Laman

Jumat, 15 Juli 2016

Makalah Perkembangan Masa Kanak-kanak (Perkembangan Peserta Didik1)



MAKALAH
PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK 

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan, saat dimana individu relative tidak berdaya dan bergantung pada orang lain. Bagi kebanyakan anak, dalam uraian selanjutnya digunakan kata “anak-anak” yang menunjuk pada pengertian anak yang masih kanak-kanak (masa kanak-kanak) seringkali dianggap tidak ada akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi, melainkan ‘orang-orang dewasa’.
            Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.
            Di dalam kebudayaan yang secara hokum menuntut bahwa anak-anak harus mulai mengikuti pendidikan formal pada usia enam tahun, tekanan dan harapan social memegang peranan penting di dalam menentukan perbedaan antara anak-anak yang belum dan yang sudah tiba masanya memasuki pendidikan sekolah. Kalau usia pemisah antara awal dan akhir masa kanak-kanak adalah lima tahun, kalau setahun sesudahnya, berarti garis pemisahnya tujuh tahun.
            Tekanan dan harapan baru yang mengikuti usia formal sekolah menyebabkan perubahan pola perilaku, minat dan nilai. Akibatnya, anak-anak menjadi manusia yang ‘berbeda’ dari sebelumnya. Peredaan ini menyangkut aspek psikologis, bukan fisik, sehingga pemisahan dalam rentang usia yang panjang ini menjadi ddua kbagian, yakni masa awal dan akhir kanak-kanak.


B.       Rumusan Masalah
1.      Apa difinisi dari pertumbuhan dan perkembangan?
2.      Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan pada masa kanak-kanak?
3.      Apa saja aspek kesehatan dan kebugaran pada masa kanak-kanak?
4.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
5.      Apa saja problema pada masa kanak-kanak?
6.      Apa saja kebutuhan pada masa kanak-kanak?

C.      Tujuan
1.      Menjelaskan definisi dari pertumbuhan dan perkembangan.
2.      Menjabarkan maksud dari pertumbuhan pada masa akank-kanak.
3.      Mengetahui aspek-aspek kesehatan dan kebugaran pada masa kanak-kanak.
4.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
5.      Mengetahui problema pada masa kanak-kanak.
6.      Mengetahui kebutuhan pada masa kanak-kanak.

 

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
            Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
            Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-msing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan lingkungan.
Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan:
1.      Kontinue
2.      Ada masa percepatan dan perlambatan
3.      Perkembangan mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi untuk kecepatan berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi lingkungan.
4.      Perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat.

B.       Pertumbuhan Pada Masa Kanak-Kanak
1.        Tingkat Pertumbuhan
Pada usia anak 10 tahun baik laki-laki maupun perempuan, badannya bertambah berat kurang lebih 3,5 kg dan tingginya bertambah. Namun setelah remaja anak perempuan pada usia 12-13 ini berkembang lebih cepai daripada anak laki-laki. Menurut Tanner, (1973 : 35) anak berusia 7 tahun tidak akan banyak berubah sampai berusia 9 tahun, hal ini dalam keadaan normal. Tingkat pertumbuhan anak sangat berbeda antara ras, bangsa dan tingkal sosial ekonominya. Menurut penelitian yang-dilakukan di berbagai tempat di dunia terdapat rentangan sebesar 9 inci atau 22,5 cm di antara anak-anak dalam ukuran pendek, misalnya di Asia Tenggara, Oceania, dan Amerika Selatan, sedangkan anak-anak dari Eropa Utara dan Tengah, Australia Timur, dan Amerika -Serikat pertumbuhannya lebih tinggi (Meredith, 1969). Walaupun terdapat perbedaan keturunan, pertumbuhan tersebtit juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi atau infeksi penyakit yang merupakan masalah utama dalam kehidiipan. Di samping itu juga karena perbedaan tempat tinggal biasanya anak-anak yang tinggal. di rumah yang bagus akan Iebih matang daripada anak-anak yang-berasal dari keluarga kurang marnpu serta lingkungan kurang baik dan tidak sehat.

