Laman

Jumat, 15 Juli 2016

Makalah Tugas-Tugas Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak (Perkembangan Peserta Didik)




TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK-KANAK


BAB I
PENDAHULUAN

 A . Latar Belakang
                 Jauh sebelum dilakukan usaha untuk membahas anak-anak secara ilmiah, selama bertahun-tahun kenyataan yang diterima adalah bahwa pada awal perkembangan anak merupakan masa yang kritis bagi perkembangan.Petunjuk ilmiah pertama yang penting dari pentingnya tahun-tahun awal berasal dari penelitian Freud tentang kesulitan penyesuaian kepribadian.Kesulitan seperti itu dikatakan dapat dilacak sampai ke suatu pengalaman yang tidak menyenangkan di masa kanak-kanak.Dikatakan bahwa, “Awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, usia dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia masuk sekolah dasar”.Dikatakan juga bahwa, “Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan keluarganya.Oleh karena itu, fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah”.Dikatakan juga bahwa, “Masa ini disebut juga Masa Raja Kecil atau Masa Trotz Alter dengan sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan, yang ditampilkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang di sekitarnya. Perkembangan seperti itu antara lain disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, yang dapat berbeda dengan orang lain. Kesadaran itu merupakan awal dari usaha untuk mewujudkan diri (self realization) sebagai satu diri (individu), dengan menunjukkan bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain”. Dikatakan juga bahwa, “Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera, dan masa menentang orang tua”.
        Namun masa kanak-kanak ini tidak selamanya sama dihadapi oleh anak-anak lainnya. Dalam satu contoh kasus ada anak-anak yang nakal, berani kepada orang tua, ada anak-anak yang penurut, ada anak-anak yang penakut dan lain-lain.Hal ini dapat diidentifikasikan sebagai masa kanak-kanak awal yang memang telah memiliki perkembangan-perkembangan seperti tersebut. Periode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya ; perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial. Dan dari contoh kasus anak-anak di atas dapat diambil suatu pertanyaan, “Mengapa anak-anak itu nakal ?”, “Berani kepada orang tua ?”, “Penurut ?”, “Penakut ?”. Realitas ini sangat penting untuk dibahas
dalam makalah ini.
Untuk itu makalah ini ditulis untuk mengungkap masalah-masalah tersebut.Banyak masalah-masalah yang dihadapi pada masa anak-anak awal ini. Dugaan sementara dari masalah di atas adalah karena dipengaruhi oleh faktor perkembangan psikososial anak. Dikatakan bahwa, “Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan juga perkembangan moral, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Pemikiran moral seorang anak, terutama ditentukan oleh kematangan kapasitas kognitifnya. Sedangkan di sisi lain, lingkungan sosial merupakan pemasok materi mentah yang akan diolah oleh ranah kognitif anak tersebut secara aktif.”. Dikatakan juga bahwa, “Perkembangan sikap sosial pada akhir masa ini, didukung pula oleh perkembangan emosi dan proses berfikir yang semakin meningkat”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan?
2. Apa saja perkembangan-perkembangan pada anak?
3. Bagaimana tugas perkembangan awal anak?
4. Bagaimana tugas perkembangan akhir anak?
5. Apa saja ciri-ciri masa anak-anak awal?
6. Apa saja perkembangan yang terjadi pada periode ini dari segi perkembangan Psikososial?
7. Faktor apa yang mempengaruhi perkembangan awal anak?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian tugas perkembangan
2.    Mengetahui perkembangan-perkembangan pada anak
3.    Mengetahui tugas perkembangan awal anak
4.    Mengetahui tugas perkembangan akhir anak
5.    Mengetahui ciri-ciri masa anak-anak
6.    Mengetahui perkembangan yang terjadi pada periode ini dari segi perkembangan Psikososial?
7.    Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan awal anak

D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah yang digunakan adalah dengan cara study pustaka, yaitu mempelajari buku-buku yang kami jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data yang ada kaitannya dengan masalah yang akan kami bahas serta pencarian informasi dengan melalui jalur internet .
E. Sistematika Penulisan                         
            Adapun sistmatika penulisan makalah ini, adalah :
BAB I  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan Penulisan
D.   Metode Penulisan
E.   Sistematika Penulisan
BAB II  PEMBAHASAN
A.   Pengertian tugas perkembangan
B.   Perkembangan-perkembangan pada anak
C.   Tugas-tugas perkembangan awal anak
D.   Tugas-tugas perkembangan akhir anak
E.   Ciri-ciri masa anak-anak
F.   Perkembangan yang terjadi pada periode ini dari segi perkembangan Psikososial?
G.   Faktor yang mempengaruhi awal anak
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR RUJUKAN












BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Tugas Perkembangan
            Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. (http://prayitno54.wordpress.com/makalah-tugas-tugas-perkembangan/)
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya, tapi jika gagal akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
            Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya  menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

B.        Perkembangan – Perkembangan Pada Anak

1.         Perkembangan Fisik Anak

Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar.

2.         Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
  • Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
  • Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.

3.         Perkembangan Sosio-emosional

Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
  • Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
  • Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak. (http://bidanku.com/index.php?/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini)

C.   Tugas-Tugas Perkembangan Awal Anak
     Secara kronologis (menurut urutan waktu), masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa perkembangan dari usia 1 atau 2 tahun hingga 5 atau 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu , fungsionalisasi lingkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.
     Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera, dan masa menentang orang tua.Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan.Disebut masa indera, karena pada masa ini indera berkembang pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan selanjutnya.Berkat kepesatan perkembangan itulah, dia senang mengadakan eksplorasi.Kemudian disebut dengan masa menentang.Masa itu disebut juga Masa Raja Kecil atau Masa Trotz Alter dengan sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan, yang ditampilkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang di sekitarnya. Perkembangan seperti itu antara lain disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, yang dapat berbeda dengan orang lain. Kesadaran itu merupakan awal dari usaha untuk mewujudkan diri (self realization) sebagai satu diri (individu), dengan menunjukkan bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain.
 Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan lelakon (sandiwara) atau khayalan, yang kadang-kadang dapat membantu dalam mengatasi kekurangan-kekurangannya dalam kenyataan. Kegiatan yang bermacam-macam itu akan memberikan ketrampilan dan pengalaman-pengalaman terhadap si anak.
1.   Belajar Berjalan
Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
2.    Belajar Memakan Makanan Padat
Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
3.    Belajar Berbicara
Yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang lain dengan perantaraan suara itu, diperlukan kematangan otot-otot dan syarat dari alat-alat bicara. Ada dua pendapat mengenai cara permulaan anak dalam belajar berbicara, yaitu:
a.       Pendapat pertama, mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara dengan jalan mengeluarkan macam-macam suara yang tidak berarti (meraban). Kemudian orang disekitarnya mengajarkan kepadanya nama-nama atau kata-kata tentang sesuatu secara teratur dalam situasi tertentu sampai anak belajar mengasosiasikan (menghubung-hubungkan) suara-suara tertentu dengan benda atau situasi (prilaku) tertentu. Misalnya, suara “bapak” yang diucapkan anak secara kebetulan, kemudian oleh orang di sekitarnya diulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya, maka terjadilah asosiasi antara “bapak” dengan orangnya.
b.      Pendapat kedua, justru sebaliknya, menurut teori ini suara bayi tidaklah searah kebetulan tetapi mempunyai arti baginya karena suara-suara itu mengekspresikan (menyatakan) perasaan-perasaannya. Perkembangan selanjutnya dari belajar bahasa ini terjadi dengan jalan meniru (imitasi).
4.    Belajar Buang Air Kecil Dan Buang Air Besar
Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia di bawah 4 tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air, bawalah anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.

5.    Belajar Mengenal Perbedaan Jenis Kelamin
Melalui observasi (pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap jenis kelamin (sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.
6.    Mencapai Kesetabilan Jasmaniah Fisiologis
Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat merubah kadar garam dan gula dalam darah dan air di dalam tubuh. Untuk mencapai kesetabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai kesetabilan jasmaniah ini, orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
7.    Membentuk Konsep-Konsep (Pengertian) Sederhana Kenyataan Sosial dan Alam
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang di sekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya disebut “orang”, ”ibu” , “ayah”. Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat dikelompokan dan diberi satu nama, seperti kucing, ayam, kambing, burung dapat disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut (mengenal pengertian-pengertian) diperlukan kematangan sistem syaraf, pengalaman dan bimbingan dari orang dewasa.
8.    Belajar Mengadakan Hubungan Emosional Dengan Orang Tua, Saudara, dan Orang Lain.
Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya menggunakan berbagai cara yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di kemudian hari. Apakah ia bersikap bersahabat, bersikap dingin, introvert, extrovert dan sebagainya. Misalnya, apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah dan ceria.
9.    Belajar Mengadakan Hubungan Baik dan Buruk, Yang Berarti Mengembangkan Kata Hati
Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan  dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila anak bertanbah besar ia harus belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk sosial (bermasyarakat), manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya anak belajar apa yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti baik atau benar. Pengalaman ini merupakan permulaan pembentukan kata hati anak.Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri.Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan dari orang tua dan bimbingannya.Hal ini lebih baik daripada penggunaan hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.

D.        Tugas-tugas Perkembangan Akhir Anak
Jika pada bayi dan kanak-kanak, dunia anak lebih banyak dalam rumah bersama keluarganya, pada masa anak yang berusia 6-12 tahun, dunianya lebih banyak di sekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal tersebut, terdapat tiga dorongan besar yang dialami anak pada masa ini: (1)dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (peer group), (2) dorongan fisik untuk melakukan permainan dan kegiatan yang menuntut ketrampilan/gerakan fisik, dan (3) dorongan mental untuk ke dunia konsep, pemikiran, interaksi, dan simbol-simbol orang dewasa.
Beberapa tugas perkembangan yang dituntut pada masa ini adalah:
1.      Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.

 Anak dimasa sekarang senang sekali bermain. Oleh karena itu, diperlukan ketrampilan fisik seperti menangkap, melempar, menendang bola, berenang dan mengendarai sepeda.

2.      Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang.

 Pada masa ini,  anak dituntut mengenal dan dapat memelihara kesehatan dan keselamatan dirinya, senang berolahraga, dan berekreasi untuk menjaga kesehatan dirinya, serta memiliki sikap yang tepat terhadap jenis kelamin lain.



3.      Belajar berkawan dengan teman sebaya.

Pada masa ini, anak dituntut untuk mampu bergaul, bekerja sama, dan membina hubungan baik dengan teman sebaya, saling menolong, dan membentuk kepribadian social.

4.      Belajar melakukan peranan social sebagai laki-laki atau wanita.

Anak dituntut melakukan peranan-peranan social yang diharapkan masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya.

5.      Belajar menguasai ketrampilan-ketrampilan intelektual dasar, yaitu membaca, menulis, dan berhitung.

Untuk melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih lanjut, anak pada awal masa ini dituntut telah menguasai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

6.      Pengembangan Konsep-konsep

Pengembangan konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut telah memiliki konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berkenaan dengan pergaulan, pekerjaan, kehidupan keagamaan, dll.

7.      Pengembangan moral, nilai, dan hati nurani.

Pada masa ini, anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral. Pada masa ini juga diharapkan mulai tumbuh pemikiran akan sekala nilai dan pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas kata hati.

8.      Memiliki kemerdekaan pribadi.

Secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kemerdekaan pribadi. Anak mampu memilih, merencanakan, dan melakukan pekerjaanatau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya atau orang dewasa lainnya.

9.      Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social.

Anak diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga dan unit atau kelompok-kelompok social yang ada dalam masyarakat.

Adapun tugas-tugas perkembangan menurut para ahli:
Ø  Tugas perkembangan masa kanak- kanak menurut Munandar adalah:
Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami perkembagan dengan baik adalah memulai apa yang disebut dengan tugas-tugas perkembangan atau Development Task. (http://ithasartika91.blogspot.com/2011/02/tugas-perkembangan-masa-kanak-kanak.html)
 Tugas perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah:
1.      belajar berjalan
2.      belajar mengambil makanan yang padat
3.      belajar berbicara
4.      toilet training
5.      belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif
6.      belajar mencapai stabilitas fisiologis
7.      pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik
8.      belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta,
9.      belajar membedakan baik dan buruk.
Ø  Tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) adalah:

1.      Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
2.      Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
3.      Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4.      Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5.      Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
6.      Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7.      Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai
8.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
9.      Mencapai kebebasan pribadi
E.   Ciri-ciri masa kanak-kanak
 Adapun ciri-ciri masa kanak-kanak adalah :
a. Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
b. Usia mainan
c. Usia prasekolah
d. Usia belajar berkelompok
e. Usia menjelajah dan bertanya
f. Usia meniru dan kreatif
Dengan demikian, ciri-ciri masa kanak-kanak tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Adapun kekurangan dari salah satu ciri-ciri tersebut merupakan suatu kondisi yang harus diperhatikan sunguh-sungguh oleh orang tua ataupun masyarakat.
F.   Perkembangan yang terjadi pada periode ini dari segi perkembangan Psikososial
 Adapun perkembangan yang terjadi pada periode ini adalah :
1. Perkembangan fisik dan motorik
2. Perkembangan intelektual (pengertian)
3. Perkembangan berbicara (bahasa)
4. Perkembangan emosi
  Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal. Penyebab emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit.
     Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain ; kecerdasan, anak yang cerdas lebih aktif dalam menjelajahi lingkungannya dan lebih banyak bertanya daripada anak yang kecerdasannya lebih rendah. Perbedaan seks, dalam emosi terutama karena tekanan sosial untuk mengungkapkan emosi sesuai dengan kelompoknya.Besarnya keluarga juga sangat mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati.Lingkungan sosial rumah memainkan peranan yang penting dalam menimbulkan sering dan kuatnya rasa marah anak-anak, misalnya bila ada tamu di rumah.Jenis disiplin dan metode latihan anak juga mempengaruhi frekuensi dan intensitas ledakan amarah anak.Semakin orang tua otoriter, semakin besar kemungkinan anak bereaksi dengan amarah.
     Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak adalah :
a. Amarah
b. Takut
c. Cemburu
d. Ingin tahu
e. Iri hati
f. Gembira
g. Sedih
h. Kasih sayang

5. Perkembangan sosial
     Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosio-psikologis keluarganya. Jika di lingkungan keluarga tercipta suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling membantu (bekerja sama) dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga atau anggota keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka anak akan memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.
      Pola perilaku sosial pada anak antara lain ; meniru, persaingan, kerja sama, simpati, empati (mengerti perasaan dan emosi orang lain dan membayangkan dirinya pada kondisi orang lain tersebut), dukungan sosial, membagi / berbagi, perilaku akrab.
     Sedangkan perilaku tidak sosial antara lain ; negativisme, agresif, perilaku berkuasa, mementingkan diri sendiri, merusak, pertentangan seks (sering kali laki-laki berperilaku agresif melawan anak perempuan), prasangka.

6. Perkembangan bermain
     Permainan tidak bisa dipisahkan dari dunia anak.Dan merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa ini. Bentuk-bentuk permainan yang biasa dilakukan anak pada periode ini adalah :
a. Memasuki tahun kedua, anak suka bermain sendirian
b. Akhir tahun ketiga, anak mulai bermain dengan anak lain
c. Pada tahun keempat, anak-anak cenderung bermain pada kelompok khusus dalam permainan imajinatif  dan bangunan
d. Pada usia kelima, anak menyukai permainan yang memungkinkan untuk saling mengungguli

7. Perkembangan kepribadian
     Lingkungan keluarga merupakan dunia sosial awal bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep-diri, yaitu inti pola kepribadian. Dan dalam perkembangan selanjutnya, sikap dan cara teman-teman sebaya memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri.

8. Perkembangan moral
     Dalam tahap ini, anak secara otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir ataupun menilai. Anak sebaiknya cenderung dilatih untuk berdisiplin, karena ini merupakan cara mengajarkan berperilaku moral sesuai yang diterima kelompoknya.

9. Perkembangan kesadaran beragama
     Pengenalan agama sudah dapat dilakukan sejak dini. Pengetahuan anak tentang agama berkembang sejalan dengan pengalamannya dalam mendengarkan ucapan-ucapan orang tuanya, melihat sikap dan perilaku orang tuanya dalam beribadah, selanjutnya mereka meniru dari apa yang telah dilihat maupun didengarnya.
     Jadi perkembangan-perkembangan tersebut menjadi salah satu bagian yang erat hubungannya dengan perkembangan psikososial anak.

G.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Awal Anak
Pada masa pekembangan, yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak-anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam-jam untuk bermain dengan teman-teman sebaya.Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan, yang merajuk pada aliran psikologi diantaranya:
1.            Aliran nativisme (pembawaan/hereditas)
Pada aliran nativisme di kemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik karena berasal dari keturunan orang tuanya maupun karena di takdirkan seperti itu.Artinya bahwa dalam perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh faktor keturunan saja sedangkan factor pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh dalam perkembangan tersebut. Misalnya apabila seorang anak yang kedua orang tuanya memiliki potensi kecerdasan di sekolahnya maka anak tersebutpun juga akan mempunyai potensi kecerdasan seperti yang di miliki oleh orang tuanya juga. Sebagai contoh apabila di sekolah sewaktu di beri pelajaran oleh gurunya, anak tersebut akan lebih cepat menangkap pelajaran tersebut. Jadi faktor ini sangat berpengaruh dalam perkembangan anak.
2.            Aliran Empirisme (Lingkungan)
Aliran empirisme merupakan aliran yang mengemukakan bahwa factor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan seseorang sedangkan faktor bakat tidak ada pengaruhnya.Pengalaman dan lingkungan hidup sangat berperan penting dalam perkembangan anak karena semua ini dapat mempengaruhinya. Misalnya seorang anak dari keluarga baik-baik namun dalam bergaul di lingkungan sekolah anak tesebut berteman dengan anak-anak yang nakal maka secara perlahan-perlahan anak tersebut akan ikut menjadi anak yang nakal, apabila tidak ada pengawasan atau pengarahan dari orang tuanya.
3.            Aliran Konvergensi (persesuaian)
Aliran kovergensi merupakan aliran yang mengemukakan bahwa dalam perkembangan factor hereditas (pembawaan) dan limgkungan sama-sama penting.Antara factor hereditas dan lingkungan saling mempengaruhi perkembangan anak. Misalnya Apabila seorang anak mempunyai keturunan potensi kecerdasan yang baik dalam lingkungan sekolah dan apabila kecerdasan ini tidak dilatih dan di dalam lingkungan sekolahnya anak tersebut bergaul dengan teman-teman yang pemalas maka lama-kelamaan anak tersebut akan menjadi malas belajar sehingga kecerdasannya pun juga akan menurun. Jadi factor lingkungan juga berperan penting dalam perkembangan anak.Faktor pembawaan dan lingkungan menjadi sumber timbulnya setiap perkembangan tingkah laku dan kedua factor ini tidak berfungsi secara terpisah melainkan saling berhubungan.
4.            Aliran Konstruktivisme
Pada aliran ini merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pengetahuan yang di peroleh merupakan bentukan atau konstruksi dari diri sendiri.Artinya bahwa pengetahuan tersebut bukan dari hasil seseorang meniru dari realitas dan bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada.
Adapun implikasi pembelajaran teori implikasi sebagai berikut :
a) Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individuatau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
b) Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c) Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
5.            Aliran Behaviorisme
Pada aliran ini menekankan bahwa tingkah laku seseorang terbentuk karena hasil dari pengalaman.Pengalaman ini merupakan sebagai hasil dari belajar karena seseorang dianggap telah belajar apabila seseorang tersebut telah menunjukan perubahan perilakunya. Misalnya implikasi dalam pembelajaran yaitu, apabila guru memberikan pelajaran kepada siswanya maka siswa tersebut akan memberikan respon yang berupa reaksi atau tanggapan siswa terhahap pelajaran yang di berikan oleh guru tersebut. Artinya bahwa anak dalam bertindak berdasarkan pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh.
6.            Aliran Gestalt
Pada aliran ini seseorang dalam memperoleh pengetahuan yang di dapat dengan memandang sensasi secara keseluruhan suatu objek yang memiliki struktur atau pola-pola tertentu.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
a. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan  dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna  yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
d. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek  dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi  apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.  Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.
7.            Aliran Humanistik
Pada aliran ini menekankan pada pentinngnya kesadaran aktualisasi pada diri dan hal-hal yang bersifat positif pada seseorang.Aliran ini selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaan terhadap potensi-potensi yang ada. Misalnya dalam sekolah apabila ada suatu anak yang pintar, rajin dan baik maka anak tersebut akan memperoleh penghargaan dari gurunya akibat dari tingkah lakunya.
8.            Aliran Kognitif
Pada teori kognitif menekankan proses belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.Teori ini menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai suatu pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya dan pengalaman dan pengetahuan itersebut tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara bersama-sama dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
  • Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
  • Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
  • Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
  • Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.
Adapun implikasi pembelajaran dalam aliran kognitif sebagai berikut :
1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu
2.  Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks
3.  Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian
Dalam pembelajaran guru harus memehami karakter siswa dan mengerti bahwa anak-anak bukan sebagai orang dewasa yang cepat dalam proses berfikirnya dan guru tersebut harus menciptakan pembelajaran yang bermakna dan membedakan perbedaan individual dalam mencapai keberhasilan siswa.






BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
            Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Perkembangan – Perkembangan Pada Anak:

1.         Perkembangan Fisik Anak

2.         Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, usia anak 0-1 thn
  • Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun
  • Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn
3.         Perkembangan Sosio-emosional
Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun
  • Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun
  • Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun         
Tugas-Tugas Perkembangan Awal Anak:
1)    Belajar berjalan
2)    Belajar memakan makanan padat
3)    Belajar berbicara
4)    Belajar buang air kecil dan buang air besar
5)    Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
6)    Mencapai kesetabilan jasmaniah fisiologis
7)    Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial, dan alam
8)    Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain
9)    Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati

Tugas-Tugas Perkembangan Akhir Anak:
1)      Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.
2)      Pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang.
3)      Belajar berkawan dengan teman sebaya.
4)      Belajar melakukan peranan social sebagai laki-laki atau wanita.
5)      Belajar menguasai ketrampilan-ketrampilan intelektual dasar, yaitu membaca, menulis, dan berhitung.
6)      Pengembangan Konsep-konsep
7)      Pengembangan moral, nilai, dan hati nurani.       
8)      Memiliki kemerdekaan pribadi.
9)      Pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok social.

Ciri-ciri masa kanak-kanak awal:
1)      Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
2)      Usia mainan
3)      Usia prasekolah
4)      Usia belajar berkelompok
5)      Usia menjelajah dan bertanya
6)      Usia meniru dan kreatif

Perkembangan yang terjadi pada periode ini dari segi perkembangan Psikososial:
1)      Perkembangan fisik dan motorik
2)      Perkembangan intelektual (pengertian)
3)      Perkembangan berbicara (bahasa)
4)      Perkembangan emosi
5)      Perkembangan sosial
6)      Perkembangan bermain
7)      Perkembangan kepribadian
8)      Perkembangan moral
9)      Perkembangan kesadaran beragama


Faktor yang mempengaruhi perkembangan awal anak:
1)      Aliran nativisme (pembawaan/hereditas)
2)      Aliran Empirisme (Lingkungan)
3)      Aliran Konvergensi (persesuaian)
4)      Aliran Konstruktivisme
5)      Aliran Behaviorisme
6)      Aliran Gestalt
7)      Aliran Humanistik
8)      Aliran Kognitif

B.  Saran
             Hendaknya bagi orang tua dalam memperlakukan anak-anaknya pada masa ini adalah tetap, tak ada goncangan. Karena kegoncangan akan menyebabkan kebingungan dan keraguan pada anak. Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan lelakon (sandiwara) atau khayalan. Dan anak pada masa ini cenderung untuk mencari mana yang boleh dan mana yang tidak. Tugas orang tua adalah membimbing anak sehingga ia akan sampai pada penghargaan terhadap nilai-nilai. Sikap dan pandangan orang tua mengenai penampilan, kemampuan, dan prestasinya sangat mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri.
             Dan hendaknya orang tua harus mengutamakan menjalin hubungan yang baik dan benar dengan anak, dan menciptakan suasana yang harmonis, saling memperhatikan, saling membantu (bekerja sama) dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga atau anggota keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, supaya anak memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.
DAFTAR RUJUKAN

PPKI, 2010. Universitas Negeri Malang
Yusuf, Syamsi. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya








Tidak ada komentar:

Posting Komentar