti daftar
pertanyaan yang sama untuk setiap kandidat yang mereka wawancarai. Prosedur ini
memperkenalkan konsistensi ke dalam prosedur wawancara dan memungkinkan
organisasi untuk memvalidasi isi dari pertanyaan yang akan ditanyakan.
Untuk mewawancarai kandidat
manajerial atau profesional, pendekatan yang kurang terstruktur dapat
digunakan. Bidang pertanyaan dan tujuan pengumpulan informasi masih
direncanakan, tapi pertanyaan spesifik bervariasi bergantung dengan latar
belakang kandidat. Trammel Crow Real Estate Investors menggunakan pendekatan
baru dalam mempekerjakan manajernya. Setiap pelamar diwawancarai tidak hanya
oleh dua atau tiga manajer lain tapi juga oleh seorang sekretaris atau agen
leasing muda.Teknik ini memberikan informasi mengenai bagaimana calon manajer
berhubungan dengan yang bukan manajer.
4.
Assesment Center
Assesment Center merupakan metode populer yang
digunakan untuk memilih manajer dan secara khusus merupakan metode yang baik
untuk memilih karyawan yang untuk dipromosikan. Assesment Center adalah
simulasi isi yang valid tentang bagian utama pekerjaan manajerial. Assesment
Center biasanya berlangsung dua hingga tiga hari, dengan kelompok dari enam
hingga dua belas orang berpartisipasi dalam berbagai latihan manajerial. Assesment
Center juga mungkin mencakup wawancara, cara berbicara di depan publik, dan
uji kemampuan standar. Kandidat dipilih oleh beberapa pengamat yang terlatih,
biasanya manajer beberapa tingkat pekerjaan di atas pekerjaan yang sedang
dilamar oleh kandidat. Assesment Center cukup valid jika dirancang
dengan sesuai dan adil bagi anggota kaum minoritas dan wanita. Bagi beberapa
perusahaan, assesment center merupakan suatu fasilitas permanen yang
diciptakan untuk aktivitas ini. Bagi perusahaan lain, aktivitas penilaian (assesment)
dilaksanakan dalam suatu lokasi multi fungsi seperti ruang konferensi. AT&T
mempelopori konsep assesment center. Selama bertahun-tahun perusahaan
telah menggunakan assesment center untuk membuat hampir semua keputusan
pemilihan posisi manajemen.
5.
Teknik lain
Organisasi
juga menggunakan teknik pemilihan lain tergantung pada situasi. Tes poligraf,
yang pada suatu waktu populer digunakan mulai menurun popularitasnya. Di lain
pihak, lebih banyak organisasi yang meminta pelamar yang menurut mereka menarik
untuk mengikuti ujian fisik. Organisasi juga meningkatkan penggunaan ujian obat
terlarang, terutama dalam situasi dimana kinerja yang berkaitan dengan obat
dapat menciptakan bencana keselamatan. Sebagai contoh, pelamar untuk pekerjaan
di pabrik tenaga nuklir lebih mungkin untuk diuji untuk penggunaan obat
terlarang. Dan beberapa organisasi saat ini bahkan menjalankan pemeriksaan
kredit terhadap calon karyawan.
Manajer
perlu mengingat bahwa menarik sumber daya manusia terbaik merupakan suatu
bagian penting dari efektivitas organisasi. Perencanaan adalah langkah pertama
sehingga mereka tahu berapa banyak orang yang diperlukan oleh organisasi di
masa mendatang dan rangkaian keahlian yang perlu untuk dimiliki oleh
orang-orang tersebut. Mencari sekumpulan pelamar yang berkualifikasi dan
kemudian menggunakan kombinasi optimal dari teknik pemilihan untuk mempekerjakan
pelamar terbaik dapat kepentingan signifikan dari keberhasilan organisasi.
5. Mengembangkan Sumber Daya Manusia
5.1
Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Dalam manajemen sumber daya manusia, pelatihan (training) biasanya adalah
mengajarkan karyawan teknikal atau karyawan operasional bagaimana melakukan
pekerjaannya. Penggembangan (development) adalah mengajarkan keahlian yang
diperlukan baik untuk pekerjaan saat ini maupun di masa mendatang kepada para
manajer profesional. Sebagian besar organisasi menyediakan program pelatihan
dan pengembangan berkala bagi manajer dan karyawannya.
è Latihan dan
Pengembangan Karyawan
·
Pengertian Pelatihan
Pelatihan
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur
sistematis dan terorganisir, dimana pegawai non majerial mempelajari
pengetahuan dan keterampilan teknis.
-
Pelatihan dirancang
untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, perubahan sikap secara
individu.
-
Program pelatihan
berusaha mengerjakan trainee bagaimana melaksanakan aktivitas/pekerjaan
tertentu. Misalnya bagaimana menggunakan komputer untuk menginput order
masuknya barang dsb.
-
Pelatihan terdiri dari
program yang di rancang untuk meningkatkan kinerja pada level
individu,kelompok/organisasi.
-
Kinerja meningkat menyiratkan
perubahan yang dapat diukur dalam pengetahuan, keahlian,sikap dan perilaku
sosial.
-
Pelatihan harus
meningkatkan efektivitas karyawan, meningkatkan kepuasan kesempatan kerja yang
sama dan menghindari keusangan.
·
Manfaat Pelatihan
Pelatihan berperan besar dalam
menentukan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi.
1. Meningkatkan
kuantitas dan kualitas produktivitas.
2. Mengurangi
waktu belajar yang di perlukan untuk mencapai standar-standar kinerja yang
dapat di terima.
3. Menciptakan
sikap, loyaltas dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4. Memenuhi
persyaratan - persyaratan perencanaan SDM
5. Mengurangi
jumlah dan biaya kecelakaan kerja.
6. Membantu
karyawan dan peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
·
Pelaksanaan Pelatihan
dan Pengembangan SDM
-
Depertemen SDM dapat
mengurangi kegiatan perusahaan dalam perekrutan karyawan baru melalui
pengembangan SDM.
-
Bila pengembangan SDM
dilaksanakan secara tepat dan lowongan pekerjaan dapat dipenuhi terlebih dahulu
secara internal.
-
Promosi dan transfer
menunjukkan kesempatan untuk karir kerja mereka.
-
Manfaat pengembangan
juga akan dirasakan perusahaan melalui kontinyuitas kegiatan dan semakin
besarnya keterkaitan dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
-
Pengembangan SDM
merupakan cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang di hadapi oleh
banyak organisasi besar.
-
Melalui perencanaan dan
penerapan program pelatihan dan pengembangan yang tepat akan mendorong
terciptanya pengembangan SDM yang efektif seperti:
a. Untuk
meningkatkan prestasi kerja
b. Mengurangi
absensi
c. Perputaran
karyawan
d. Memperbaiki
kepuasan kerja
e. Mendorong
terciptanya pengembangan SDM yang efektif
è
Definisi Pengembangan
Pengembangan
adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,teoritis,konseptual dan moral
karyawan, sesuai dengan kebutuhan jabatan / pekerjaan melalui latihan dan
pendidikan. Pengembangan bisa formal atau non formal.
Tantangan
terhadap pengembangan:
-
Organisasi / perusahaan
menyadari karyawan baru kurang memiliki kemampuan nyata, sedang karyawan lama
sudah using / tertinggal seiring berkembangya ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga perlu di kembangkan dalam kemampuang nyata untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan dan member kontribusi yang lebih baik dalam mencapai kinerja kerja.
-
Audit SDM merupakan
alat control dalam mengevaluasi aktivitas SDM yang digunakan di dalam
organisasi, baik dalam suatu divisi atau seluruh organisasi.
-
Berdasarkan laporan
audit yang memberikan gambaran komperehensif dari aktivitas SDM, dapat dietahui
seberapa baik fungsi - fungsi personalia dijalankan dalamorganisasi dan
merekomendasikan apa yang di berikan untuk memperbaiki kinerja SDM yang kurang
efektif agar tercapai suksesnya organisasi.
-
Perkembangan karyawan
membutuhkan biaya cukup besar tapi biaya tersebut merupakan investasi jangka
panjang bagi perusahaan dalam SDMnya.
-
Program pengembangan
dan pelatihan memiliki kesamaan dalam metode yang digunakan dalam pembelajaran
nemun beberapa hal dapat di bedakan sebagai berikut:
a. Pengembangan
Karyawan
Berorientasi
masa depan dan lebih peduli terhadap pendidikan yaitu terhadap peningkatan
kemampuan seseorang untuk memahami dan meniterprestasikan pengetahuan bukan
mengajarkan keterampilan teknis. Pengembangan lebih pada pertumbuan kepribadian
karyawan.
b. Pelatihan
Karyawan
Berorientasi
pada pekerjaan saat ini,fokusnya pada pekerjaan seseorang saat ini di tunjukan
untuk meningkatkan keterampilan tertentu dan kemampuan untuk dapat melaksanakan
pekerjaannya dan segera mungkin.
Program
latihan dan pengembangan manajemen di kategorikan menjadi 2 bentuk pokok:
1. Metode
praktis (On the job training)
2. Informasi
dan metode simulasi (Off the job training)
Masing-masing
metode punya sasaran pengajaran,sikap,konsep atau pengetahuan dan keterampilan
utama yang berbeda.
1. On
The Job Training
Penggunaan
on the job training secara luas,tidak diragukan lagi,karena adanya beberapa
manfaat yang dapat di peroleh perusahaan.
Beberapa
manfaat yang dapat di peroleh perusahaan melalui on the job training yaitu :
-
Karyawan melakukan
pekerjaan yang sesungguhnya, bukan tugas-tugas yang disimulasikan.
-
Karyawan mendapatkan
intruksi-inruksi dari karyawan senior yang berpengalaman yang telah
melaksanakan tugas dengan baik.
-
Pelatihan dilaksanakan
di dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya, di bawah kondisi normal dan tidak
membutuhkan fasilitas pelatihan khusus.
- Pelatihan
informal, relative tidak mahal, dan mudah dijadwalkan.
-
Pelatihan dapat
menciptakan hubungan kerjasama antara karyawan dan
pelatih.
-
Program ini sangat
relevan dengan pekerjaan, menyita biaya (out pocket) yang relative rendah, dan
membantu memotivasi kinerja yang kuat.
Kelemahan
on the job training
-
Pelatih tidak
termotivasi untuk melatih atau memikul tanggung jawab sehingga pelatihan dapat
menjadi tidak terarah.
-
Pelatihan mungkin
melaksanakan pekerjaan dengan baik,namun kurang memiliki kemampuan melatih orang
lain agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
-
Pelatih mungkin tidak
memiliki waktu untuk melatih dan menghapuskan elemen yang penting dari proses
pelatihan.
-
Karyawan yang tidak
terlatih mungkin memberikan dampak negatif terhadap pekerjaan dan kinerja
oranisasi.
-
Program On the job
training mengeluarkan biaya yang besar (tidak efektif) biaya apabila di
bandingkan dengan program pelatihan terstruktur karena karyawan yang berkahlian
sangat tinggi di gunakan sebagai pelatih dan pelatihan biasanya dilakukan satu
per satu.
è Di dalam On the job Training, dibagi dalam beberapa metode, yaitu :
v Job Instruction Training
(Latihan Instruktur Pekerjaan)
Adalah dengan memberikan
petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung pada pekerjaan dan terutama
digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan
sekarang. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya.
v Job Rotation (Rotasi Pekerjaan)
Dalam rotasi jabatan karyawan diberikan kesempatan untuk mendapatkan
pengetahuan pada bagian-bagian organisasi yang berbeda dan juga praktek
berbagai macam ketrampilan dengan cara berpindah dari satu pekerjaan atau
bagian ke pekerjaan atau bagian lain.
v Apprenticeships
Merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang
lebih berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian
perorangan, sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala
aspek dari pekerjaannya.
v Coaching
Adalah suatu cara pelaksanaan pelatihan dimana atasan mengajarkan
keahlian dan ketrampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode ini pengawas
diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta mengenai tugas
atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
2. Off
The Job Training
Off
the job training dilaksakan pada lokasi yang terpisah. Program ini memberikan
individu-individu dengan keahlian dan pengetahuan yang merekabutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan pada waktu yang terpisah dari waktu regular mereka.
Kursus-kursus,workshop,seminas, dan simulasi computer adalah contoh khas dari
program off the job training.
Metode off the job adalah pelatihan yang
menggunakan situasi di luar pekerjaan. Dipergunakan apabila banyak pekerja yang
harus dilatih dengan cepat seperti halnya dalam penguasaan pekerjaan, di
samping itu juga apabila pelatihan dalam pekerjaan tidak dapat dlakukan karena
sangat mahal.
è Beberapa metode – metode dari off the job training, yaitu :
v Lecture
Merupakan
metode pelatihan dengan memberikan kuliah atau ceramah dalam rangka penyampaian
informasi-informasi yang dibutuhkan petatar Metode ini mengeluarkan biaya yang
tidak tinggi, namun kelemahannya adalah peserta kurang partisipasi dan kurang
respon.
v Video Presentation
Adalah
prestasi yang dilakukan melalui media televisi, film, slides dan sejenisnya
serupa dengan bentuk lecture.
v Vestibule Training
Merupakan
pelatiha yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat
kerja biasa dan disediakan jenis pelaralatan yang sama seprti yang akan
digunakan pada pekerjaan sebenarnya. Latihan ini berguna sebagai pendahuluan
dari latihan kerja.
v Role Playing
Merupakan
suatu permainan peran yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai
peran orang tertentu dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang
berbeda perannya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta, seperti misalnya:
menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan individual dan juga dapat
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
v Case Study
Merupakan
metode pelatihan dimana para peserta pelatihan dihadapakan pada beberapa kasus
tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.
v Simulation
Simulasi merupakan suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan
semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan
saja dan para pelatihan harus memberikan respon seperti dalam kejadian yang
sebenarnya. Jadi simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip
mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpai.
v Self Study
Merupakan
teknik yang menggunakan modul-modul tertulis dan kaset-kaset atau video tape
rekaman dan para peserta hanya mempelajarinya sendiri. Teknik ini tepat
digunakan apabila jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dalam jumlah yang
besar, pada karyawan tersebar di berbagai lokasi yang berbeda-beda dan sulit
mengumpulkan para karyawan sekaligus untuk bersama-sama mengikuti program
pelatihan tertentu.
v Programmed Learning
Dalam metode ini, diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan para
peserta pelatihan harus memberikan jawaban yang benar. Metode ini dapat juga
melalui komputer yang sudah mempunyai program tersendiri agar para peserta
dapat mempelajari dan memperinci selangkah demi selangkah dengan umpan balik
langsung pada penyelesaian- setiap langkah. Masing-masing peserta pelatihan
dapat menetapkan kecepatan belajarnya.
v Laboratory Training
Teknik ini adalah merupakan suatu bentuk latihan kelompok yang
terutama digunakan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
Latihan ini bersifat sensivitas, dimana peserta menjadi lebih sensitif terhadap
perasaan orang lain dan lingkungan. Laboratory Training ini berguna untuk
mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di waktu yang
akan datang.
5.2
Mengukur Kebutuhan Pelatihan
Langkah pertama dalam mengembangkan
suatu rencana pelatihan adalah untuk menentukan kebutuhan apa yang ada. Sebagai
contoh, jika karyawan tidak tahu bagaimana cara mengoperasikan mesin yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka, program pelatihan mengenai
bagaimana mengoperasikan mesin tersebut jelas diperlukan. Di lain pihak, ketika
suatu kelompok pekerja kantor berkinerja buruk, pelatihan mungkin bukan
jawabannya. Masalahnya dapat berupa motivasi, peralatan yang sudah usang,
pengawasan yang buruk, rancangan pekerjaan yang tidak efisien, atau kurangnya
keahlian dan pengetahuan. Hanya yang terakhirlah yang dapat diatasi dengan
pelatihan. Ketika program pelatihan dikembangkan, manajer seharusnya merancang
tujuan spesifik yang dapat diukur yang merinci mengenai partisipan mana yang
ikut serta dalam pelatihan.
5.3
Metode Pelatihan Umum
Bermacam-macam metode pelatihan dan pengembangan tersedia. Pilihan metode
bergantung pada banyaknya pertimbangan, akan tetapi yang paling penting adalah
isi dari pelatihan. Ketika isi pelatihan adalah bahan faktual (seperti aturan
perusahaan atau penjelasan mengenai bagaimana mengisi formulir), bacaan yang
diwajibkan, pembelajaran terprogram, dan metode pelatihan akan bekerja dengan
baik. Akan tetapi ketika isi pelatihan adalah hubungan interpersonal atau
pengambilan keputusan kelompok, perusahaan harus menggunakan suatu metode yang
memungkinkan kontak interpersonal seperti permainan peran atau kelompok
pembahasan kasus. Ketika karyawan harus mempelajari ketrampilan fisik, metode
yang memungkinkan praktek dan penggunaan aktual dari alat dan bahan yang
diperlukan, seperti dalam pelatihan on the job atau vestibule
training (vestibule training memungkinkan partisipan untuk berfokus
pada keselamatan, pembelajaran, dan timbal balik daripada produktifitas).
Pelatihan melalui CD-ROM dan berdasarkan internet juga menjadi semakin populer.
Sebagian besar program pelatihan bergantung pada suatu campuran metode. Boeing
misalnya, mengirimkan manajer ke seminar pelatihan dua minggu secara ekstensif
yang melibatkan tes simulasi, latihan permainan peran dan latihan simulasi
penerbangan.
5.4
Evaluasi dari Pelatihan
Program latihan dan pengembangan seharusnya selalu dievaluasi, Pendekatan
evaluasi yang umum meliputi pengukuran satu atau lebih kriteria yang relevan
(seperti sikap atau kinerja) sebelum dan sesudah pelatihan dan menentukan
apakah kriteria telah berubah. Pengukuran evaluasi dikumpulkan di akhir
pelatihan mudah diperoleh, akan tetapi pengukuran kineja aktual dikumpulkan
ketika karyawan yang dilatih berada di pekerjaan yang lebih penting. Orang yang
dilatih mungkin mengatakan bahwa mereka menikmati pelatihan dan belajar banyak,
tetapi tes yang sebenarnya adalah apakah kinerja pekerjaan mereka meningkat
setelah pelatihan.
6. Penilaian Kinerja
Ketika karyawan dilatih dan kembali ke pekrjaan mereka, salah satu perhatian
manajemen berikutnya adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja (performance
appraisal) adalah suatu penilaian formal mengenai seberapa baik karyawan
melakukan pekerjaan mereka. Kinerja karyawan seharusnya dievaluasi secar
berkala karena berbagai alasan. Salah satu alasan adalah baha penilaian kinerja
diperlukan untuk memvalidasi alat pemilihan atau mengukur dampak dari program
pelatihan. Alasan kedua bersifat administratif, untuk membantu dalam membuat
keputusan mengenai kenaikan gaji, promosi, dan pelatihan. Alasan yang lain
adalah untuk menyediakan timbal balik bagi karyawan untuk membantu mereka
meningkatkan kinerja mereka saat ini dan merencanakan karier di masa mendatang.
Karena evaluasi kinerja seringkali ikut menentukan upah dan promosi, evaluasi
harus adil dan tidak diskriminatif. Dalam kasus penilaian, validasi ini
digunakan untuk menunjukkan bahwa sistem penilaian mengukur kinerja dari elemen
pekerjaan yang penting secar akurat dan tidak mengukur atribut atau perilaku
yang tidak relevan dengan kinerja pekerjaan.
6.1
Metode Penilaian yang Umum
Dua kategori dasar dari metode penilaian yang sering digunakan dalam organisasi
adalah metode objektif dan metode pertimbangan. Pengukuran objektif dari
kinerja (objective measures of performance) meliputi output aktual
(yaitu jumlah unit yang diproduksi), tingkat bahan sisa, volume dolar dari
penjualan, dan jumlah klaim yang diproses. Ukuran kinerja objektif mungkin
dikontaminasi oleh “bias kesempatan” jika beberapa orang memiliki kesempata
yang lebih baik untuk berkinerja lebih baik dari orang lain. Sebagai contoh,
seorang tenaga penjual yang menjual pembersih salju di Michigan memiliki
kesempatan yang lebih besar daripada seorang rekan kerja yang menjual produk
yang sama d Arkansas.
Jenis pengukur objektif yang lain, tes kinerja khusus, adalah metode di mana
setiap karyawan diukur dalam kondisi yang standar. Jenis penilaian ini juga
menghilangkan bias kesempatan. Tes kinerja mengukur kemampuan akan tetapi tidak
mengukur sejauh mana seseorang termotivasi untuk menggunakan kemampuan tersebut
pada kegiatan sehari-hari. (Orang yang berkemampuan tinggi mungkin merupakan seorang
yang malas kecuali ketika sedang diuji). Tes kinerja khusus oleh karena itu
harus didukung oleh metode penilaian lain untuk menyediakan suatu gambaran yang
lengkap mengenai kinerja. Metode pertimbangan (judgemental methods),
yang meliputi teknik rangking dan rating, merupakan suatu cara yang umum untuk
mengukur kinerja. Rangking, membandingkan karyawan secara langsung satu sama
laindan mengurutkan mereka dari yang terbaik hingga yang terburuk. Rangking
memiliki beberapa kekurangan, rangking sulit dilakukan untuk kelompok yang
besar karena orang di tengah-tengah distribusi mungkin sulit untuk dibedakan
satu sama lain secara akurat. Membandingkan orang dari berbagai kelompok
pekerjaan yang berbeda juga cukup sulit. Sebagai contoh, seorang karyawan memperoleh
rangking ketiga dalam suatu kelompok yang kuat mungkin lebih berharga daripada
seorang karyawanyang memperoleh rangking pertama dalam suatu kelompok yang
lemah. Kritik lain dari rangking adalah baha manajer harus mengurutkan orang
atas dasar keseluruhan kinerja, walau setiap orang memiliki kekuatan dan
kelemahan. Lebih lanjut, rangking tidak menyediakan informasi yang berguna
mengenai timbal balik.
Rating berbeda dengan rangking karena membandingkan setiap karyawan dengan
suatu standar tetap dan bukan dengan karyawan lainnya. Suatu skala rating
menyediakan standar tersebut. Contohnya saja skala rating bagi seorang teller
bank. Masing-masing terdiri dari dimensi kinerja yang akan dilakukan rating
(ketepatan waktu, keramahan, ketelitian) diikuti dengan suatu skala yang akan
dijadikan rating. Dalam membangun grafik terkonstruksi, imensi kinerja yang
relevan dengan kinerja pekerjaan harus dipilih. Secara khusus, merek seharusnya
berfokus pada perilaku dan hasil pekerjaan daripada ciri kepribadian atau
sikap.
Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS) merupakan suatu metode rating yang
canggih dan bermanfaat. Supervisor membangun skala rating dengan jangkar
perilaku yang berhubungan. Behaviorally Anchored Rating Scale membantu mengatasi
beberapa keterbatasan dari skala rating standar. Setiap titik di skala ini
disertai dengan suatu jangkar perilaku, yaitu suatu ringkasan dari perilaku
seorang karyaan yang sesuai dengan titik tersebut di skala.
Skala lain dalam rangkaian ini, dikembangakan untuk pekerjaan manajer
departemen dalam suatu jaringan toko khusus, termasuk menangani keluhan
konsumen, merencanakan promosi khusus, mengikuti prosedur perusahaan, mengawasi
tenaga penjualan, dan mendiagnosis serta memecahkan masalah khusus. BARS dapat
efektif karena mensyaratkan manajemen berhati-hati dalam membangun skala dan
menyediakan suatu jangkar yang berguna untuk digunakan oleh supervisor dalam
mengevaluasi orang. Akan tetapi metode ini mahal karena biasanya diperlukan
keahlian dari luar dan skala harus dikembangkan untuk setiap pekerjaan yang ada
di dalam organisasi.
6.2
Kesalahan dalam Penilaian Kinerja
Kesalahan dapat muncul dalam berbagai jenis sistem rangking atau rating. Salah
satu masalah yang umum adalah recency error yaitu kecenderungan untuk
mendasarkan pertimbangan pada kinerja bawahan terkini karena paling mudah untuk
diingat. Seringkali suatu rangking atau rating dimaksudkan untuk mengevaluasi
kinerja dalam seluruh periode waktu, sehingga recency error benar-benar
memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pertimbangan. Kesalahan lain termasuk
penggunaan berlebihan dari salah satu bagian skala, terlalu toleran, terlalu
ketat, atau memberikan seseorang suatu rating “rata-rata”.
Hallo error memungkinkan penilaian seorang karyawan dalam satu dimensi
menjadi menyebar kepada rating karyawan tersebut di dimensi yang lain. Sebagai
contoh, jika seorang karyawan luar biasa dalam dimensi kualitas output, seorang
penilai mungkin cenderung untuk memberikan karyawan tersebut nilai yang lebih
tinggi di dimensi yang lain daripada yang seharusnya diterima oleh karyawan
tersebut. Kesalahan juga dapat muncul karena diskriminasi ras, gender, atau
umur secara disengaja maupun tidak disengaja. Cara terbaik untuk mengatasi kesalahan
ini adalah dengan memastikan pengembangan suatu sistem rating yang valid dan
kemudian melatih manajer tentang bagaimana menggunakannya.
6.3
Timbal Balik Kinerja
Langkah
terakhir dalam sebagian besar sistem penilaian kinerja adalah memberikan timbal
balik kepada bawahan mengenai kinerja mereka. Langkah ini biasanya dalam suatu
pertemuan pribadi antara orang yang dievaluasi dan atasannya. Pembahasan
seharusnya berfokus pada fakta yaitu mengukur tingkat kinerja, bagaimana dan
mengapa penilaian dilakukan, dan bagaiman meningkatkannya dimasa mendatang.
Wawanacara timbal balik tidak mudah untuk dilakukan. Banyak manajer merasa
tidak nyama dengan tugas tersebut, terutama jika timbal balik bersifat negatif
dan bahan merasa kecewa dengan apa yang mereka dengar.
Suatu inovasi terkini dalam penilaian kinerja yang digunakan dalam banyak
organisasi saat ini disebut timbal balik 360 derajat yaitu manajer dievaluasi
oleh setiap orang yang ada disekitar mereka, mulai dari atasan mereka, rekan
kerja, dan bawahan mereka. Pendekatan yang lengkap dan menyeluruh tersebut
memberikan serangkaian informasi yang jauh lebih kaya mengenai kinerja mereka
daripada pendekatan konvensional lain yang diberikan hanya oleh atasan. Tentu
saja, sistem semacam ini juga memerlukan waktu dan harus ditangani untuk
menghindari ketakutan dan ketidakpercayaan di tempat kerja.
Manajer
perlu mengingat bahwa walaupun mereka mungkin mempekerjakan pelamar yang luar
biasa sebagai karyawan, ia masih perlu mengembangkan keterampilan mereka
melalui pelatihan dan pengembangan. Manajer juga harus memahami tujuan dan
teknik dari penilaian kinerja. Yang juga sangat penting adalah menyediakan
timbal balik kinerja bagi karyawan setelah penilaian dilaksanakan.
7. Pemberian Kompensasi Kepada karyawan
Setiap orang memiliki profesi yang
beragam. Entah itu sebagai manajer, akuntan, dokter, guru, dan sebagainya. Jika
orang-orang tersebut bekerja dalam suatu perusahaan tentunya mereka akan
memperoleh yang disebut dengan kompensasi atau yang lebih dikenal dengan upah
atau gaji. Kompensasi sendiri memiliki pengertian sebagai balas jasa yang
diberikan oleh suatu perusahaan. Bagi suatu perusahaan, kompensasi punya arti
penting karena pemberian kompensasi merupakan upaya dalam mempertahankan dan mensejahterakan
karyawannya.
Menurut Dessler (1993:350) kompensasi
adalah:
Semua
bentuk penggajian atau ganjaran yang mengalir kepada pegawai dan timbul dari
kepegawaian mereka. Kompensasi pegawai memiliki dua komponen. Hal ini mencakup
pembayaran uang secara langsung atau direct financial payment dalam bentuk
upah, gaji, insentif, komisi dan bonus; pembayaran tidak langsung atau indirect
payment dalam bentuk tunjangana.
Menurut Swastha dan Sukotjo (2002:267),
kompensasi adalah:
Suatu
imbalan atau balas jasa yang diberikan secara teratur dalam jumlah tertentu
oleh perusahaan kepada karyawan atas kontribusi tenaganya kepada perusahaan
dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Kompensasi da-pat dirupakan upah dan
gaji, di mana pengertian antara keduanya adalah sama atau sinonim, penempatan
perbedannya hanya berdasarkan subjek penerima dan waktu pemberian dari
kompensasi tersebut. Upah lebih ba-nyak dipakai untuk para pekerja (buruh)
dalam periode waktu bulanan atau kurang dari itu, sedangkan gaji biasanya diberikan
per bulan untuk pega-wai perusahaan.
Menurut T. Hani Handoko (2011:245),
kompensasi adalah:
Pemberian
kepada karyawan dengan pembayaran financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan
yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaankegiatan diwaktu yang
akan dating.
-
Fungsi Pemberian
Kompensasi
Pemberian kompensasi mempunyai fungsi dan tujuan. Menurut pendapat Susilo
Martoyo (1990:100), fungsi-fungsi pemberian kompensasi adalah:
1.
Pengalokasian Sumber
Daya Manusia Secara Efisien.
Fungsi
ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup baik pada karyawan yang
berprestasi baik, akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan lebih baik
dan ke arah pekerjaan-pekerjaan yang lebih produktif. Dengan kata lain, ada
kecenderungan para karyawan dapat bergeser atau berpindah dari yang
kompensasinya rendah ke tempat kerja yang kompensasinya tinggi dengan cara
menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik.
2.
Penggunaan Sumber Daya
Manusia Secara Lebih Efisien dan Efektif.
Dengan
pemberian kompensasi yang tinggi kepada seorang karyawan mengandung implikasi
bahwa organisasi akan menggunakan tenaga karyawan termaksud dengan seefisien
dan seefektif mungkin. Sebab dengan cara demikian, organisasi yang bersangkutan
akan memperoleh manfaat dan/ atau keuntungan semaksimal mungkin. Di sinilah
produktivitas karyawan sangat menentukan.
3.
Mendorong Stabilitas dan
Pertumbuhan Ekonomi.
Sebagai
akibat alokasi dan penggunaan sumber daya manusia dalam organisasi yang
bersangkutan secara efisien dan efektif tersebut, maka dapat diharapkan bahwa
sistem pemberian kompensasi tersebut secara langsung dapat membantu stabilitas
organisasi, dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan.
-
Tujuan Pemberian
Kompensasi
Selain beberapa fungsi di atas, jelas kompensasi
mempunyai tujuan-tujuan positif. Pendapat para pakar tentang tujuan pemberian
kompensasi berbagai macam, namun pada prinsipnya sama.
Adapun menurut pendapat Susilo Martoyo (1990:101),
tujuan pemberian kompensasi adalah sebagai berikut:
1. Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi
Karyawan
menerima kompensasi berupa upah, gaji atau bentuk lainnya adalah untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain kebutuhan
ekonominya.
2. Pengkaitan Kompensasi dengan Produktivitas Kerja
Dalam pemberian
kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan bekerja dengan makin
produktif. Dengan produktivitas kerja yang tinggi, ongkos karyawan per
unit/produksi bahkan akan semakin rendah
.
3. Pengakitan Kompensasi dengan Sukses Perusahaan
Makin
berani suatu perusahaan/organisasi memberikan kompensasi yang tinggi, makin
menunjukkan betapa makin suksesnya suatu perusahaan. Sebab pemberian kompensasi
yang tinggi hanya mungkin apabila pendapatan perusahaan yang digunakan untuk
itu makin besar. Berarti beruntung makin besar.
4. Pengkaitan antara Keseimbangan Keadilan Pemberian Kompensasi
Ini
berarti bahwa pemberian kompensasi yang tinggi harus dihubungkan atau
diperbandingkan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh karyawan yang
bersangkutan pada jabatan dan kompensasi yang tinggi tersebut. Sehingga ada
keseimbangan antara “input” (syarat-syarat) dan “Output” (tingginya kompensasi
yang diberikan).
Agar tujuan-tujuan di atas dapat tercapai,
maka pemberian kompensasi dilaksanakan dengan sebaik-baiknya melalui
pengadministrasian yang tepat. Adapun tujuan administrasi kompensasi menurut T.
Hani Handoko (2001:156) adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh Personalia yang Qualified
Kompensasi
perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar. Karena
perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan
harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja.
2. Mempertahankan Para Karyawan yang Ada Sekarang
Bila
tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik akan
keluar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus dijaga agar tetap
kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.
3. Menjamin Keadilan
Administrasi
pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan
atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam
penentuan tingkat kompensasi.
4. Menghargai Perilaku yang Diinginkan
Kompensasi
hendaknya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan. Prestasi kerja yang
baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung-jawab baru dan perilaku-perilaku lain
dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.
5. Mengendalikan Biaya-Biaya
Suatu
program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan dan
mempertahankan sumber daya manusianya pada tingkat biaya yang layak. Tanpa
struktur pengupahan dan penggajian sistematik, organisasi dapat membayar kurang
(underpay) atau lebih (overpay) kepada para karyawannya.
6. Memenuhi Peraturan-Peraturan Legal
Seperti
aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi kompensasi menghadapi
batasan-batasan legal. Program kompensasi yang baik memperhatikan
kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur
kompensasi karyawan.
Dari pemaparan mengenai tujuan
kompensasi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kompensasi mempunyai dampak
positif, baik bagi organisasi yang mengorbankan sumber dananya maupun pihak
pekerja yang mengorbankan daya upayanya.
BAB III
KAJIAN EMPIRIS
A.
PT Unilever
Unilever Indonesia didirikan pada 5
Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama
perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia
mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.
Di Indonesia, Unilever bergerak
dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang
terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk
kosmetik, dan produk rumah tangga.
Produk yang dihasilkan PT Unilever adalah Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro,
Pepsodent, Molto, Lifebuoy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango,
SariWangi, Blue Band, Wall's, Sunlight, Pond's, Lux, Rexona, Pure It, CIF,
Vaseline, Dove, Domestos Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto.
Berikut adalah bagan struktur
organisasi yang dimiliki oleh Unilever Indonesia.
Pada bagan Pembagian struktur
organisasi PT Unilever Indonesia di atas , dapat diketahui bahwa Pembagiannya
berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing masing divisi , dan juga
dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut adalah perinciannya:
Pembagian pertama adalah berdasarkan
pada product yang dihasilkan:
-
Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan
produk makanan yang dihasilkan Unilever
-
Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala
kegiatan berkaitan dengan produk ice cream yang dihasilkan Unilever
Pembagian
kedua adalah berdasarkan functionalnya:
-
Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala
kegiatan berkaitan dengansemua keuangan yang ada pada Unilever.
-
Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang
ada di dalam perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.
-
Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku
(suply chain)
-
Customer development adalah bagian untuk mengurusi
tentang masalah customer, merangkul customer sebanyak banyak nya.
-
Human Resources dan corporate relation: adalah
bagian untuk human resource dan hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama
dengan perusahaan.
Dapat dilihat pada gambar bagan
struktur organisasi di atas, bahwa setiap pembagian director mempunyai sub
divisi yang berada di bawahnya. Contohnya director home dan personal
care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC dan Marketing HPC ,
setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director ,
akan ada dibawah pengawasan director, begitupula pada marketing HPC ada home
care dan personal care , home care dan personal care akan
berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga segala pngaduan kerja
harus melalui marketing HPC dan tidak boleh langsung ke director.
Walaupun demikian, karena Unilever
adalah learning organitation, maka sharing antar divisi boleh dilakukan, tidak
mengenal struktur organisasi. Akan tetapi permasalahan interen di dalam divisi
ini harus diselesaikan per divisi secara urutan struktur organisasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam
PT.Unilever terdapat pembagian divisi, pembagian tersebut dibedakan menjadi
beberapa bagian diantaranya yaitu pembagian berdasarkan produk dan fungsinya. Dalam PT.Unilever dapat dilihat
bahwa setiap pembagian director mempunyai beberapa sub divisi yang berada di
bawahnya. Seperti director home dan personal care,mempunyai sub
divisi yaitu comercial HPC dan Marketing HPC , setiap kegiatan
yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director , akan ada dibawah
pengawasan director, begitupula pada marketing HPC ada home care dan
personal care , home care dan personal care akan berada di bawah
pengawasan marketing HPC sehingga segala pngaduan kerja harus melalui marketing
HPC dan tidak boleh langsung ke director.
Tujuan pembagian divisi dalam suatu
perusahaan biasanya dimaksudkan agar setiap karyawan dalam suatu perusahaan
dapat lebih terfokuskan pada tugasnya masing-masing.
Sebelum
karyawan menduduki jabatannya masing-masing,perusahaan Unilever akan mengadakan
recruitment dengan memilih SDM sesuai persyaratan yang telah di tentukan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memilih SDM antara
lain:
1. Pengisian
formulir lamaran
v Tes
v Wawancara
v Assesment Center
v Teknik lain
Untuk
menyeleksi karyawan dengan manajer atau professional berbeda. Seperti yang
dilakukan oleh perusahaan Unilever wawancara dengan calon manajer atau professional menggunakan
pendekatan yang kurang terstruktur.
PT
Unilever merupakan perusahaan yang ternama di kalangan Internasional.
Jadi,perusahaan ini tidak sembarang untuk memilih atau merekrut karyawannya. PT
Unilever harus mempertimbangkan setiap calon karyawannya untuk mendapatkan
orang-orang yang berkualitas. Setiap karyawan di dalam PT Unilever memerlukan
pelatihan tambahan dan pengembangan
setelah menjalani sistem recruitmen untuk mengetahui jabatan apa yang mereka
duduki.
Setelah
beberapa lama mereka bekerja akan ada beberapa karyawan yang akan mendapatkan
kompensasi. Biasanya kompensasi yang di berikan pada karyawan seperti
è Pengupahan
insentif yaitu memberikan upah atau gaji berdasarkan perbedaan prestasi kerja
sehingga bukan tidak mungkin dua orang yang punya jabatan yang sama akan
menerima upah yang berbeda karena prestasi dalam bekerja yang berbeda, walaupun
keduanya memiliki gaji pokok yang sama.
è Kompensasi
pelengkap atau fringe benefit yaitu salah satu bentuk pemberian kompensasi
berupa program-program pelayanan karyawan dengan tujuan agar mampu
mempertahankan karyawan tersebut dalam jangka panjang. Misalnya saja, tunjangan
pensiun, pesangon, asuransi kecelakaan kerja dan sebagainya.
è Keamanan
dan kesehatan karyawan yaitu merupakan balas jasa peusahaan dalam bentuk non
finansial. Makin baik kondisi keamanan dan kesehatan, maka makin positif
sumbangan karyawan tersebut bagi perusahaan.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
penyusunan personalia di perlukan beberapa proses untuk merekrut karyawan yang
berkualitas. Untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas, perusahaan harus
memilih Sumber Daya Manusia dengan
beberapa teknik-teknik yang ada. Sebagian besar karyawan yang telah di terima
oleh suatu perusahaan memerlukan pelatihan dan pengembangan untuk mengajarkan
beberapa keterampilan yang di perlukan untuk pekerjaan saat ini maupun
pekerjaan di masa mendatang.
PT
Unilever merupakan suatu perusahaan yang
sangat mengutamakan kualitas karyawannya. Hal tersebut terbukti dengan
terkenalnya PT Unilever di kalangan Internasional.
B.
Saran
Setiap organisasi atau perusahaan perlu memiliki
karayawan atau personalia yang professional dalam segala bidang yang ada di
dalam perusahaan, serta didalam sebuah
perusahaan juga perlu diperhatikan kualitas kinerja karyawannya atau personalianya dengan memilih calon karyawan yang berkualifikasi dan
lulus murni dari semua tes – tes yang
ditentukan oleh suatu perusahaan, sehingga kesejahteraan dimasa depan dalam
suatu perusahaan dapat dipertahankan.
DAFTAR
RUJUKAN
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen ( Jilid 1).
Jakarta: Erlangga.
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen ( Edisi 2). Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Sujai, Adi. 2010. Fungsi
dan Tujuan Pemberian Kompensasi,
pemberian-kompensasi/), diakses 17 Februari 2013.
Rachmadani,
Bintari. 2010. Pemberian Kompensasi Pada Karyawan PT. Taspen
(Persero) Indonesia Di Surabaya,
(Online), dalam Alumni (http://alumni.unair.ac.idkumpulanfile10587846339
_abs.pdf), diakses 17 Februari 2013.
SITUS KAMI: WWW . GARNETQQ .
BalasHapusCOM
BONUS SETIAP HARI :0.5% TO SETIAP
HARI JAM 12 PEMBAGIAN BONUS
NYA+referall 0.2% setiap udang teman
bermain tambah 0.2%+++
-CARA MASUK WEB
KE WWW . SMSQQ . COM LALU
MASUK DALAM PERMAIN
ATAU
LINK ALTERNATIVE ; garnetqq.com
silahkan di coba bosq :)
-CARA DAFTAR NEW MEMBER;
Nama :
No Telp :
Nama Bank :
Nama Rekening :
Nomor Rekening :
Email :
User Name :
Password :
-CONTOH DAFTAR
NAMA :SANTI WINATA
NO TLEPON : +85577773548
NAMA BANK : SANTI WINATA
NAMA REKENING: SANTI WINATA
NO REKENING : 123 456 777 912
EMAIL :SANTI
WINATA888@GMAIL.COM
USER NAME :SANTI WINATA45
PASSWORD :12314aaaa
-CARA DAFTAR CONTOH ;
NAMA; ASLINYA
NO TLP YG ASLI
NAMA BANK BLM DAFTAR
PERMAINAN KITA;
NAMA REKENING YG BENAR DI BUKU
BANK YG BELUM DAFTAR
PERMAINAN KAMI
NOMOR REKENING YG BELUM
DAFTAR PERMAINAN KAMI
EMAIL LENGKAP DAN YG BELUM
PERNAH DI DAFTARKAN PERMAINAN
KAMI
USER NAME YG BENAR DAFTAR
WARNA HIJAU
PASWORD HARUS BENAR
CHAND PASWORD PASWORD HARUS
SAMA
-CONTOH KESALAHAN MEMBER
SUSAH DAFTAR ;
1.SEASON EXPAYER=DAFTAR HARUS
CEPAT
2. KODE VALIDASI=KODE SALAH
NOMOR ULANG KEMBALI , KETIKNYA
RESET KEMBALI
MASUK KODENYA
3. REKENING SUDAH
TERDAFTAR=CARA DAFTAR REKING
YG BELUM DAFTAR PERMAIN
SITUS KAMI
-CARA DEPO/STOR DANA ;
MASUK WWW . SMSQQ . COM
PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS
KIRI NAMANYA
STOR DANA
LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU
KALAU BISA NO MINAL UNIK YAH
BOSKU
CONTOHNYA : 50123 ISI FORM NYA
50123 JUGA YAH BOSKU BIAR BANK
ERROR BIAR
CEPET DI PROSES YAH BOSKU PAKE
NOMINAL UNIK SEPERTI ITU YAH
BOSKU^^
KALAU BANK ADA GANGGUAN
MINTA BUKTI TRASFER BIAR CEPAT
DI PROSES DEPO
MASUK YA BOSKU^^
-CARA WD /TARIK DANA ;
MASUK WWW . SMSQQ . COM
PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS
KANAN NAMANYA
TARIK DANA
LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU
DI TARIK CONTOHNYA : DANA YANG
DI TARIK
JADWAL BANK OFF LINE;
MANDIRI ; SENIN -JUMAT ; 22.45-
04.00 WIB
SABTU ;23.00-06.00 WIB
MINGGU ;23.00-05.00 WIB
DANAMON; SENIN-MINGGU TIDAK
ADA OFFLINE
BRI ; SENIN- MINGGU 22.20-04.30
WIB
BNI ; SENIN- MINGGU TIDAK ADA
OFFLINE
BCA ; SENIN-JUMAT ; 21.00-01.00 WIB
SABTU ; 22.00-23.15 WIB
- CARA REFERAL ;
silahkan bosq login terlebih dahulu di
akun nya bosq yha ..
setelah itu bosq bisa klik menu
Referensi yang ada di dalam akun nya
bosq yah ..
Lalu jika sudah di Klik akan muncul
Kode Refferal Anda ( Silahkan bosq isi
sesuai dan
seunik mungkin untuk nama refferal
nya yha bosq )