2.        Nutrisi dan Pertumbuhan
            Pada usia pertengahan biasanya anak-anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan karena kegiatannya menuntut energi yang. banyak, dan dalam usia ini berat badannya meningkat dua kali lipat. Untuk mendukung pertumbuhan spontan ini, anak-anak memerlukan 2.400 kalori setiap hari, 34 gram protein, dan rata-rata karbohidrat yang tinggi paling minimum harus tetap dipertahankan. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban, karena nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan energi, sedangkan protein lebih untuk meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat mendukung kedua proses tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi tidak optimal.
            Nutrisi juga mempunyai implikasi sosial. Anak tidak dapat bermain dan tetap tinggal diam karena tidak mendapatkan makanan yang cukup. Pengaruh kekurangan nutrisi tersebut juga dapat berlangsung lama sekali. Suatu studi yang memerlukan jangka waktu lama di Guatemala, di mana diteliti nutrisi yang merupakan masalah yang serins, ditemukan balnva sejak kelahiran sampai usia 2 tahun dapat dijadikan petunjuk (predietor) yang sangat bagus bagi perilaku sosial pada usia pertengahan kanak-kanak. Untuk 138 anak-anak usia 6-8 tahun yang diteliti, semuanya mendapatkan ekstra kalori dan vitamin akan totnpi hanya sebagian ynnp, memperoleh protein. Anak-anak yang lidak meniperoleh ekslra protein pada w;iklu mndanya (kanak-kanak) cenderung bersikap pasif, dnn tergantung pada .orang dewasa; sedangkan bagi anak-anak yang meniperoleh nutrisi yang cukup mereka bersifat gembira dan Iebih bersikap sosial dengan teman bermainnya.

3.        Kesehatan dan Kebugaran Anak
Perkembangan vaksin untuk berbagai penyakit kanak-kanak telah membuat kanak-kanak usia pertengahan selamat dalam hidupnya. Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia ini daripada anak-anak yang lebih rendah usianya. Hal ini terbukti dengan adanya imunisasi di sekolah. Hal ini juga mertipakan suatu alasan mengapa tingkat kematian anak-anak usia sekolah tersebut paling rendah sepanjang tahun.

C.      Aspek Kesehatan Pada Masa Kanak-Kanak
1.        Obesity
       Kegemukan pada anak-anak merupakan isu utama di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an, terutama pada anak-anak usia 6-11 tahun. Dalam suatu studi terhadap anak berusia 6 tahun sebanyak 2600 anak kulit putih, dan anak-anak di bawah usia 12 tahun yang terdaftar pada rencana pertahanan kesehatan kurang Iebih 5,5% anak usia 8-10 tahun didiagnosa sebagai kegemuka. Menurut hasil penelitian yang pada iimumnya sering kali bersifat korelasional, berarti balnva kita tidak dapat menarik beberapa kesimpulan berdasarkan sebab-akibat. Sekalipun demikian terdapat suatu basis yang kuat dan dapnt dipercaya bahwa kelebihan berat badan sering kali disebabkan oleh kurang berolahraga dan terlalu banyak makan. Menurut hasil penelitian anak yang diadopsi ternyata mempunyai korelasi positif dengan orang tua aslin/a, namun tidak ada korelasi sama sekali dengan orang tua (A.J. Stunkard, Foeh, & Hrubec, 1986). Di samping itu lingkungan juga berpengaruh besar terhadap kegemukan, biasanya justru terdapU pada masyarakat yang sosial ekonominya kurang, terutama bagi para wanilanya. Anak gemuk biasanya kurang aktif dibandingkan dengan anak hin yang kurang gemuk dan suka menonton TV (Dietz, & Gortmaker, 1985; Kolata, 1986).
Anak-anak gemuk biasanya tidak trnibuh menjadi gemuk pada muianya, namun mereka menjadi gemuk setelah dewasa. (Kolata, 1986) dan anak dewasa yang gemuk menghadapi berbagai risiko dan masalah kesehatan, misalnya tekanan darah, diabetes dan jantung. Sekalipun demikian anak yang gemuk masih. dapat dipelihara dengan baik, antara lain diubah cara makamiya, latihan olah raga secara teratur dengan melibatkan orang tuanya (L H.Epatein & Wing, 1987). Sebaiknya orang tua jangan membiasakan- memberi hadiah makanan yang manis-manis terhadap anaknya yang berperilaku baik, sebaiknya menyediakan makanan kecil yang beraneka .ragam dan berhenti membelikan makanan yang banyak mengandung kalori tinggi atau berlebihan.

2.        Kondisi Medis pada masa kanak-kanak
       Pada umumnya semua anak sering mendapat sakit, namun- peryakit tersebut berlangsung singkat. Selama studi 6 tahun disimpulkan pada umumnya anak-anak mendapat sakit yang akut dalam waktu singkat dengan berbagai kondisi medis, biasanya kena virus atau flu, dan hanya satu dari 9 anak yang menderita penyakit kronis seperti migraine (kepala pusing) atau penglihatan jarak dekat
       Terdapat 80% anak yang sering dirawat karena luka. Di samping itu juga banyak terdapat penyakit seperti sakit tenggorokan, radang tenggorokan, infeksi telinga, dan gangguan emosional yang sering kali menjadi bertambah pada waktu anak mendekati usia puber (Starfield et al, 1984).
2.1.   Penglihatan
            Pada anak usia sekolah, penglihatannya lebih tajam daripada waktu-waktu sebelumn’ya. Anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mnta mereka belum mating (matured) dan dibentuk secara berbeda daripada orang dewasa. Namun setelah usia tersebut, maka mereka bukan hanya lebih matang. tetapi juga dapat memfokuskan penglihatan lebih baik.
            Sekalipun demikian penglihatan dari kalangan kurang mampu tidak dapat berkembang secara normal. Sepuluh persen dari anak berusia 6 tahun mengalami kurang penglihatan, dan tujuh persen mengalami gangguan pandangan jarak jauh; dan kondisi semacam ini meningkat menjadi 17% pada usia 1 1 tahun (U.S Department of Health Education, and Welfare, USDHEW, 1976).

2.2.   Kesehatan Gigi
            Pada usia 6 tahun anak mengalami tumbuh giginya yang pertama kali, yang selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya.
 2.3.   Kebugaran Anak
Pada dewasa ini latihan fisik bagi anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 1960-an. Jantung dan paru-paru mereka bentuknya kurang baik dibandingkan dengan anak-anak yang suka berolahraga daripada anak-nnak usia pertengahan tahun. Hal ini disebabkan mereka kurang aktif berolahraga, dan hanya setengah dari mereka yang mengikuti pendidikan jasmani di sekolah dan hanya sebagian kecil yang suka berolahraga secara individual, misalnya berenang, senam, lari, berjalan kaki atau bersepeda. Sedangkan sebagian besar menghabiskan waktunya untuk menonton program TV di rumah. Hanya mereka yang aktif dalam perkumpulan olahraga secara kelompok atau tim yang memiiiki bentuk rubuh yang baik dan sehat.

D.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
1.        Faktor genetik:
a.       Faktor keturunan masa konsepsi
b.      Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
c.       Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
d.      Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

2.        Faktor eksternal / lingkungan:
Faktor ekssternal pasti akan mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a.       Keluarga
  1. Teman sebaya
  2. Pengalaman hidup
  3. Kesehatan
  4. Lingkungan tempat tinggal

Fisik dan motorik
• BB 16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula tengah, kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari tangan sebagai alat, suka menggambar, melukis dan mewarnai
Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang, mengetahui bagaimana yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan kiri, mendefinisikan objek umum spt garpu, kursi.
Adaptif
Dimeja, menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega, pada saat bermain, memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur sendiri, membaca dari ingatan, dan menikmati permainan mengeja.
Personal-sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara sendiri untuk melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik, meningkatkan sosialisasi, dan akan curang untuk menang.
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:
- Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
- Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun keseimbangan tubuh.
- Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
- Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang berbeda.
- Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian, survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
Stimulasi motorik halus:
- Menggambar, melukis dengan berbagai media.
- Membuat kerajinan dari tanah liat.
- Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca.
- Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.

STIMULASI KOGNITIF
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui terlebih dulu perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak balita perkembangan kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai konsep dasar seperti mengenal bau, warna, huruf, angka, serta pengetahuan umum yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya. Disamping itu perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan bahasa.
Aneka kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognisi anak adalah:
- Mengadakan acara mendongeng.
- Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak sendiri.
- Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia baca.
- Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara verbal, gambar atau  tulisan.
- Berdiskusi tentang suatu tema.
Kegiatan-kegiatan tersebut sangat baik jika divariasikan dengan berbagai kegiatan, seperti membuat kerajinan tangan atau games menarik.
Sedangkan untuk anak 6-12 tahun, perkembangan kognitifnya sangat berkaitan dengan kemampuan akademis yang dipelajari di sekolah. Akan tetapi kemampuan kognitif bisa menjadi lebih optimal apabila otak kanan anak mendapat stimulasi. Anak yang memiliki fungsi otak seimbang akan lebih responsif, kreatif, dan fleksibel.
Kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak 6-12 tahun adalah:
- Ketika mempelajari berbagai kemampuan akademis, guru dan orang tua hendaknya memperhatikan kondisi anak. Contohnya, saat anak sudah terlihat bosan seharusnya secara otomatis materi yang disampaikan pada anak dibumbui atau diselingi dengan permainan atau hal jenaka yang bisa membuat anak tertantang dan gembira. Ingat, selingan seperti ini sebaiknya tetap pada konteks pembicaraan atau pembahasan.
- Stimulasi otak kanan untuk menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui kegiatan music & movement (gerak dan lagu) atau dengan memainkan alat musik tertentu. Bisa juga dengan melakukan kegiatan drama.


STIMULASI AFEKSI
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun. Manfaat utamanya adalah mengembangkan rasa percaya diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan menjalani aturan, memahami orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
- Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
- Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak, serta konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
- Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik atau lebih baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti aturan (terutama pada awal mula diterapkan suatu aturan).
- Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku anak yang kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
- Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia sedih, gembira, marah, berikanlah respons yang sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
- Anak difasilitasi untuk bermain peran.
- Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara verbal, tulisan, ataupun gambar.
- Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
- Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan berbagai permainan dalam rangka mengenalkan aturan main, sportivitas, dan kompetisi.
STIMULASI SPIRITUAL
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kecerdasan spritual anak balita dan usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut:
- Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang menciptakan. Contoh, “Siapa yang membuat meja ini?” anak menjawab, “Tukang kayu.” Lalu kita berikan lagi pemahaman padanya “Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?”
- Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran Tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
- Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam dengan kebesaran Sang Pencipta.
- Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
- Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka bumi.
- Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai pengalamannya ketika sedang mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
- Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas. Lingkungan di mana anak berada sangat memegang peranan penting untuk membentuknya menjadi anak yang bahagia dan sehat.
Jika bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak usia 6-12 tahun:
- Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena bermain lengkap dengan prasarananya.
- Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
- Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah membuat lingkungan yang bisa menerima dan memberi toleransi pada anak dalam berkegiatan. Temanilah selalu anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas memilih apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap dalam koridor keamanan, kesehatan, dan kebaikan.
- Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak bisa, ajak anak bersama-sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa dipercaya, semisal mencarinya dalam kamus atau bertanya pada pakarnya.

 E.       Problema pada Masa Kanak-Kanak
Seperti halnya bahaya pada masa bayi, bahaya pada masa awal kanak-kanak dapat bersifat fisik, psikologis atau keduanya. Gizi yang kurang baik misalnya dapat menghalangi perumbuhan fisik dan mental. Bahaya psikologis pada awal masa kanak-kanak lebih banyak dari pada bahaya fisik dan lebih merusak penyesuaian pribadi serta penyesuaian pribadi serta penyesuaian sosial anak
Bahaya fisik:
§  Kematian, mulai menurun pesat dalam bagian masa akhir bayi dan semakin pesat lagi pada masa awal kanak-kanak. Kematian pada masa awal kanak-kanak lebih sering disebabkan oleh kecelakaan dari pada penyakit.
§  Penyakit, anak-anak sangat mudah terkena semua jenis penyakit akan tetapi karena banyaknya imunisasi yang dapat diperoleh saat ini maka penyakit anak tidak berlangsung lama.
§  Kecelakaan, pada awal masa kanak-kanak biasanya anak cenderung menolak larangan orang tua sehingga terjadilah kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan patah tulang, teriris, dll.
§  Tidak menarik, dengan berjalannya awal masa kanak-kanak, anak-anak semakin tidak menarik sampai ia memasuki masa akhir anak-anak. Hal ini disebabka karena beberapa hal, yaitu dengan berubahnya bentuk tubuh, anak-anak mulai terlihat kurus, sulit diatur dan anak menjadi kurang rapih
§  Kejanggalan, anak-anak dari kodratnya tidak kagok atau kikuk dan setelah tahap anak kecil dilampaui, gerakan yang anggun dari anak kelihatan menakjubkan. Sehingga anak yang gerakannya kikuk dan tidak terkoordinasi akan merasa tidak berbahagia.
§  Kegemukan, anak yang gemuk cenderung mengembangkan diabetes dan mengalami penyakit tekanan darah dan jantung daripada anak yang berat tubuhnya yang kurang lebih normal.
§  Tangan kidal, ia barangkali menjadi bingung bagaimana harus bermodel tangan kanan.
 
Bahaya psikologis:
1. Bahaya dalam berbicara
2. Bahaya emosional
3. Bahaya sosial
4. Bahaya bermain
5. Bahaya dalam perkembangan konsep
6. Bahaya moral
7. Bahaya peran seks
8. Bahaya dalam hubungan keluarga
9. Bahaya kepribadian

 F.       Kebutuhan Masa Kanak-Kanak
1. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan primer bagi seorang anak. Kebutuhan ini meliputi penyediaan makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Sedangkan, untuk mendapatkan perkembangan yang optimal, pemenuhan kebutuhan fisik tentunya tak berbatas aspek kuantitasnya. Namun, lebih penting adalah kualitas dari makanan (asupan gizi) yang diberikan, kenyamanan tempat tinggal, maupun kualitas pakaian yang diberikan.

2.  Kebutuhan Emosi
Selama masa kanak-kanak pola emosi anak sangat kuat hal ini terutama disebabkan karena anak masih labil dan belum seimbang sehingga mudah meledak-ledak. Hal ini mengakibatkan anak sangat sulit dibimbing dan diarahkan. Secara umum terjadi pada masa anak awal namun nampak jelas pada anak usia 2,5 – 3,5 tahun dan usia 5,5 sampai 6,5 tahun.
Pemenuhan kebutuhan emosi ini mempengaruhi kepercayaan diri dan hubungan sosialnya. Kebutuhan ini diberikan melalui orang tua dan keluarganya melalui perhatian, kasih sayang dan kepedulian.
Dengan lingkungan yang kondusif dan membuat anak merasa nyaman dan terlindungi, akan sangat membantu tumbuh kembang anak menjadi pribadi yang matang, tidak mudah emosional dan bertanggunng jawab.

3. Kebutuhan Intelektual
Gerakan anak yang lincah dan dinamis memperlihatkan perkembangan intelektualitas yang potensial. Sebaliknya, anak yang cenderung diam justru perludirangsang untuk mengembangkan aspek intelektualitasnya tersebut.
Namun sayangnya, banyak orang tua merasa terbebani dengan anak yang terlalu lincah dan menganggapnya sebagai kenakalan sehingga sering diredam dan dimarahi. Bila ini dilakukan malah menghambat perkembangan intelektualitas anak.

4. Kebutuhan Sosial
Proses peniruan terhadap orang-orang terdekat merupakan cerminan kebutuhan social anak. Karena itulah seorang anak perlu dikenalkan dengan dunia sekitarnya. Hal ini penting agar anak lebih memahami eksistensinya  di tengah kehidupan social.
Ini dilakukan agar anak tidak minder dan takut saat harus bermain bersama temannya. Kebutuhan social yang terpenuhi dapat mendukung anak mengembangkan potensi lainnya dalam diri.

5. Kebutuhan Moral
Perkembangan moral masa anak awal masih dalam taraf rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar-salah ia juga tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti aturan karena tidak mengerti manfaat sebagai anggota kelompok sosial. Awal masa kanak-kanak merupakan masa dimana disebut sebagai moralitas dengan paksaan. Pada tahap ini anak-anak mengikuti aturan moral tanpa berpikir dan menilai. Ia juga menilai benar dan salah berdasarkan akibat bukan berdasarkan motivasi, perbuatan yang salah adalah perbuatan yang mengakibatkan hukuman.
Maka dari itu, pembekalan terhadap factor nilai dan moralitas sangat penting ditanamkan kepada anak sejak dini agar anak memiliki bekal dalam menilai sebuah system norma yang lebih besar.
 

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pada masa kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Hal ini dikarenakan bahwa di usia 0—8 tahun memerlukan berbagai tahapan untuk memenuhi kebutuhan dan tugas-tugas yang harus dicapai oleh seorang anak. Kebutuhan dan tugas-tugas tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan sekarang dan masa mendaatang, karena pengetahuan pertama yang diterima oleh seorang anak merupakan suatu konsepsi yang dianggap paling benar dan anak tersebut akan mempertahankan pendapatnya tersebut. Masalah-masalah yang muncul pada seorang anak juga dapat menghambat perkembangan anak, baik dalam hal kepribadian, keluarga, serta lingkungan social. Guna menjaga terjalankannya perkembangan anak dengan baik, maka diperlukan suatu pendidikan yang baik. Hal ini mencakup tugas dari orang tua, selaku pendidik awal, guru sebagai pengajar, serta lingkungan social sebagai wadah seorang anak dalam menjalani kehidupan.

B.       Saran
            Setelah mengetahui karakteristik, tugas-tugas, serta kebutuhan anak-anak ini, diharapkan setiap orang tua mampu mendidik anaknya dengan baik. Bagi seorang guru juga mampu menanamkan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Diharapkan pula mampu menjauhkan anak-anak tersebut dari problema perkembangan yag dapat menghambat pertumbuhan seorang anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar