Laman

Minggu, 24 Juli 2016

MAKALAH TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS (PENGANTAR BISNIS)



BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro, sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Nantinya, jika sebuah perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang baik, bukan hanya lingkungan makro dan mikronya saja yang akan menikmati keuntungan, tetapi juga perusahaan itu sendiri.
Namun dewasa ini telah kita ketahui banyak sekali gejolak sosial dalam lingkungan bisnis, yang semua itu menyangkut dengan pelanggaran etika dan tanggung jawab bisnis. Seringkali kita melihat dan membaca berbagai media yang mengupas permasalahan tanggung jawab sosial dan etika bisnis oleh para pelaku bisnis (Sunarto SE., MM,Pengantar Bisnis, 2003 : 38).
 Seperti halnya kasus yang terjadi di ladang minyak Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) dipicu karena adanya pengabaian hak sosial, budaya dan ekonomi oleh PT Medco E&P Tomori. Seperti yang telah diberitakan, Kerusuhan di Tiaka pecah, Senin (22/8) saat warga melakukan unjuk rasa di lapangan minyak yang dikelola bersama antara PT Pertamina dan Medco E&P Tomori Sulawesi. Mereka menuntut investor merealisasikan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) di Kecamatan Mamosalato, Bungku dan Baturube. Dalam peristiwa tersebut, dua orang warga dinyatakan tewas tertembak oleh polisi, sementara belasan orang lainnya masih dirawat di rumah sakit setempat, dan sekitar 24 orang ditangkap oleh aparat kepolisian. Perusahaan tambang minyak tersebut telah merampas hak-hak masyarakat yang seharusnya diberikan perusahaan, Namun PT Medco hanya sebatas mengumbar janji terhadap warga Desa Kolo Bawah, Kecamatan Mamosalato yang akhirnya warga menggelar aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan (dikutip dari http://www.seruu.com/utama/nasional/artikel/komnas-ham-sulteng-kerusuhan-tiaka-jelas-pelanggaran-ham).
Dari masalah Tiaka tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat semakin menuntut peran yang lebih nyata dari pelaku bisnis untuk terlibat lebih banyak dalam aktifitas sosial, serta menerapkan etika dan perilaku bisnisnya. Pelaku bisnis merespon tuntutan masyarakat yang sangat variatif. oleh karena itu untuk meminimalsir gejolak sosial yang terjadi dalam lingkungan bisnis kami menyajikan makalah denan judul “Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis”.
1.2         Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana sistem bisnis yang kompleks?
1.2.2        Apa yang dimaksud dengan etika dan etika bisnis?
1.2.3        Bagaimana Konsep dari etika bisnis?
1.2.4        Bagaimana bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis?
1.2.5        Apa yang dimaksud dari masalah polusi dan apa saja penyebab dari masalah polusi, serta bagaimana cara mengatasinya?
1.3         Tujuan
1.3.1        Memahami konsep dari sistem bisnis yang kompleks;
1.3.2        Memahami definisi dari etika dan etika bisnis;
1.3.3        Memahami dan menjabarkan konsep dari etika bisnis;
1.3.4        Menjabarkan dan menjelaskan tentang bentuk-bentuk tanggung jawab sosial dari suatu bisnis;
1.3.5        Memahami masalah polusi yang terjadi, penyebab masalah polusi, dan dapat mengaplikasikan penganggulangan masalah polusi dalam kehidupan bisnis sehari-hari.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA



2.1         Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem)
Sistem adalah suatu kesatuan atau unit yang terdiri dari sub – sub sistem yang saling bekerjasama ataupun saling mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu (Pengantar Bisnis : 13)
2.2         Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR  "etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. (dikutip dari http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/2012/09/pengertian-etika-etika-bisnis-dan.html)
Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, Bisnis edisi kedelapan, 2006 : 58)
Perkataan etika berasal dari perkataan yunani yaitu, Ethos yang berarti karakter atau sifat individu yang baik. Pada dasarnya etika dapat didenfinisikan sebagai prinsip-prinsip moral dalam hidup manusia yang akan menentukan tingkah laku yang benar yang harus dijalankan dan tingkah laku yang salah yang harus dihindari. (Sadono sukirno, Pengantar Bisnis, 2012 : 325)
Etika adalah suatu study mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etik adalah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar moral kedalam kegiatan bisnis.( Prof.Dr.H.Buchari Alma Columbus, Pengantar Bisnis 1992 : 184)
Ethics is the study of right and wrong and of the morality of choice made by individual. An ethical dicision or action is one that is right according to some standart of behavior. (Prof.Dr.H.Buchari Alma Columbus, Pengantar Bisnis 2010 : 184)
2.3         Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. (Agus Arijanto, SE., MM, Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, 2011  :  2)
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab social suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. (Drs. Indriyo Gitosudarmo,M.Com, pengantar bisnis edisi 2, 1992)
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005)
Business ethics is a system of “oughts” a collection of principles and rules of conduct based on beliefs about what is right and wrong business behavior. (W.F. Shchoell in Prof.Dr.H.Buchari Alma Columbus, Pengantar Bisnis 2010 : 184)
2.4         Pengertian Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memilki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. (Afwan Hariri, Pengantar Bisnis, 2009 : 34)
Tanggung jawab sosial (Social Responbility) merupakan usaha suatu bisnis menyeimbangkankan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungannya yang meliputi, bisnis lain, karyawan, investor, dan komunitas lokal. (Ricky W.Griffin,  Bisnis, 2006 : 68)
2.5         Pengertian Polusi
Polusi merupakan masuknya zat-zat berbahaya ke dala lingkungan. Polusi terdiri dari polusi udara yang terjadi apabila beberapa faktor bergabung bersama sehingga menurunkan kualitas udara,polusi air terjadi akibat pembuangan bahan-bahan kimia dan sampah pada air secara langsung,dan polusi tanah.( Ricky W.Griffin,  Bisnis, 2006 : 73)



BAB III
PEMBAHASAN



3.1         Sistem Bisnis yang Kompleks
Sistem bisnis yang kompleks merupakan suatu kesatuan dari sub sistem yang ada untuk mencapai tujuan suatu bisnis. Dalam struktur bisnis banyak orang terlibat dalam kegiatannya seperti para investor, orang yang bekerja dalam bisnis, dan masyarakat yang membeli barang yang dihasilkannya. (Buchory Alma, Pengantar Bisnis, 1992 : 25)
Sistem bisnis yang kompleks dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu bisnis sebagai suatu sistem saling berkaitang dengan komponen-komponen lainya, antara lain:
a.       Pemerintah
Disini pemerintah merupakan pembuat kebijakan dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh seorang pelaku bisnis.
b.      Penanam modal
Bisnis tidak akan pernah terlepas dengan namanya penanam modal. Hal ini karena, suatu bisnis selalu membutuhykan penanam modal untuk menjalankan usahanya.
c.       Konsumen
Konsumen akan menikmati hasil dari sutu proses bisnis.tidak langs Secara tidak langsung konsumen juga turut andil dalam penilaian suatu bisnis,apakah bisnis tersebut berhasil atau tidak.
d.      Para penjual (supplier/distributor)
Dalam suatu bisnis tidak lepas dalam hal pemasaran. Sehingga supplier membantu berjalanya suatu bisnis untuk menyalurkan hasil dari suatu bisnis kepada konsumen.
e.       Kelompok masyarakat
Dalam aktifitas sehari-hari pebisnis tidak lepas dari kelompok masyarakat, dimana mereka selalu terlibat dalam bisnis tersebut.
f.       Organisasi buruh
Para pelaku bisnis harus menjalin hubungan yang baik dengan organisasi buruh agar kesejahteraan buruh dengan opersional bisnis dapat berjalan seimbang.
g.      Para pekerja
Di sini para pekerja merupakan SDM yang menunjang dan merupakan faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha.
h.      Organisasi bisnis
Suatu pelaku bisnis tidak akan pernah terlepas dari pelaku bisnis lain karena dalam pencapaian usahanya para pelaku bisnis melakukan pembaharuan.
i.        Dunia pengetahuan
Bisnis dalam perkembangannya dipengaruhi oleh kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan.
3.2         Etika
3.2.1 Pengertian Etika
Etika adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar (perilaku etis dan tidak etis) yang berlaku di masyarakat. (Ricky W.Grifin, RONALD J. EBERT,2006:58)
3.2.2 Macam-Macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:


a.    Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
b.    Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3.3         Etika Bisnis
3.3.1 Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan suatu aturan yang melandasi perilaku para pelaku bisnis dalam berbisnis. Banyak perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha dikarenakan kurang mengindahkan etika bisnis terhadap pelaku-pelaku yang terkait. Dalam hal ini peran manager sangat penting dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis yang etis.


3.3.2 Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Bisnis
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
a.         Lingkungan Bisnis
Sebagai eksekutif perusahaan harus pandai mengambil keputusan etis yang tidak merugikan keputusan perusahaan. Seringkali para eksekutif perusahaan dihadapkan pada suatu dilema yang menekannya. Dipihak lain, eksekutif perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat agar kualitas product atau jasa terjaga.
b.        Organisasi
Anggota organisasi salaing mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Dilain pihak organisasi terhadap individu harus berperilaku etis.
c.         Individu
Dalam bekerja individu harus memiliki tanggung jawab moral terhadap pekerjaannya dengan menjaga kehormatan profesinya, disini individu memiliki kode etik tertentu dalam pekerjaannya. Antara lain :
-          Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya menejemen strategis dan kebijakan dalam pengembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial ekonomi dipihak lain.
-          Untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat.
-          Untuk mewujudkan integeritas perusahaan terhadap lingkunga, masyarakat, dan pemerinta.
-          Untuk menciptakan ketenangan, kenyamanan, dan keamanan batin bagi pemiliki perusahaan atau investor serta bagi para karyawan.
-          Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia perdagangan internasional.
3.3.3 Etika Dalam Berinteraksi
a.        Interaksi dengan konsumen / pelanggan
Dalam aktifitasnya perusahaan harus memberikan layanan yang maksimal dan menghindari kesalahan serta kecurangan. Sehingga antara produsen dan konsumen  dapat berhubungan dengan baik.
b.        Interaksi dengan pesaing
Sebagai seorang pengusaha dalam kegiatan sehari-hari harus menjaga baik hubungannnya dengan produsen lain. Diharapakan antar produsen  tidak terjadi benturan-benturan kepentingan  antar keduanya. Contohnya, perebutan tenaga kerja atau manager professional oleh pengusaha.
c.        Interaksi dengan Lembaga-lembaga Keuangan
Hubungan ini berkaitan dengan penyusunan Laporan Finansial. Laporan ini harus disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan kearah penggelapan.
d.       Interaksi dengan karyawan
Di dalam kegiatan sehari-hari perusahaan harus menjalin hubungan dengan karyawanya dengan baik. Perusahaan memeberlakukan karyawanya dengan etika yang baik. Dalam memajukan bisnisnya jangan sampai karyawan dijadikan sasaran dalam mencari keuntungan yang maksimal.
e.        Interaksi dengan investor
Perusahaan harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para investor. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investornya untuk mengambil keputusan yang keliru. Oleh karena itu calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi secar lengkap dan benar terhadap prospek perusahaan. Janganlah sampai terjadi adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.


3.3.4 Manfaat Etika Bisnis
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis adalah:
a.         Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari steakholder 
b.        Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin komplek
c.         Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi
d.        Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab soial dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
3.3.5 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Menurut salah satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis menurut Keraf (1994:71-75) diantaranya adalah :
a.         Prinsip Otonomi.
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
b.        Prinsip Kejujuran.
Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
c.         Prinsip Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik.
Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
d.        Prinsip Keadilan.
Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
e.         Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri.
Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
3.3.6 Etik Bisnis Mempengaruhi Keputusan Bisnis
Dalam keadaan seller’s market, artinya pasar dikuasai oleh penjual, dimana penjual yang berkuasa, etik bisnis kurang diperhatikan. Keadaan seller’s market ditemukan pada Negara-negara yang belum maju, barang dan jasa yang ditawarkan masih langka, sehingga para konsumen tidak dapat melakukan pilihan, para penjual dan produsen tidak memperhatika selera komsumen dan tidak memperhatikan servis yang memuaskan konsumen. Akibat yang berlarut-larut dari keadaan ini maka timbulah gerakan konsumerisme.
Akhirnya pemerintah harus turun tangan menyelesaikan masalah ini dengan membuat berbagai peraturan melindungi konsumen dan memaksakan berlakunya etik dalam bisnis.
Beberapa contoh etika bisnis dalam praktek sehari-hari adalah sebagai berikut.
a.         Dalam hubungan antara bisnis dengan konsumen suka digunakan promosi yang menyesatka atau bahkan menipu konsumen. Dalam ukuran seringkali digunakan ukuran yang sudah tidak valid, sehingga berat suatu barang tidak sesuai berat yang sebenarnya.
b.        Promosi untuk barang yang membahayakan kesehatan masyarakat, seperti alcohol, dan rokok. Masalah ini sudah ditangani oleh pihak pemerintah.
c.         Ada perusahaan besar mencoba menekan perusahaan kecil, atau menekan pihak pemasok agar mau menekan harga atau member korting lebih besar, jika tidak perusaan tidak akan membeli ari pemasok tersebut. Atau sebaliknya pihak pemasok besar mencoba menekan perusahaan kecil, agar membeli barangnya dengan harga semaunya pemasok, jika tidak barang tidak akan dikirim.
d.        Promosi atau seponsor yng dilakukan oleh pihak rumah sakit, dokter atau pengacara sampai saat in memang masih belum terlihat dan ini merupakan salah satu etika bisnis dalam bidang kesehatan.
e.         Kadang-kadang perusahaan memainkan trik-trik kotor dengan menyebarkan berita buruk tentang perusahaan saingannya dengan tujuan ingin menjatuhkan perusahaan saingan tersebut.
3.4         Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial  Suatu Bisnis
3.4.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial suatu bisnis atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
3.4.2 Bentuk-Bentuk Tanggung Sosial
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa pengusaha khususnya di Indonesia dapat kita sebutkan disini yaitu:
a.         Pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
Kebanyakan pengusaha telah melaksanakan HIP dalam bentuk Kesempatan Kerja Bersama (KKB). KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku. Dalam KKB diadakan berbagai ketentuan tentang hak-hak serta kewajiban karyawan. Kewajiban karyawan tentu saja sudah jelas yaitu melaksanakan tugas pekerjaan yang ditugaskannya bagi masing-masing karyawan sesuai dengan jabatannya. Sedangkan hak-hak karyawan, meliputi: cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b.         Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang didukung oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL tentang pedoman penentuan dampak besar dan penting.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup.
Umumnya yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Banyak pengusaha telah melakukan AMDAL dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dari amdal tercemin dalam pelaksanaan pengolahan limbah industry sedemikian rupa sehingga limbah tersebut menjadi tidak menggangu lingkungan. Namun masih banyak pula pengusaha yang belum menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan limbah industry.

c.         Penerapan Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan prinsip K3  telah banyak dilaksanakan oleh pengusaha. Guna menjalankan praktik K3 tentu saja memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, dan sebagainya. Biasanya perusahaan yang telah berhasil menjalankan proses produksinya dengan prinsip K3 akan memperoleh penghargaan yang berupa ”ZERO ACCIDENT”.
d.         Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik Negara dan kecil milik rakyat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya.
e.         Sistem Bapak Anak- Anak angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.
Sebagian besar perusahaan berusaha untuk bertanggung jawab kepada pihak yang ber kepentingan atas mereka, pertama-tama berfokus pada 5 kelompok utama, yaitu pelanggan, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal. Kemudian mereka dapat memilih pihak berkepentingan lainnya yang relevan atau penting bagi organisasinya dan mencoba memenuhi kebutuhan dan pengharapan mereka. Di bawah ini beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu :


a.         Tanggung jawab terhadap pelanggan
Bisnis yang bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka berusaha melayani pelanggannya secara wajar dan jujur. Mereka juga mencari cara untuk menetapkan harga secara wajar, menghargai garansi, memenuhi komitmen pengiriman pesanan dan mempertahankan kualitas produk yang mereka jual.
b.        Tanggung jawab terhadap karyawan
Bisnis yang bertanggung jawab secara sosial terhadap pekerjaannya memperlakukan karyawan dengan adil, menganggap pekerja sebagai tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan dasar manusiawi mereka.
c.         Tanggung jawab terhadap investor
Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap para investor, para manager harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas, memberikan informasi yang tepat kepada pihak berkepentingan mengenai kinerja keuangan perusahaan dan mengelola perusahaan untuk melindungi hak-hak dan investasi para pemegang saham.
d.        Tanggung jawab terhadap pemasok
Hubungan dengan para pemasok harus dikelola dengan hati-hati, terkadang perusahaan besar mudah untuk memanfaatkan pemasok dengan menentukan jadwal pengantaran yang tidak realistis dan mengurangi margin laba denagan cara menekan harga serendah mungkin. Namun banyak perusahaan yang mengakui pentingnya perjanjian persekutuan yang saling menguntungkan dengan pemasoknya. Sehingga antara perusahaan dengan pemasok memiliki hubungan yang baik.
e.         Tanggung jawab terhadap komunitas lokal atau masyarakat
Perusahaan harus peduli terhadap maasalah sosial pemeliharaan lingkungan. Hal inin tidak berarti bahwa perusahaan boleh mengabaikan tanggung jawab kepada 2 pihak berkepentingan terhadap bisnis lain. Tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders harus seimbang.
Apabila lingkungan sekitar perusahaan tercemar dan tidak sehat, perusahaan dengan sendirinya akan terkena dampaknya. Dampak tersebut bisa beruapa turunnya kondisi kesehatan karyawan, ketidak hadiran karyawan yang akan mempengaruhi koperasi perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
3.5         Masalah Polusi
Dalam setiap kegiatan perusahaan muncul masalah lain yaitu masalah polusi yang ditimbulkan oleh proses produksi, bahayanya polusi ini dapat mengancam kehidupan umat manusia, berupa polusi udara, polusi air, dan polusi tanah.
Kecemasan terhadap masalah memang sangat membahayakan akibatnya seperti hujan asam akan mematikan tanaman dan manusi sendiri, mengeringkan tanah, lubang ozon menyebabkan sinar UV matahari langsung menenbus permukaan bumi tanpa ada filter udara, pemanasan makin tinggi dan mengancam kota-kota besar dipinggir pantai. Polusi disebabkan oleh bahan bakar minyak yang menggunakan timah hitam.
Usaha Pemerintah Mengatasi Polusi
-        Melakuakn daur ulang air
-        Menyaring asap pabrik
-        Memeriksa kenalpot motor dan mobil
-        Pembatasan penebangan hutan
-        Reboisasi
Usaha Dunia Bisnis Mengurangi Polusi
-        Memeperhatikan konservasi alam
-        Tidak boros menggunakan sumber-sumber
-        Green marketing (daur ulang pembungkus)
BAB IV
PENUTUP



4.1         Kesimpulan
a.       Sistem bisnis yang komplek merupaka hubungan antara bisnis dengan hal-hal yang terkait, yaitu: pemerintah, penanam modal, konsumen, para penjual, kelompok masyarakat, organisasi buruh, para pekerja, organisasi bisnis, dunia pengetahuan.
b.      Etika adalah suatu pedoman berperilaku baik dan benar (perilaku etis dan tidak etis) yang berlaku di masyarakat.
c.       Etika terdiri dari dua maca, yaitu:
-       Etika Deskriptif, yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam setiap hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.
-       Etika Normatif, menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini.
d.      Etika bisnis merupakan suatu aturan yang melandasi perilaku suatu pelaku bisnis.
e.       faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku bisnis adalah lingkungan bisnis, organisasi, dan individu.
f.       Etika dalam berinteraksi meliputi etika interaksi dengan konsumen, pesaing, lembaga-lembaga keuangan, karyawan, dan investor.
g.      Manfaat dari etika bisnis adalah
-       Mendapatkan rasa hormat dari stakeholder,
-       Memandu perusahaan suatu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin kompleks,
-       Terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi,
-       Dapat menambah uang dalam bisnis.

h.      Prinsip-prinsip etika bisnis terdiri dari:
-       Prinsip Otonomi, sikap dan kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri.
-       Prinsip Kejujuran, meliputi syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
-       Prinsip Tidak, prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau mitra bisnis.
-       Prinsip Keadilan, Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
-       Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri, prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
i.          Dalam keadaan seller’s market, artinya pasar dikuasai oleh penjual, dimana penjual yang berkuasa, etik bisnis kurang diperhatikan. Keadaan seller’s market ditemukan pada Negara-negara yang belum maju, barang dan jasa yang ditawarkan masih langka, sehingga para konsumen tidak dapat melakukan pilihan, para penjual dan produsen tidak memperhatika selera komsumen dan tidak memperhatikan servis yang memuaskan konsumen. Akibat yang berlarut-larut dari keadaan ini maka timbulah gerakan konsumerisme.
j.          Tanggung jawab sosial suatu bisnis atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
k.        Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis adala sebagai berikut:
-       Pelaksanaan hubungan industrial Pancasila (HIP), pengusaha melakukan kesempatan kerja bersama (KKB. KKB merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku.
-       Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.
-       Penerapan Prinsip Kesehatan dan Penerapan Keselamatan Kerja (K3), Guna menjalankan praktik K3 tentu saja memerlukan banyak peralatan pelindung bagi para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman, masker, dan sebagainya. Biasanya perusahaan yang telah berhasil menjalankan proses produksinya dengan prinsip K3 akan memperoleh penghargaan yang berupa ”ZERO ACCIDENT”.
-       Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik Negara dan kecil milik rakyat.
-       Sistem Bapak Anak-anak angkat, sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil atau menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.
l.          Beberapa bentuk tanggung jawab perusahaan yaitu, tanggung jawab terhadap pelanggan, terhadap karyawan, terhadap investor, terhadap pemasok, dan terhadap komunitas lokal atau masyarakat.
m.      Dalam setiap kegiatan usaha muncul masalah lain, yaitu maslah polusi yang ditimbulkan oleh proses produksi, bahayanya polusi ini dapat mengancam kehidupan umat manusia, berupa polusi udara, polusi air, dan polusi tanah.



4.2         Saran
Sebagai seorang Pelaku bisnis harus mengetahui, mengerti, dan merapkan etika dan tanggung jawab sosial secara baik. karena hal ini akan berakibat bukan hanya pada kelangsungan perusahaan tersebut, tapi juga berimbas pada masyarakat.



DAFTAR RUJUKAN


Alma, Buchory. 2010. Pengantar Bisnis. Bandung : Alfabeta
Gitosudarmo, Indriyo. 1992. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : BPFE
Hariri, Afwan. 2011. Pengantar Bisnis. Malang : Universitas Negeri Malang
Leonardo, Handy. 2012. Pengertian Etika Bisnis. (Online).       
Griffin, W. Ricky dan Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis edisi Kedelapan.
Sukirno, Sadono. 2012. Pengantar Bisnis.
Sunarto, 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Penerbit AMUS.
Sulistyo. 2012. Kerusuhan Tiaka Jelas Pelanggaran Ham. (Online).
Widyasravishta. 2011. Konsep, Tujuan Bisnis, serta Sistem-Sistem Lingkungan  
dan Ciri-ciri Perusahaan. (Online).
Wikipedia. 2010. Pengertian Sistem. (Online).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem). Diakses 16 Oktober 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar