MAKALAH
PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada umumnya orang
berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang
kehidupan, saat dimana individu relative tidak berdaya dan bergantung pada
orang lain. Bagi kebanyakan anak, dalam uraian selanjutnya digunakan kata
“anak-anak” yang menunjuk pada pengertian anak yang masih kanak-kanak (masa
kanak-kanak)
seringkali dianggap tidak
ada akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yakni
pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi, melainkan
‘orang-orang dewasa’.
Masa kanak-kanak dimulai setelah
melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun
sampai saat anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.
Di dalam kebudayaan yang secara
hokum menuntut bahwa anak-anak harus mulai mengikuti pendidikan formal pada
usia enam tahun, tekanan dan harapan social memegang peranan penting di dalam
menentukan perbedaan antara anak-anak yang belum dan yang sudah tiba masanya
memasuki pendidikan sekolah. Kalau usia pemisah antara awal dan akhir masa
kanak-kanak adalah lima tahun, kalau setahun sesudahnya, berarti garis
pemisahnya tujuh tahun.
Tekanan dan harapan baru yang
mengikuti usia formal sekolah menyebabkan perubahan pola perilaku, minat dan
nilai. Akibatnya, anak-anak menjadi manusia yang ‘berbeda’ dari sebelumnya.
Peredaan ini menyangkut aspek psikologis, bukan fisik, sehingga pemisahan dalam
rentang usia yang panjang ini menjadi ddua kbagian, yakni masa awal dan akhir
kanak-kanak.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa difinisi dari
pertumbuhan dan perkembangan?
2.
Apa yang dimaksud
dengan pertumbuhan pada masa kanak-kanak?
3. Apa saja aspek kesehatan dan
kebugaran pada masa kanak-kanak?
4.
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
5. Apa saja problema pada masa kanak-kanak?
6.
Apa saja kebutuhan pada masa kanak-kanak?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
definisi dari pertumbuhan dan perkembangan.
2.
Menjabarkan maksud
dari pertumbuhan pada masa akank-kanak.
3.
Mengetahui
aspek-aspek kesehatan dan kebugaran pada masa kanak-kanak.
4.
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
5.
Mengetahui problema
pada masa kanak-kanak.
6.
Mengetahui
kebutuhan pada masa kanak-kanak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ
maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolik.
Perkembangan adalah bertambah
kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses
pematangan.sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-msing dapat memenuhi fungsinya
termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan
lingkungan.
Ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan:
1. Kontinue
2. Ada
masa percepatan dan perlambatan
3. Perkembangan
mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi untuk kecepatan
berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi lingkungan.
4. Perkembangan
erat dengan maturasi susunan saraf pusat.
B.
Pertumbuhan Pada Masa Kanak-Kanak
1.
Tingkat Pertumbuhan
Pada usia anak 10 tahun
baik laki-laki maupun perempuan, badannya bertambah berat kurang lebih 3,5 kg
dan tingginya bertambah. Namun setelah remaja anak perempuan pada usia 12-13
ini berkembang lebih cepai daripada anak laki-laki. Menurut Tanner, (1973 : 35)
anak berusia 7 tahun tidak akan banyak berubah sampai berusia 9 tahun, hal ini
dalam keadaan normal. Tingkat pertumbuhan anak sangat berbeda antara ras,
bangsa dan tingkal sosial ekonominya. Menurut penelitian yang-dilakukan di
berbagai tempat di dunia terdapat rentangan sebesar 9 inci atau 22,5 cm di
antara anak-anak dalam ukuran pendek, misalnya di Asia Tenggara, Oceania, dan
Amerika Selatan, sedangkan anak-anak dari Eropa Utara dan Tengah, Australia
Timur, dan Amerika -Serikat pertumbuhannya lebih tinggi (Meredith, 1969).
Walaupun terdapat perbedaan keturunan, pertumbuhan tersebtit juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Anak-anak yang tumbuh paling tinggi
biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi atau infeksi penyakit
yang merupakan masalah utama dalam kehidiipan. Di samping itu juga karena
perbedaan tempat tinggal biasanya anak-anak yang tinggal. di rumah yang bagus
akan Iebih matang daripada anak-anak yang-berasal dari keluarga kurang marnpu
serta lingkungan kurang baik dan tidak sehat.
2.
Nutrisi dan Pertumbuhan
Pada
usia pertengahan biasanya anak-anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka
banyak makan karena kegiatannya menuntut energi yang. banyak, dan dalam usia
ini berat badannya meningkat dua kali lipat. Untuk mendukung pertumbuhan
spontan ini, anak-anak memerlukan 2.400 kalori setiap hari, 34 gram protein,
dan rata-rata karbohidrat yang tinggi paling minimum harus tetap dipertahankan.
Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lamban, karena nutrisi
tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan energi, sedangkan protein lebih
untuk meningkatkan pertumbuhan. Apabila makanan tidak dapat mendukung kedua
proses tersebut sepenuhnya maka pertumbuhannya menjadi tidak optimal.
Nutrisi juga mempunyai implikasi sosial. Anak tidak dapat bermain dan tetap tinggal diam karena tidak mendapatkan makanan yang cukup. Pengaruh kekurangan nutrisi tersebut juga dapat berlangsung lama sekali. Suatu studi yang memerlukan jangka waktu lama di Guatemala, di mana diteliti nutrisi yang merupakan masalah yang serins, ditemukan balnva sejak kelahiran sampai usia 2 tahun dapat dijadikan petunjuk (predietor) yang sangat bagus bagi perilaku sosial pada usia pertengahan kanak-kanak. Untuk 138 anak-anak usia 6-8 tahun yang diteliti, semuanya mendapatkan ekstra kalori dan vitamin akan totnpi hanya sebagian ynnp, memperoleh protein. Anak-anak yang lidak meniperoleh ekslra protein pada w;iklu mndanya (kanak-kanak) cenderung bersikap pasif, dnn tergantung pada .orang dewasa; sedangkan bagi anak-anak yang meniperoleh nutrisi yang cukup mereka bersifat gembira dan Iebih bersikap sosial dengan teman bermainnya.
Nutrisi juga mempunyai implikasi sosial. Anak tidak dapat bermain dan tetap tinggal diam karena tidak mendapatkan makanan yang cukup. Pengaruh kekurangan nutrisi tersebut juga dapat berlangsung lama sekali. Suatu studi yang memerlukan jangka waktu lama di Guatemala, di mana diteliti nutrisi yang merupakan masalah yang serins, ditemukan balnva sejak kelahiran sampai usia 2 tahun dapat dijadikan petunjuk (predietor) yang sangat bagus bagi perilaku sosial pada usia pertengahan kanak-kanak. Untuk 138 anak-anak usia 6-8 tahun yang diteliti, semuanya mendapatkan ekstra kalori dan vitamin akan totnpi hanya sebagian ynnp, memperoleh protein. Anak-anak yang lidak meniperoleh ekslra protein pada w;iklu mndanya (kanak-kanak) cenderung bersikap pasif, dnn tergantung pada .orang dewasa; sedangkan bagi anak-anak yang meniperoleh nutrisi yang cukup mereka bersifat gembira dan Iebih bersikap sosial dengan teman bermainnya.
3.
Kesehatan dan Kebugaran Anak
Perkembangan vaksin untuk
berbagai penyakit kanak-kanak telah membuat kanak-kanak usia pertengahan
selamat dalam hidupnya. Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia ini
daripada anak-anak yang lebih rendah usianya. Hal ini terbukti dengan adanya
imunisasi di sekolah. Hal ini juga mertipakan suatu alasan mengapa tingkat
kematian anak-anak usia sekolah tersebut paling rendah sepanjang tahun.
C.
Aspek Kesehatan
Pada Masa Kanak-Kanak
1.
Obesity
Kegemukan pada anak-anak merupakan isu utama di Amerika
Serikat sejak tahun 1970-an, terutama pada anak-anak usia 6-11 tahun. Dalam
suatu studi terhadap anak berusia 6 tahun sebanyak 2600 anak kulit putih, dan
anak-anak di bawah usia 12 tahun yang terdaftar pada rencana pertahanan
kesehatan kurang Iebih 5,5% anak usia 8-10 tahun didiagnosa sebagai kegemuka.
Menurut hasil penelitian yang pada iimumnya sering kali bersifat korelasional,
berarti balnva kita tidak dapat menarik beberapa kesimpulan berdasarkan
sebab-akibat. Sekalipun demikian terdapat suatu basis yang kuat dan dapnt
dipercaya bahwa kelebihan berat badan sering kali disebabkan oleh kurang
berolahraga dan terlalu banyak makan. Menurut hasil penelitian anak yang
diadopsi ternyata mempunyai korelasi positif dengan orang tua aslin/a, namun
tidak ada korelasi sama sekali dengan orang tua (A.J. Stunkard, Foeh, & Hrubec,
1986). Di samping itu lingkungan juga berpengaruh besar terhadap kegemukan,
biasanya justru terdapU pada masyarakat yang sosial ekonominya kurang, terutama
bagi para wanilanya. Anak gemuk biasanya kurang aktif dibandingkan dengan anak
hin yang kurang gemuk dan suka menonton TV (Dietz, & Gortmaker, 1985;
Kolata, 1986).
Anak-anak
gemuk biasanya tidak trnibuh menjadi gemuk pada muianya, namun mereka menjadi
gemuk setelah dewasa. (Kolata, 1986) dan anak dewasa yang gemuk menghadapi
berbagai risiko dan masalah kesehatan, misalnya tekanan darah, diabetes dan
jantung. Sekalipun demikian anak yang gemuk masih. dapat dipelihara dengan
baik, antara lain diubah cara makamiya, latihan olah raga secara teratur dengan
melibatkan orang tuanya (L H.Epatein & Wing, 1987). Sebaiknya orang tua
jangan membiasakan- memberi hadiah makanan yang manis-manis terhadap anaknya
yang berperilaku baik, sebaiknya menyediakan makanan kecil yang beraneka .ragam
dan berhenti membelikan makanan yang banyak mengandung kalori tinggi atau berlebihan.
2.
Kondisi Medis pada masa
kanak-kanak
Pada umumnya semua anak sering mendapat sakit, namun- peryakit
tersebut berlangsung singkat. Selama studi 6 tahun disimpulkan pada umumnya
anak-anak mendapat sakit yang akut dalam waktu singkat dengan berbagai kondisi
medis, biasanya kena virus atau flu, dan hanya satu dari 9 anak yang menderita
penyakit kronis seperti migraine (kepala pusing) atau penglihatan jarak dekat
Terdapat 80% anak yang sering dirawat karena luka. Di samping
itu juga banyak terdapat penyakit seperti sakit tenggorokan, radang
tenggorokan, infeksi telinga, dan gangguan emosional yang sering kali menjadi
bertambah pada waktu anak mendekati usia puber (Starfield et al, 1984).
2.1.
Penglihatan
Pada anak usia sekolah,
penglihatannya lebih tajam daripada waktu-waktu sebelumn’ya. Anak-anak yang
berusia di bawah 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mnta
mereka belum mating (matured) dan dibentuk secara berbeda daripada orang
dewasa. Namun setelah usia tersebut, maka mereka bukan hanya lebih matang.
tetapi juga dapat memfokuskan penglihatan lebih baik.
Sekalipun demikian penglihatan dari
kalangan kurang mampu tidak dapat berkembang secara normal. Sepuluh persen dari
anak berusia 6 tahun mengalami kurang penglihatan, dan tujuh persen mengalami
gangguan pandangan jarak jauh; dan kondisi semacam ini meningkat menjadi 17%
pada usia 1 1 tahun (U.S Department of Health Education, and Welfare, USDHEW,
1976).
2.2.
Kesehatan Gigi
Pada usia 6 tahun anak mengalami tumbuh giginya yang
pertama kali, yang selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun
sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya.
2.3.
Kebugaran Anak
Pada
dewasa ini latihan fisik bagi anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan
tahun 1960-an. Jantung dan paru-paru mereka bentuknya kurang baik dibandingkan
dengan anak-anak yang suka berolahraga daripada anak-nnak usia pertengahan
tahun. Hal ini disebabkan mereka kurang aktif berolahraga, dan hanya setengah
dari mereka yang mengikuti pendidikan jasmani di sekolah dan hanya sebagian
kecil yang suka berolahraga secara individual, misalnya berenang, senam, lari,
berjalan kaki atau bersepeda. Sedangkan sebagian besar menghabiskan waktunya
untuk menonton program TV di rumah. Hanya mereka yang aktif dalam perkumpulan
olahraga secara kelompok atau tim yang memiiiki bentuk rubuh yang baik dan
sehat.
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
1.
Faktor genetik:
a. Faktor keturunan masa konsepsi
b. Bersifat tetap atau tidak berubah
sepanjang kehidupan
c. Menentukan beberapa karakteristik
seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap
tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
d. Potensi genetik yang bermutu
hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh
hasil akhir yang optimal.
2.
Faktor eksternal / lingkungan:
Faktor ekssternal pasti akan mempengaruhi individu setiap hari
mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a. Keluarga
- Teman sebaya
- Pengalaman hidup
- Kesehatan
- Lingkungan tempat tinggal
Fisik dan motorik
• BB 16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula
tengah, kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari
tangan sebagai alat, suka menggambar, melukis dan mewarnai
Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang,
mengetahui bagaimana yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah
sekaligus, mengetahui tangan kanan dan kiri, mendefinisikan objek umum spt
garpu, kursi.
Adaptif
Dimeja, menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega, pada
saat bermain, memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila diberi jarum, mandi
tanpa pengawasan, tidur sendiri, membaca dari ingatan, dan menikmati permainan
mengeja.
Personal-sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai
cara sendiri untuk melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik,
meningkatkan sosialisasi, dan akan curang untuk menang.
Stimulasi motorik kasar yang bisa
dilakukan:
- Bermain kasti,
basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih
keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan
main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
- Berenang.
Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur motorik
kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat
jenis maupun keseimbangan tubuh.
- Lompat jauh.
Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada kegiatan
ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
- Lari maraton.
Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang berbeda.
- Kegiatan outbound.
Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua kemampuan motorik
kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian,
survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya menjaga
keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
Stimulasi motorik halus:
- Menggambar, melukis dengan berbagai media.
- Membuat kerajinan dari tanah liat.
- Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka
dari kain perca.
- Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan
sebagainya.
STIMULASI KOGNITIF
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus
mengetahui terlebih dulu perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk
anak balita perkembangan kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai
konsep dasar seperti mengenal bau, warna, huruf, angka, serta pengetahuan umum
yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya. Disamping itu perkembangan kognitif
berkaitan erat dengan perkembangan bahasa.
- Mengadakan acara mendongeng.
- Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si
anak sendiri.
- Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang
sudah dia baca.
- Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang
bisa dilakukan secara verbal, gambar atau
tulisan.
- Berdiskusi tentang suatu tema.
Kegiatan-kegiatan tersebut sangat baik jika
divariasikan dengan berbagai kegiatan, seperti membuat kerajinan tangan atau
games menarik.
Sedangkan untuk anak 6-12 tahun, perkembangan kognitifnya
sangat berkaitan dengan kemampuan akademis yang dipelajari di sekolah. Akan
tetapi kemampuan kognitif bisa menjadi lebih optimal apabila otak kanan anak
mendapat stimulasi. Anak yang memiliki fungsi otak seimbang akan lebih
responsif, kreatif, dan fleksibel.
Kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak 6-12 tahun adalah:
- Ketika mempelajari berbagai kemampuan akademis, guru dan
orang tua hendaknya memperhatikan kondisi anak. Contohnya, saat anak sudah
terlihat bosan seharusnya secara otomatis materi yang disampaikan pada anak
dibumbui atau diselingi dengan permainan atau hal jenaka yang bisa membuat anak
tertantang dan gembira. Ingat, selingan seperti ini sebaiknya tetap pada
konteks pembicaraan atau pembahasan.
- Stimulasi otak kanan untuk menstimulasi kemampuan
kognitif dapat dilakukan melalui kegiatan music & movement (gerak
dan lagu) atau dengan memainkan alat musik tertentu. Bisa juga dengan melakukan
kegiatan drama.
STIMULASI AFEKSI
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal maupun intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun. Manfaat
utamanya adalah mengembangkan rasa percaya diri, memupuk kemandirian,
mengetahui dan menjalani aturan, memahami orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
- Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
- Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh
dan tidak, serta konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
- Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya
dengan baik atau lebih baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat
mengikuti aturan (terutama pada awal mula diterapkan suatu aturan).
- Berikan konsekuensi negatif
atau punishment terhadap tingkah laku anak yang kurang baik atau
tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
- Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak.
Contoh, saat dia sedih, gembira, marah, berikanlah respons yang sesuai dengan
kebutuhannya kala itu.
- Anak difasilitasi untuk bermain peran.
- Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik
secara verbal, tulisan, ataupun gambar.
- Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
- Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan
berbagai permainan dalam rangka mengenalkan aturan main, sportivitas, dan
kompetisi.
STIMULASI SPIRITUAL
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang
Pencipta. Di sinilah anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba
Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual juga
berkaitan dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian dari alam semesta. Di sini
anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh makhluk
Tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan kecerdasan
spritual anak balita dan usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut:
- Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang
menciptakan. Contoh, “Siapa yang membuat meja ini?” anak menjawab, “Tukang
kayu.” Lalu kita berikan lagi pemahaman padanya “Apakah sama meja ini dengan
tukang kayu yang membuatnya?”
- Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di
sekitarnya dengan kebesaran Tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
- Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di
alam dengan kebesaran Sang Pencipta.
- Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
- Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak
lakukan sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka
bumi.
- Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai
pengalamannya ketika sedang mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan.
Ketika menemukan jalan keluar dari kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa
Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
- Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya
menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas.
Lingkungan di mana anak berada sangat memegang peranan penting untuk
membentuknya menjadi anak yang bahagia dan sehat.
Jika bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak
balita dan anak usia 6-12 tahun:
- Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya
arena bermain lengkap dengan prasarananya.
- Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan
atas kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
- Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan,
cukuplah membuat lingkungan yang bisa menerima dan memberi toleransi pada anak
dalam berkegiatan. Temanilah selalu anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas
memilih apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap dalam koridor keamanan,
kesehatan, dan kebaikan.
- Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak
bisa, ajak anak bersama-sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa
dipercaya, semisal mencarinya dalam kamus atau bertanya pada pakarnya.
E. Problema pada Masa
Kanak-Kanak
Seperti halnya bahaya pada masa bayi, bahaya pada masa awal
kanak-kanak dapat bersifat fisik, psikologis atau keduanya. Gizi yang kurang
baik misalnya dapat menghalangi perumbuhan fisik dan mental. Bahaya psikologis
pada awal masa kanak-kanak lebih banyak dari pada bahaya fisik dan lebih
merusak penyesuaian pribadi serta penyesuaian pribadi serta penyesuaian sosial
anak
Bahaya fisik:
§ Kematian, mulai menurun pesat dalam bagian masa akhir bayi dan
semakin pesat lagi pada masa awal kanak-kanak. Kematian pada masa awal
kanak-kanak lebih sering disebabkan oleh kecelakaan dari pada penyakit.
§ Penyakit, anak-anak sangat mudah terkena semua jenis penyakit akan
tetapi karena banyaknya imunisasi yang dapat diperoleh saat ini maka penyakit anak
tidak berlangsung lama.
§ Kecelakaan, pada awal masa kanak-kanak biasanya anak cenderung
menolak larangan orang tua sehingga terjadilah kecelakaan seperti jatuh yang
menyebabkan patah tulang, teriris, dll.
§ Tidak menarik, dengan berjalannya awal masa kanak-kanak, anak-anak
semakin tidak menarik sampai ia memasuki masa akhir anak-anak. Hal ini
disebabka karena beberapa hal, yaitu dengan berubahnya bentuk tubuh, anak-anak
mulai terlihat kurus, sulit diatur dan anak menjadi kurang rapih
§ Kejanggalan, anak-anak dari kodratnya tidak kagok atau kikuk dan
setelah tahap anak kecil dilampaui, gerakan yang anggun dari anak kelihatan
menakjubkan. Sehingga anak yang gerakannya kikuk dan tidak terkoordinasi akan
merasa tidak berbahagia.
§ Kegemukan, anak yang gemuk cenderung mengembangkan diabetes dan
mengalami penyakit tekanan darah dan jantung daripada anak yang berat tubuhnya
yang kurang lebih normal.
§ Tangan kidal, ia barangkali menjadi bingung bagaimana harus bermodel
tangan kanan.
Bahaya psikologis:
1. Bahaya dalam
berbicara
2. Bahaya emosional
3. Bahaya sosial
4. Bahaya bermain
5. Bahaya dalam perkembangan konsep
6. Bahaya moral
7. Bahaya peran seks
8. Bahaya dalam hubungan keluarga
9. Bahaya kepribadian
2. Bahaya emosional
3. Bahaya sosial
4. Bahaya bermain
5. Bahaya dalam perkembangan konsep
6. Bahaya moral
7. Bahaya peran seks
8. Bahaya dalam hubungan keluarga
9. Bahaya kepribadian
F. Kebutuhan Masa Kanak-Kanak
1.
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan
fisik merupakan kebutuhan primer bagi seorang anak. Kebutuhan ini meliputi
penyediaan makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Sedangkan, untuk mendapatkan
perkembangan yang optimal, pemenuhan kebutuhan fisik tentunya tak berbatas
aspek kuantitasnya. Namun, lebih penting adalah kualitas dari makanan (asupan
gizi) yang diberikan, kenyamanan tempat tinggal, maupun kualitas pakaian yang
diberikan.
2. Kebutuhan Emosi
Selama
masa kanak-kanak pola emosi anak sangat kuat hal ini terutama disebabkan karena
anak masih labil dan belum seimbang sehingga mudah meledak-ledak. Hal ini
mengakibatkan anak sangat sulit dibimbing dan diarahkan. Secara umum terjadi
pada masa anak awal namun nampak jelas pada anak usia 2,5 – 3,5 tahun dan usia
5,5 sampai 6,5 tahun.
Pemenuhan
kebutuhan emosi ini mempengaruhi kepercayaan diri dan hubungan sosialnya.
Kebutuhan ini diberikan melalui orang tua dan keluarganya melalui perhatian,
kasih sayang dan kepedulian.
Dengan
lingkungan yang kondusif dan membuat anak merasa nyaman dan terlindungi, akan
sangat membantu tumbuh kembang anak menjadi pribadi yang matang, tidak mudah
emosional dan bertanggunng jawab.
3.
Kebutuhan Intelektual
Gerakan
anak yang lincah dan dinamis memperlihatkan perkembangan intelektualitas yang
potensial. Sebaliknya, anak yang cenderung diam justru perludirangsang untuk
mengembangkan aspek intelektualitasnya tersebut.
Namun
sayangnya, banyak orang tua merasa terbebani dengan anak yang terlalu lincah
dan menganggapnya sebagai kenakalan sehingga sering diredam dan dimarahi. Bila
ini dilakukan malah menghambat perkembangan intelektualitas anak.
4.
Kebutuhan Sosial
Proses
peniruan terhadap orang-orang terdekat merupakan cerminan kebutuhan social
anak. Karena itulah seorang anak perlu dikenalkan dengan dunia sekitarnya. Hal
ini penting agar anak lebih memahami eksistensinya di tengah kehidupan social.
Ini
dilakukan agar anak tidak minder dan takut saat harus bermain bersama temannya.
Kebutuhan social yang terpenuhi dapat mendukung anak mengembangkan potensi
lainnya dalam diri.
5.
Kebutuhan Moral
Perkembangan
moral masa anak awal masih dalam taraf rendah. Hal ini disebabkan karena
perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat
mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar-salah ia juga
tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti aturan karena tidak mengerti manfaat
sebagai anggota kelompok sosial. Awal masa kanak-kanak merupakan masa dimana
disebut sebagai moralitas dengan paksaan.
Pada tahap ini anak-anak mengikuti aturan moral tanpa berpikir dan menilai. Ia
juga menilai benar dan salah berdasarkan akibat bukan berdasarkan motivasi,
perbuatan yang salah adalah perbuatan yang mengakibatkan hukuman.
Maka
dari itu, pembekalan terhadap factor nilai dan moralitas sangat penting
ditanamkan kepada anak sejak dini agar anak memiliki bekal dalam menilai sebuah
system norma yang lebih besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan pada masa kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan masa bayi. Hal ini dikarenakan bahwa di usia 0—8 tahun
memerlukan berbagai tahapan untuk memenuhi kebutuhan dan tugas-tugas yang harus
dicapai oleh seorang anak. Kebutuhan dan tugas-tugas tersebut sangat
berpengaruh terhadap kehidupan sekarang dan masa mendaatang, karena pengetahuan
pertama yang diterima oleh seorang anak merupakan suatu konsepsi yang dianggap
paling benar dan anak tersebut akan mempertahankan pendapatnya tersebut.
Masalah-masalah yang muncul pada seorang anak juga dapat menghambat
perkembangan anak, baik dalam hal kepribadian, keluarga, serta lingkungan
social. Guna menjaga terjalankannya perkembangan anak dengan baik, maka diperlukan
suatu pendidikan yang baik. Hal ini mencakup tugas dari orang tua, selaku
pendidik awal, guru sebagai pengajar, serta lingkungan social sebagai wadah
seorang anak dalam menjalani kehidupan.
B. Saran
Setelah mengetahui
karakteristik, tugas-tugas, serta kebutuhan anak-anak ini, diharapkan setiap
orang tua mampu mendidik anaknya dengan baik. Bagi seorang guru juga mampu
menanamkan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Diharapkan pula mampu
menjauhkan anak-anak tersebut dari problema perkembangan yag dapat menghambat
pertumbuhan seorang anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar