BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sesuai dengan
fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik harus
memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Nantinya, jika sebuah perusahaan
memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang baik, bukan hanya lingkungan
makro dan mikronya saja yang akan menikmati keuntungan, tetapi juga perusahaan
itu sendiri.
Namun dewasa
ini telah kita ketahui banyak sekali gejolak sosial dalam lingkungan bisnis,
yang semua itu menyangkut dengan pelanggaran etika dan tanggung jawab bisnis.
Seringkali kita melihat dan membaca berbagai media yang mengupas permasalahan
tanggung jawab sosial dan etika bisnis oleh para pelaku bisnis (Sunarto SE., MM,Pengantar Bisnis, 2003 : 38).
Seperti halnya kasus yang terjadi di ladang
minyak Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) dipicu karena
adanya pengabaian hak sosial, budaya dan ekonomi oleh PT Medco E&P Tomori. Seperti
yang telah diberitakan, Kerusuhan di Tiaka pecah, Senin (22/8) saat warga
melakukan unjuk rasa di lapangan minyak yang dikelola bersama antara PT
Pertamina dan Medco E&P Tomori Sulawesi. Mereka menuntut investor
merealisasikan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility) di Kecamatan Mamosalato, Bungku dan Baturube. Dalam peristiwa
tersebut, dua orang warga dinyatakan tewas tertembak oleh polisi, sementara
belasan orang lainnya masih dirawat di rumah sakit setempat, dan sekitar 24
orang ditangkap oleh aparat kepolisian. Perusahaan tambang minyak tersebut
telah merampas hak-hak masyarakat yang seharusnya diberikan perusahaan, Namun
PT Medco hanya sebatas mengumbar janji terhadap warga Desa Kolo Bawah,
Kecamatan Mamosalato yang akhirnya warga menggelar aksi unjuk rasa yang
berujung kerusuhan (dikutip dari http://www.seruu.com/utama/nasional/artikel/komnas-ham-sulteng-kerusuhan-tiaka-jelas-pelanggaran-ham).
Dari masalah Tiaka tersebut
dapat disimpulkan bahwa masyarakat semakin menuntut peran yang lebih nyata dari
pelaku bisnis untuk terlibat lebih banyak dalam aktifitas sosial, serta
menerapkan etika dan perilaku bisnisnya. Pelaku bisnis merespon tuntutan
masyarakat yang sangat variatif. oleh karena itu untuk meminimalsir gejolak
sosial yang terjadi dalam lingkungan bisnis kami menyajikan makalah denan judul
“Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis”.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana sistem bisnis
yang kompleks?
1.2.2
Apa yang dimaksud dengan
etika dan etika bisnis?
1.2.3
Bagaimana Konsep dari
etika bisnis?
1.2.4
Bagaimana bentuk-bentuk
tanggung jawab sosial suatu bisnis?
1.2.5
Apa yang dimaksud dari
masalah polusi dan apa saja penyebab dari masalah polusi, serta bagaimana cara
mengatasinya?
1.3
Tujuan
1.3.1
Memahami konsep dari
sistem bisnis yang kompleks;
1.3.2
Memahami definisi dari
etika dan etika bisnis;
1.3.3
Memahami dan
menjabarkan konsep dari etika bisnis;
1.3.4
Menjabarkan dan
menjelaskan tentang bentuk-bentuk tanggung jawab sosial dari suatu bisnis;
1.3.5
Memahami masalah polusi
yang terjadi, penyebab masalah polusi, dan dapat mengaplikasikan
penganggulangan masalah polusi dalam kehidupan bisnis sehari-hari.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian
Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang
terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem)
Sistem adalah suatu kesatuan atau unit yang terdiri
dari sub – sub sistem yang saling bekerjasama ataupun saling mempengaruhi
secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu (Pengantar Bisnis : 13)
2.2
Pengertian
Etika
Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Menurut Kamus Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta) etika adalah “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR
"etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik. (dikutip dari http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/2012/09/pengertian-etika-etika-bisnis-dan.html)
Etika
merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan
yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, Bisnis edisi kedelapan, 2006 : 58)
Perkataan
etika berasal dari perkataan yunani yaitu, Ethos yang berarti karakter atau
sifat individu yang baik. Pada dasarnya etika dapat didenfinisikan sebagai
prinsip-prinsip moral dalam hidup manusia yang akan menentukan tingkah laku
yang benar yang harus dijalankan dan tingkah laku yang salah yang harus
dihindari. (Sadono sukirno, Pengantar
Bisnis, 2012 : 325)
Etika
adalah suatu study mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang
dilakukan seseorang. Keputusan etik adalah suatu hal yang benar mengenai
perilaku standar. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah
penerapan standar moral kedalam kegiatan bisnis.( Prof.Dr.H.Buchari Alma Columbus, Pengantar Bisnis 1992 : 184)
Ethics
is the study of right and wrong and of the morality of choice made by
individual. An ethical dicision or action is one that is right according to
some standart of behavior. (Prof.Dr.H.Buchari
Alma Columbus, Pengantar Bisnis 2010 : 184)
2.3
Pengertian
Etika Bisnis
Etika bisnis adalah suatu bagian
yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para
pelaku-pelaku bisnis. (Agus Arijanto,
SE., MM, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, 2011 : 2)
Etika
bisnis merupakan penerapan tanggung jawab social suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. (Drs.
Indriyo Gitosudarmo,M.Com, pengantar bisnis edisi 2, 1992)
Etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005)
Business
ethics is a system of “oughts” a collection of principles and rules of conduct
based on beliefs about what is right and wrong business behavior. (W.F.
Shchoell in Prof.Dr.H.Buchari Alma
Columbus, Pengantar Bisnis 2010 : 184)
2.4
Pengertian
Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Tanggung jawab sosial perusahaan
atau Corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep
bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memilki suatu
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. (Afwan Hariri, Pengantar Bisnis, 2009 : 34)
Tanggung jawab sosial
(Social Responbility) merupakan usaha suatu bisnis menyeimbangkankan
komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya yang meliputi,
bisnis lain, karyawan, investor, dan komunitas lokal. (Ricky
W.Griffin, Bisnis, 2006 : 68)
2.5
Pengertian
Polusi
Polusi merupakan masuknya zat-zat
berbahaya ke dala lingkungan. Polusi terdiri dari polusi udara yang terjadi
apabila beberapa faktor bergabung bersama sehingga menurunkan kualitas
udara,polusi air terjadi akibat pembuangan bahan-bahan kimia dan sampah pada
air secara langsung,dan polusi tanah.( Ricky
W.Griffin, Bisnis, 2006 : 73)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Sistem Bisnis yang
Kompleks
Sistem
bisnis yang kompleks merupakan suatu kesatuan dari sub sistem yang ada untuk mencapai
tujuan suatu bisnis. Dalam struktur
bisnis banyak orang terlibat dalam kegiatannya seperti
para investor, orang yang bekerja dalam bisnis, dan masyarakat yang membeli
barang yang dihasilkannya. (Buchory
Alma, Pengantar Bisnis, 1992 : 25)
Sistem
bisnis yang kompleks dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu bisnis sebagai
suatu sistem saling berkaitang dengan komponen-komponen lainya,
antara lain:
a. Pemerintah
Disini pemerintah merupakan pembuat kebijakan dan peraturan-peraturan
yang harus ditaati oleh seorang pelaku bisnis.
b. Penanam modal
Bisnis tidak akan pernah terlepas dengan namanya penanam
modal. Hal ini karena, suatu bisnis selalu membutuhykan penanam modal untuk
menjalankan usahanya.
c. Konsumen
Konsumen akan menikmati hasil dari sutu proses
bisnis.tidak langs Secara tidak langsung konsumen juga turut andil dalam
penilaian suatu bisnis,apakah bisnis tersebut berhasil atau tidak.
d. Para penjual (supplier/distributor)
Dalam suatu bisnis tidak lepas dalam hal pemasaran.
Sehingga supplier membantu berjalanya suatu bisnis untuk menyalurkan hasil dari
suatu bisnis kepada konsumen.
e.
Kelompok masyarakat
Dalam aktifitas sehari-hari pebisnis tidak lepas dari
kelompok masyarakat, dimana mereka selalu terlibat dalam bisnis tersebut.
f.
Organisasi buruh
Para pelaku bisnis harus menjalin hubungan yang baik
dengan organisasi buruh agar kesejahteraan buruh dengan opersional bisnis dapat
berjalan seimbang.
g.
Para pekerja
Di sini para pekerja merupakan SDM yang menunjang dan
merupakan faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha.
h.
Organisasi bisnis
Suatu pelaku bisnis tidak akan pernah terlepas dari
pelaku bisnis lain karena dalam pencapaian usahanya para pelaku bisnis
melakukan pembaharuan.
i.
Dunia pengetahuan
Bisnis dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan.
3.2
Etika
3.2.1 Pengertian Etika
Etika adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar
(perilaku etis dan tidak etis) yang berlaku di masyarakat.
(Ricky W.Grifin, RONALD J. EBERT,2006:58)
3.2.2 Macam-Macam Etika
Dalam membahas
Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis,
yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah
manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka
asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara
rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang
dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai
berikut:
a.
Etika Deskriptif
Etika yang
menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.
Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya,
yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait
dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang
kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang
dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara
etis.
b.
Etika Normatif
Etika yang
menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia
atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai
dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun
agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3.3
Etika Bisnis
3.3.1 Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan suatu aturan yang melandasi
perilaku para pelaku bisnis dalam berbisnis. Banyak perusahaan yang kurang
sukses dalam berusaha dikarenakan kurang mengindahkan etika bisnis terhadap
pelaku-pelaku yang terkait. Dalam hal ini peran manager sangat penting dalam
mengambil keputusan-keputusan bisnis yang etis.
3.3.2 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Bisnis
Terdapat beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis yang dapat di jabarkan sebagai
berikut :
a.
Lingkungan Bisnis
Sebagai eksekutif perusahaan harus pandai mengambil
keputusan etis yang tidak merugikan keputusan perusahaan. Seringkali para eksekutif
perusahaan dihadapkan pada suatu dilema yang menekannya. Dipihak lain,
eksekutif perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat agar kualitas
product atau jasa terjaga.
b.
Organisasi
Anggota organisasi salaing mempengaruhi antara satu
dengan yang lainnya. Dilain pihak organisasi terhadap individu harus
berperilaku etis.
c.
Individu
Dalam bekerja individu harus memiliki tanggung jawab
moral terhadap pekerjaannya dengan menjaga kehormatan profesinya, disini
individu memiliki kode etik tertentu dalam pekerjaannya. Antara lain :
-
Untuk menjaga
keselarasan dan konsistensi antara gaya menejemen strategis dan kebijakan dalam
pengembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial ekonomi dipihak
lain.
-
Untuk menciptakan
iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat.
-
Untuk mewujudkan
integeritas perusahaan terhadap lingkunga, masyarakat, dan pemerinta.
-
Untuk menciptakan
ketenangan, kenyamanan, dan keamanan batin bagi pemiliki perusahaan atau
investor serta bagi para karyawan.
-
Untuk dapat
mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia perdagangan internasional.
3.3.3 Etika Dalam Berinteraksi
a.
Interaksi dengan konsumen /
pelanggan
Dalam aktifitasnya perusahaan harus
memberikan layanan yang maksimal dan menghindari kesalahan serta kecurangan.
Sehingga antara produsen dan konsumen
dapat berhubungan dengan baik.
b.
Interaksi dengan pesaing
Sebagai seorang pengusaha dalam
kegiatan sehari-hari harus menjaga baik hubungannnya dengan produsen lain.
Diharapakan antar produsen tidak terjadi
benturan-benturan kepentingan antar
keduanya. Contohnya, perebutan tenaga kerja atau manager professional oleh
pengusaha.
c.
Interaksi dengan
Lembaga-lembaga Keuangan
Hubungan ini berkaitan dengan
penyusunan Laporan Finansial. Laporan ini harus disusun secara baik dan benar
sehingga tidak terjadi kecenderungan kearah penggelapan.
d.
Interaksi dengan karyawan
Di dalam kegiatan sehari-hari
perusahaan harus menjalin hubungan dengan karyawanya dengan baik. Perusahaan
memeberlakukan karyawanya dengan etika yang baik. Dalam memajukan bisnisnya
jangan sampai karyawan dijadikan sasaran dalam mencari keuntungan yang
maksimal.
e.
Interaksi dengan investor
Perusahaan harus menjaga pemberian informasi yang baik
dan jujur dari bisnisnya kepada para investor. Informasi yang tidak jujur akan
menjerumuskan para investornya untuk mengambil keputusan yang keliru. Oleh
karena itu calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi
secar lengkap dan benar terhadap prospek perusahaan. Janganlah sampai terjadi
adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
3.3.4 Manfaat Etika Bisnis
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis adalah:
a.
Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social
mendapatkan rasa hormat dari steakholder
b.
Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan
perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan
kerja yang semakin komplek
c.
Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang
merusak berkaitan dengan reputasi
d.
Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung
jawab soial dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
3.3.5 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Menurut salah
satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis menurut Keraf
(1994:71-75) diantaranya adalah :
a.
Prinsip Otonomi.
Otonomi adalah sikap dan kemampuan
manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara
otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut
keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia
bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya
sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
b.
Prinsip Kejujuran.
Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan
syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan,
dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena
masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
c.
Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik.
Prinsip ini
mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan
orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
d.
Prinsip Keadilan.
Prinsip ini
menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi
dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
e.
Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri.
Prinsip ini
mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan
dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin
diperlakukan.
3.3.6 Etik Bisnis
Mempengaruhi Keputusan Bisnis
Dalam
keadaan seller’s market, artinya pasar dikuasai oleh penjual, dimana penjual
yang berkuasa, etik bisnis kurang diperhatikan. Keadaan seller’s market
ditemukan pada Negara-negara yang belum maju, barang dan jasa yang ditawarkan
masih langka, sehingga para konsumen tidak dapat melakukan pilihan, para
penjual dan produsen tidak memperhatika selera komsumen dan tidak memperhatikan
servis yang memuaskan konsumen. Akibat yang berlarut-larut dari keadaan ini
maka timbulah gerakan konsumerisme.
Akhirnya pemerintah harus turun tangan
menyelesaikan masalah ini dengan membuat berbagai peraturan melindungi konsumen
dan memaksakan berlakunya etik dalam bisnis.
Beberapa
contoh etika bisnis dalam praktek sehari-hari adalah sebagai berikut.
a.
Dalam hubungan antara
bisnis dengan konsumen suka digunakan promosi yang menyesatka atau bahkan
menipu konsumen. Dalam ukuran seringkali digunakan ukuran yang sudah tidak
valid, sehingga berat suatu barang tidak sesuai berat yang sebenarnya.
b.
Promosi untuk barang
yang membahayakan kesehatan masyarakat, seperti alcohol, dan rokok. Masalah ini
sudah ditangani oleh pihak pemerintah.
c.
Ada perusahaan besar
mencoba menekan perusahaan kecil, atau menekan pihak pemasok agar mau menekan
harga atau member korting lebih besar, jika tidak perusaan tidak akan membeli
ari pemasok tersebut. Atau sebaliknya pihak pemasok besar mencoba menekan
perusahaan kecil, agar membeli barangnya dengan harga semaunya pemasok, jika
tidak barang tidak akan dikirim.
d.
Promosi atau seponsor
yng dilakukan oleh pihak rumah sakit, dokter atau pengacara sampai saat in
memang masih belum terlihat dan ini merupakan salah satu etika bisnis dalam
bidang kesehatan.
e.
Kadang-kadang
perusahaan memainkan trik-trik kotor dengan menyebarkan berita buruk tentang
perusahaan saingannya dengan tujuan ingin menjatuhkan perusahaan saingan
tersebut.
3.4
Bentuk-Bentuk Tanggung
Jawab Sosial Suatu
Bisnis
3.4.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial suatu bisnis atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi
pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal
dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
3.4.2 Bentuk-Bentuk Tanggung Sosial
Beberapa
bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah
dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat kita sebutkan
disini yaitu:
a.
Pelaksanaan Hubungan
Industrial Pancasila (HIP)
Kebanyakan
pengusaha telah melaksanakan HIP dalam bentuk Kesempatan Kerja Bersama (KKB).
KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para
pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku.
Dalam KKB diadakan berbagai ketentuan tentang hak-hak serta kewajiban karyawan.
Kewajiban karyawan tentu saja sudah jelas yaitu melaksanakan tugas pekerjaan
yang ditugaskannya bagi masing-masing karyawan sesuai dengan jabatannya.
Sedangkan hak-hak karyawan, meliputi: cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian
kerja.
b.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar hukum AMDAL adalah PP
No.27/ 1999 yang didukung oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang
jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan
kepala BAPEDAL tentang pedoman penentuan dampak besar dan penting.
Tujuan dan sasaran AMDAL
adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat berjalan
secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan melalui studi
AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan
mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan
memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup.
Umumnya yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Umumnya yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Banyak pengusaha telah
melakukan AMDAL dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dari amdal
tercemin dalam pelaksanaan pengolahan limbah industry sedemikian rupa sehingga
limbah tersebut menjadi tidak menggangu lingkungan. Namun masih banyak pula
pengusaha yang belum menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan
limbah industry.
c.
Penerapan Prinsip
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan prinsip K3 telah banyak dilaksanakan oleh pengusaha.
Guna menjalankan praktik K3 tentu saja memerlukan banyak peralatan pelindung
bagi para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman,
masker, dan sebagainya. Biasanya perusahaan yang telah berhasil menjalankan
proses produksinya dengan prinsip K3 akan memperoleh penghargaan yang berupa
”ZERO ACCIDENT”.
d.
Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem
perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik Negara dan kecil milik
rakyat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya.
e.
Sistem Bapak Anak- Anak
angkat
Sistem
ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan
masalah kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi
dalam pelaksanaannya.
Sebagian
besar perusahaan berusaha untuk bertanggung jawab kepada pihak yang ber
kepentingan atas mereka, pertama-tama berfokus pada 5 kelompok utama, yaitu
pelanggan, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal. Kemudian mereka
dapat memilih pihak berkepentingan lainnya yang relevan atau penting bagi
organisasinya dan mencoba memenuhi kebutuhan dan pengharapan mereka. Di bawah
ini beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu :
a.
Tanggung jawab terhadap
pelanggan
Bisnis yang bertanggung jawab terhadap
pelanggan mereka berusaha melayani pelanggannya secara wajar dan jujur. Mereka
juga mencari cara untuk menetapkan harga secara wajar, menghargai garansi,
memenuhi komitmen pengiriman pesanan dan mempertahankan kualitas produk yang
mereka jual.
b.
Tanggung jawab terhadap
karyawan
Bisnis yang bertanggung jawab secara
sosial terhadap pekerjaannya memperlakukan karyawan dengan adil, menganggap pekerja
sebagai tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan dasar manusiawi mereka.
c.
Tanggung jawab terhadap
investor
Untuk mempertahankan sikap mental dan
tanggung jawab sosial terhadap para investor, para manager harus mengikuti
prosedur akuntansi yang pantas, memberikan informasi yang tepat kepada pihak
berkepentingan mengenai kinerja keuangan perusahaan dan mengelola perusahaan
untuk melindungi hak-hak dan investasi para pemegang saham.
d.
Tanggung jawab terhadap
pemasok
Hubungan dengan para pemasok harus
dikelola dengan hati-hati, terkadang perusahaan besar mudah untuk memanfaatkan
pemasok dengan menentukan jadwal pengantaran yang tidak realistis dan
mengurangi margin laba denagan cara menekan harga serendah mungkin. Namun
banyak perusahaan yang mengakui pentingnya perjanjian persekutuan yang saling
menguntungkan dengan pemasoknya. Sehingga antara perusahaan dengan pemasok
memiliki hubungan yang baik.
e.
Tanggung jawab terhadap
komunitas lokal atau masyarakat
Perusahaan harus peduli terhadap
maasalah sosial pemeliharaan lingkungan. Hal inin tidak berarti bahwa
perusahaan boleh mengabaikan tanggung jawab kepada 2 pihak berkepentingan
terhadap bisnis lain. Tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders harus
seimbang.
Apabila lingkungan sekitar perusahaan tercemar dan
tidak sehat, perusahaan dengan sendirinya akan terkena dampaknya. Dampak
tersebut bisa beruapa turunnya kondisi kesehatan karyawan, ketidak hadiran
karyawan yang akan mempengaruhi koperasi perusahaan dan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
3.5
Masalah Polusi
Dalam setiap kegiatan perusahaan muncul masalah lain
yaitu masalah polusi yang ditimbulkan oleh proses
produksi, bahayanya polusi ini dapat mengancam kehidupan umat manusia, berupa
polusi udara, polusi air, dan polusi tanah.
Kecemasan terhadap
masalah memang sangat membahayakan akibatnya seperti hujan asam akan mematikan
tanaman dan manusi sendiri, mengeringkan tanah, lubang ozon menyebabkan sinar
UV matahari langsung menenbus permukaan bumi tanpa ada filter udara, pemanasan
makin tinggi dan mengancam kota-kota besar dipinggir pantai. Polusi disebabkan
oleh bahan bakar minyak yang menggunakan timah hitam.
Usaha Pemerintah Mengatasi Polusi
-
Melakuakn daur
ulang air
-
Menyaring asap
pabrik
-
Memeriksa kenalpot
motor dan mobil
-
Pembatasan
penebangan hutan
-
Reboisasi
Usaha Dunia Bisnis Mengurangi
Polusi
-
Memeperhatikan
konservasi alam
-
Tidak boros
menggunakan sumber-sumber
-
Green marketing
(daur ulang pembungkus)
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
a. Sistem
bisnis yang komplek merupaka hubungan antara bisnis dengan hal-hal yang
terkait, yaitu: pemerintah, penanam modal, konsumen, para penjual, kelompok
masyarakat, organisasi buruh, para pekerja, organisasi bisnis, dunia
pengetahuan.
b. Etika
adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar (perilaku
etis dan tidak etis) yang berlaku di masyarakat.
c. Etika
terdiri dari dua maca, yaitu:
- Etika
Deskriptif, yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam setiap hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai.
- Etika
Normatif, menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang dijalankan oleh manusia dan tindakan apa
yang bernilai dalam hidup ini.
d. Etika
bisnis merupakan suatu aturan yang melandasi perilaku suatu pelaku bisnis.
e. faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis adalah lingkungan bisnis, organisasi,
dan individu.
f. Etika
dalam berinteraksi meliputi etika interaksi dengan konsumen, pesaing,
lembaga-lembaga keuangan, karyawan, dan investor.
g. Manfaat
dari etika bisnis adalah
- Mendapatkan
rasa hormat dari stakeholder,
- Memandu
perusahaan suatu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan
kerja yang semakin kompleks,
- Terhindar
dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi,
- Dapat
menambah uang dalam bisnis.
h. Prinsip-prinsip
etika bisnis terdiri dari:
- Prinsip
Otonomi, sikap dan kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri.
- Prinsip
Kejujuran, meliputi syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang
atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini
paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
- Prinsip
Tidak, prinsip ini
mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan
orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
- Prinsip
Keadilan, Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di
mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
- Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri, prinsip ini
mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin
diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak
ingin diperlakukan.
i.
Dalam keadaan seller’s
market, artinya pasar dikuasai oleh penjual, dimana penjual yang berkuasa, etik
bisnis kurang diperhatikan. Keadaan seller’s market ditemukan pada
Negara-negara yang belum maju, barang dan jasa yang ditawarkan masih langka,
sehingga para konsumen tidak dapat melakukan pilihan, para penjual dan produsen
tidak memperhatika selera komsumen dan tidak memperhatikan servis yang
memuaskan konsumen. Akibat yang berlarut-larut dari keadaan ini maka timbulah
gerakan konsumerisme.
j.
Tanggung jawab sosial
suatu bisnis atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah komitmen usaha untuk beroperasi secara legal
dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan
pembangunan berkelanjutan.
k.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis
adala sebagai berikut:
- Pelaksanaan hubungan industrial
Pancasila (HIP), pengusaha melakukan kesempatan kerja bersama (KKB. KKB
merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja
atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku.
- Analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL), merupakan kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
- Penerapan Prinsip
Kesehatan dan Penerapan Keselamatan Kerja (K3), Guna
menjalankan praktik K3 tentu saja memerlukan banyak peralatan pelindung bagi
para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker,
dan sebagainya. Biasanya perusahaan yang telah berhasil menjalankan proses
produksinya dengan prinsip K3 akan memperoleh penghargaan yang berupa ”ZERO
ACCIDENT”.
- Perkebunan
Inti Rakyat (PIR), Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik
Negara dan kecil milik rakyat.
- Sistem
Bapak Anak-anak angkat, sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat
pengusaha kecil atau menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.
l.
Beberapa bentuk
tanggung jawab perusahaan yaitu, tanggung jawab terhadap pelanggan, terhadap
karyawan, terhadap investor, terhadap pemasok, dan terhadap komunitas lokal
atau masyarakat.
m. Dalam
setiap kegiatan usaha muncul masalah lain, yaitu maslah polusi yang ditimbulkan
oleh proses produksi, bahayanya polusi ini dapat mengancam kehidupan umat
manusia, berupa polusi udara, polusi air, dan polusi tanah.
4.2
Saran
Sebagai seorang Pelaku bisnis harus mengetahui,
mengerti, dan merapkan etika dan tanggung jawab sosial secara baik. karena hal
ini akan berakibat bukan hanya pada kelangsungan perusahaan tersebut, tapi juga
berimbas pada masyarakat.
DAFTAR
RUJUKAN
Alma,
Buchory. 2010. Pengantar Bisnis.
Bandung : Alfabeta
Gitosudarmo,
Indriyo. 1992. Pengantar Bisnis.
Yogyakarta : BPFE
Hariri,
Afwan. 2011. Pengantar Bisnis. Malang
: Universitas Negeri Malang
Leonardo,
Handy. 2012. Pengertian Etika Bisnis.
(Online).
(http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/2012/09/pengertian-etika-etika-bisnis-dan.html).
Diakses 19 Oktober 2012
Griffin,
W. Ricky dan Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis
edisi Kedelapan.
Sukirno, Sadono. 2012. Pengantar Bisnis.
Sunarto,
2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta :
Penerbit AMUS.
Sulistyo.
2012. Kerusuhan Tiaka Jelas Pelanggaran
Ham. (Online).
(http://www.seruu.com/utama/nasional/artikel/komnas-ham-sulteng-kerusuhan-tiaka-jelas-pelanggaran-ham).
Diaksesl 16 Oktober 2012
Widyasravishta.
2011. Konsep, Tujuan Bisnis, serta
Sistem-Sistem Lingkungan
dan Ciri-ciri
Perusahaan. (Online).
(http://widyasravishta.wordpress.com/2011/11/18/konsep-tujuan-bisnis-serta-sistem-lingkungan-dan-ciri-ciri-perusahaan/).
Diakses 19 Oktober 2012
Wikipedia.
2010. Pengertian Sistem. (Online).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar