Laman

Jumat, 15 Juli 2016

Makalah Tugas Perkembangan Karier Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Atau Pembelajaran (Perkembangan Peserta Didik)




MAKALAH TUGAS PERKEMBANGAN KARIER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ATAU PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kehidupan pribadi individu merupakan kehidupan yang lengkap dan memiliki ciri-ciri khusus menyangkut berbagai aspek. Seperti aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan. Seorang individu berupaya untuk mandiri, untuk itu diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan pribadinya. Berkaitan dengan aspek sosio-psikologis, setiap pribadi membutuhkan kemampuan menguasai sikap dan emosi serta sarana komunikasi untuk bersosialisasi. Masalah kehidupan pribadi merupakan bentuk integrasi antara faktor fisik, sosial budaya, dan faktor psikologis.
Dalam dunia pekerjaan atau karier yang digeluti oleh setiap individu tidaklah jauh dari yang di tempuhnya. Seseorang yang memilih dunia karier bukan hanya langsung dan tiba- tiba hal tersebut dapat dilakukan tanpa ada yang mendasari pengimplikasian karier. Faktor besar yang berperan dalam kehidupan karier yaitu pendidikan ataupun pembelajaran yang didapatkan bukan hanya di bangku pendidikan formal, pendidikan yang berasal dari pelatihan, seminar, maupun kegiatan mendidik non formal lainnya mendapat prioritas utama dalam kegiatan selanjutnya setelah mengenyam didunia pendidikan.
Perkembangan kehidupan pendidikan dan karier, dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor sosial ekonomi, faktor lingkungan, dan faktor pandangan hidup (prinsip dan cita-cita). Faktor lingkungan yaitu meliputi lingkungan kehidupan masyarakat, lingkungan rumah tangga, dan lingkungan teman sebaya.
Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1993:2). Manusia selalu dinamis dari semenjak pembuahan sampai ajal selalu terjadi perubahan. Dalam  rentang  kehidupannya,  manusia  melewati  tahap-tahap perkembangan dimana setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus  dikuasai  dan  diselesaikan.  Sebagian  besar  dari  kita  ingin  berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang tepat. Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil atau terlalu cepat dari tahap yang seharusnya.
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut adalah kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Sebagai insan yang selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan didalam kehidupannya, manusia pasti akan selalu berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Oleh karena itu untuk memperbaiki kehidupannya, manusia akan berupaya dengan segala cara untuk mencapainya. Salah satu sarana yang ditempuh manusia adalah dengan menempuh pendidikan dalam rangka menempuh karier mereka saat telah memasuki lingkungan kerja.
Pendidikan, karier, dan kehidupan berkeluarga sendiri adalah hal yang saling berkaitan, bahkan tidak dapat dipisahkan. Hal ini dapat kita saksikan bahwa untuk menempuh suatu karier yang bagus, diperlukan pendidikan yang menunjang baik itu pendidikan formal dari sekolah dan perguruan tinggi maupun pendidikan informal yang didapat dari keluarga dan pembelajaran secara langsung di masyarakat. Dengan dipenuhinya pendidikan maka manusia pasti akan menyongsong karier yang cemerlang dan tentu saja harus diiringi dengan kerja keras dan doa karena walau pendidikan kita mencukupi tapi tidak diiringi dengan kerja keras maka sulit untuk mendapatkan karier yang kita inginkan, oleh karena itu dalam makalah ini akan kami bahas mengenai “Tugas Perkembangan Karier dan Implikasinya Terhadap Pendidikan atau Pembelajaran”.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.        Bagaimana perkembangan kehidupan pendidikan dan kehidupan karier?
2.   Bagaimana tugas perkembangan karier terhadap pendidikan atau pembelajaran?
3.   Bagaimana implikasi perkembangan karier terhadap pendidikan atau pembelajaran?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca, khususnya para calon pendidik memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh, dan spesifikasi tujuannya adalah sebagai berikut :
1.   Memahami dan mengerti perkembangan kehidupan pendidikan dan kehidupan karier.
2.   Mengetahui tugas perkembangan karier terhadap pendidikan atau pembelajaran.
3.   Memahami dan dapat mengimplikasikan perkembangan karier terhadap pendidikan atau pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Perkembangan Kehidupan Pribadi sebagai Individu
1.        Pengertian Kehidupan Pribadi
Kehidupan probadi sukar dirumuskan, pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh dan memiliki sifat-sifat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam kehidupannya sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan pribadi, baik fisik maupun non fisik.
Hartono dan Sunarto (2008:187) mendefinisikan kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal kehidupannya dalam rangka menuju pola kehidupan pribadi yang lebih mantap, seorang individu berupaya untuk mampu mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan serta kebutuhan sehari-hari. Untuk itu diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan pribadinya.
2.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
Perkembangan pribadi menyangkut perkembangan berbagai aspek, yang akan ditunjukkan dalam perilaku. Perilaku seseorang yang mengambarkan perpaduan berbagai aspek itu terbentuk di dalam lingkungan sebagaimana diketahui, lingkungan tempat anak berkembang sangat kompleks. Menurut Harlock (1993:5) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap perubahan-perubahan dalam perkembangan antara lain:

a.      Penampilan diri
Perubahan-perubahan yang meningkatkan penampilan diri seseorang akan diterima dengan senang hati, dan mengarah kepada sikap yang menyenangkan. Sedangkan perubahan-perubahan yang mengurangi penampilan diri akan ditolak, dan segala cara akan diusahakan untuk menutupinya.
b.      Perilaku
Kalau perubahan-perubahan perilaku memalukan, seperti yang terjadi selama masa pubertas dan usia lanjut, hal itu akan berpengaruh pada sikap terhadap perubahan-perubahan yang kurang menyenangkan.
c.       Stereotip budaya
Dari media massa, orang mempelajari stereotip budaya yang dikaitkan dengan berbagai usia. Dan stereotip ini dipakai untuk menilai orang-orang.
d.      Nilai-nilai budaya
Setiap kebudayaan mempunyai nilai-nilai tertentu yang dikaitkan dengan usia-usia yang berbeda, karena produktivitas maksimum dikaitkan dengan kemudaan dari usia muda hingga pertengahan dewasa.
e.       Perubahan peranan
Sikap terhadap orang lain bermacam-macam usia sangat dipengaruhi oleh peran yang mereka mainkan. Kalau orang mengubah peranan mereka, mereka kurang suka, seperti pensiun atau menjanda, maka sikap masyarakat terhadap mereka kurang simpatik.
f.       Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap individu dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan. Karena pewenangan dan kewibawaan para eksekutif usia pertengahan menurun pada saat mereka menjelang pensiun.  
B.       Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
1.        Pengertian Kehidupan Pendidikan dan Karier
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Berkaitan dengan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud baik yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan atau kehidupan masyarakat.  Kehidupan berkarier adalah pengalaman seseorang yang telah memasuki dunia kerja sedang menurut Garrison (1956) dalam Hartono dan Sunarto (2008:191) menyatakan bahwa setiap tahun jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja yang mana peristiwa itu merupakan awal ia terjun ke dunia kerja dan penanda dimulainya kehidupan karier bagi mereka.

Pada hakikatnya kehidupan anak (remaja) di dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariernya. Baik di dalam kehidupan pendidikan maupun kehidupan karier, para remaja memperoleh pengalaman yang mengambarkan adanya pasang surut. Pencapaian tingkat pendidikan dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan atau IQ. Kenyataannya IQ setiap orang berbeda-beda, hal itu berpengaruh terhadap pola kehidupannya di dalam bidang pendidikan.

Orang tua perlu memahami kemajuan pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah dan di luar keluarga karena dengan norma dan ketentuan yang tidak terlalu jauh berbeda antara rumah, sekolah, dan masyarakat dapat dicapai. Proses pemilihan kerja sebenarnya telah berlangsung sejak dini, di saat anak menetapkan pilihan sekolah. Remaja telah berkemampuan untuk menarik keputusan, sekalipun dasar pertimbangan yang digunakan belum cukup luas, terutama yang berkaitan dengan pandangan masa depan yang belum mantap.Oleh karena itu mereka masih memerlukan arahan atau bimbingan orang tua atau pembimbing. Dalam (http://usmanfauzanalan.blogspot.com) Faktor yang digunakan untuk menentukan pilihan pekerjaan antara lain:

a.       Minat dan kempuan

b.      Jenis kelamin

c.       Latar belakang orang tua

d.      Kondisi sosial ekonomi

e.       Jenis pekerjaa itu sendiri

Secara psikologis remaja telah cukup mampu untuk memikul tanggung jawab dan hidup mandiri dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi tidak semua remaja siap menghadapi kondisi masyarakat yang terus berkembang sehingga mereka belum memiliki konsep kehidupan masa depan. Hal ini akan berakibat mereka akan tampak tidak memiliki pendirian dan mengalami kesulitan memilih jenis pekerjaan serta tergantung kepada kelompok.

2.        Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada saat memasuki usia remaja telah terbentuk cita-cita saat memasuki usia dewasa nanti sehingga pada masa remaja inilah tergambar minat mereka untuk memilih jenis pekerjaan yang mereka inginkan. Untuk mencapai hal itu remaja harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki, dan untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan itu maka remaja harus mengikuti pendidikan yang merupakan persiapan baginya untuk memasuki dunia kerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama menempuh pendidikan.
Di samping pengenalan terhadap sistem pendidikan, para remaja tersebut memiliki teman sejawat yang semakin luas lingkungannya dan ia mulai mengenal anak lain dengan berbagai macam latar belakang keadaan keluarga. Dengan kata lain, mereka mengenal dan memiliki masyarakat baru, yang merupakan masyarakat sekolah atau teman sebaya. (Hartono dan Sunarto 2008:192) mendeskripsikan bahwa remaja memiliki tiga lingkungan pendidikan yang pola dan karakteristiknya berbeda-beda, dimana hal tersebut saling berkaitan satu sama lain, yaitu:
a.      Lingkungan pendidikan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan  keluarga lebih menekankan pada aspek moral yang berlaku dimasyarakat atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Pola pendidikan anak dalam setiap keluarga berbeda karena pandangan hidup masing-masing keluarga yang berbeda, yang mana ada yang berorientasi dengan kehidupan agama, sosial, maupun ekonomi dalam mendidik anaknya.
Dalam lingkungan keluarga, remaja adalah peserta didiknya dan orang tuanya adalah pendidik atau guru bagi mereka. Dalam lingkungan keluarga sendiri ada 3 pola pendidikan yaitu pola otoriter, demokratis, dan liberal yang mana yang paling baik adalah pola pendidikan demokratis yang oleh Ki Hajar Dewantara dirumuskan dalam Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.
b.      Lingkungan pendidikan masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan alami kedua yang dikenal anak-anak. Anak remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai norma dan keragamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan dan diikuti oleh anggota masyarakat, dan dengan demikian para remaja perlu memahami hal itu.
Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyarakat banyak membentuk atau mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban dan pendidikan kursus yang sengaja disediakan untuk anak dan remaja dalam mempersiapkan kehidupan mereka dikemudian hari. Pendidikan yang diselenggarakan masyarakat pada dasarnya berorientasi pada penyiapan remaja untuk memasuki dunia kerja. Selain itu pendidikan masyarakat juga menanamkan norma-norma masyarakat yang disetujui secara umum oleh masyarakat.
c.       Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Bagi para remaja pendidikan jalur sekolah yang diikutinya adalah jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Di mata remaja sekolah dipandang sebagai lembaga yang cukup berpengaruh terhadap terbentuknya konsep yang berkenaan dengan nasib mereka kemudian hari.
Dunia pendidikan, baik jalur sekolah maupun jalur luar sekolah, menyediakan berbagai jenis program yang diperkirakan relevan dengan kebutuhan jenis tenaga kerja di masyarakat. Untuk menetapkan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan yang diidamkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Faktor prediksi masa depan, faktor prestasi yang menggambarkan bakat dan minatnya, faktor kehidupan yang dapat diamati dari kondisi beragamnya lapangan kerja di masyarakat, dan kemampuan daya saing setiap individu.
3.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier menurut Hartono dan Sunarto (2008:196) adalah:
a.      Faktor sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak. Faktor ini menjaga pertimbangan anak dalam melanjutkan studinya karena berkaitan dengan keadaan ekonomi orang tua. Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua dan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada anak yang berkemampuan intelektual tinggi namun tidak dapat menikmati pendidikan karena benturan ekonomi dan juga berlaku sebaliknya.
b.      Faktor lingkungan
Lingkungan disini meliputi 3 macam. Pertama, lingkungan masyarakat, seperti lingkungan masyarakat pertanian, perindustrian, perdagangan, lingkungan akademik atau lingkungan kurang terdidik. Kedua adalah lingkungan rumah tangga dan sekolah karena lingkungan ini sangat mempengaruhi kehidupan remaja baik pendidikan maupun cita-citanya, dan juga menjadi sarana pembentukan karakter anak berdasarkan peraturan-peraturan yang diterapkan didalam lingkungan. Ketiga, yaitu lingkungan teman sebaya, yang mana pergaulan teman sebaya mempengaruhi kehidupan masing-masing remaja, yang mana dengan adanya pengaruh itu remaja akan menjadi dirinya masing-masing sesuai dengan jenis kelaminnya.
c.       Faktor pandangan hidup
Lingkungan dapat membentuk suatu pandangan hidup seseorang. Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya. Dalam pemilihan pendidikan sendiri, seorang remaja dipengaruhi latar belakangnya, yaitu pada remaja dari keluarga kurang mampu akan berpikir untuk menjadi kaya dengan menempuh pendidikan yang cepat untuk mendapat kekayaan dengan menempuh pendidikan kedokteran, ekonomi, dan ahli teknik.
4.     Upaya Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Dalam menghadapi lingkungan pendidikan yang berbeda-beda, dapat menyebabkan peserta didik mengalami kebingungan untuk mengikutinya. Pertentangan dan atau perbedaan norma antara masing-masing lingkungan amat besar kemungkinannya akan terjadi. Untuk itu, hubungan antara ketiga pelaksana pendidikan itu satu sama lain harus mengadakan pendekatan untuk mencapai keharmonisan program.
Perkembangan karier remaja yang menurut Ginzberg (1980) dalam Hartono dan Sunarto (2008:202) ada pada periode pilihan tentatif (11-17 tahun) itu ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa mendatang. Periode tentatif ini meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu :
a.      Tahap minat (umur 11-12 tahun)
Remaja sudah mulai mempunyai rencana dan karier yang didasarkan pada minat. Pilihan didasarkan atas faktor-faktor subjektif, belum didasarkan atas pertimbangan – pertimbangan objektif.
b.      Tahap kapasitas (umur 12-14 tahun)
Remaja mulai menggunakan keterampilan dan kemampuan pribadi sebagai pertimbangan dalam memilih rencana kariernya. Selain itu remaja pada tahap ini mulai mengidentikkan dirinya dengan tokoh idolanya.
c.       Tahap nilai (umur 15-16 tahun)
Remaja telah mulai menganggap penting peranan nilai pribadi dalam proses pemilihan karier. Dimana anak mulai tahu akan kemampuan dirinya sendiri , sadar akan gaya hidup, dan mulai menganggap waktu adalah hal yang sangat penting.
d.      Tahap transisi (umur 17-18 tahun)
Pada tahap ini remaja bergerak dari pemikiran yang masih dipinggir ke pemikiran yang lebih sentral yaitu remaja tersebut mulai berpikir cepat, konkret, dan realistis terhadap pekerjaan yang akan ditekuninya.
Pada periode ini remaja telah memasuki tahap eksplorasi yaitu mencari beberapa alternatif pekerjaan yang cocok, dan tahap kristalisasi yaitu telah memilih suatu karier. Tahap akhir dari perkembangan seseorang yaitu ia telah memiliki pekerjaan yang mantap dengan tugas dan posisi yang spesifik.
5.        Masalah yang Dihadapi dalam Perkembangan karier
Dalam proses perkembangan karir itu remaja sering mengalami berbagai hambatan dan masalah, baik yang berasal dari dalam dirinya sendiri atau dari lingkungannya. Dari dalam diri seperti ketidaksesuaian antara minat dan kemampuan, dari lingkungan misalnya dari faktor orang tua yang menginginkan anaknya menjadi dokter, sedangkan anaknya menginginkan menjadi astronot. Ketidaksesuaian tersebut akan menimbulkan permasalahan serius, terutama masalah karir.
Untuk menghadapi permasalahan dalam perkembangan karier, Sherter (1980) dalam (Hartono dan Sunarto 2008: 204) menyarankan hal-hal sebagai berikut:
  1. Pelajari dirimu sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, kemampuan dan ciri-ciri pribadi yang dia miliki merupakan kunci dari ketetapan perencanaan karir
  2. Di bidang apa kamu merasa paling sreg (comfortable)
  3. Tulislah rencana dan cita-citamu secara secara formal
  4. Biasakan dirimu dengan tuntutan pekerjaan tertentu yang kamu minati
  5. Tinjau dan bicarakan lagi rencana karirmu itu dengan orang lain
  6. Jika ternyata pilihan karirmu tidak cocok, hentikan.
C.      Tugas Perkembangan Karier Terhadaap Pendidikan atau Pembelajaran
Tugas-tugas perkembangan merupakan sebuah beban yang harus dipikul oleh setiap remaja untuk memenuhi harapannya. Arti tugas-tugas perkembangan yaitu sebagai suatu tugas yang timbul pada suatu periode atau masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Mappiare (1982:95) mendefinisikan tugas-tugas perkembangan adalah petunjuk-petunjuk yang memungkinkan seseorang mengerti dan memahami apa yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat dan lingkungan lain terhadap seseorang dalam usia-usia tertentu.
Keberhasilan dalam menguasai tugas-tugas perkembangan sangat dipengaruhi oleh jenis dasar yang telah diletakkan sebelumnya. Tetapi faktor-faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa akan mempermudah penguasaaan tugas-tugas ini. (Hurlock, 1993:253) menjelaskan beberapa bantuan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan antara lain:
a.                            Efisiensi fisik
Puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan duapuluhan, sesudah mana terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empatpuluhan, dengan demikian dalam periode penyesuaian secara fisik orang mampu menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang selain sukar juga paling banyak jumlahnya dalam periode ini.
b.                            Kemampuan motorik
Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia duapuluhan dan tigapuluhan, kecepatan respon maksimal terdapat antara usia duapuluhan dan duapuluh lima tahun, dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun.
c.                             Kemampuan mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru, seperti misalnya mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari.
d.                            Motivasi
Apabila remaja mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk mengapai sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka.

e.                             Model peran
Remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah lanjutan mempunyai modal peran untuk ditelateni, karena berinteraksi dengan orang dewasa mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai garis-garis yang dianut masyarakat dewasa.
D.      Implikasi Perkembangan Karier dalam Penyelenggaraan Pendidikan atau Pembelajaran
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentangpenyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
1.       Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di sekolah maupun luar sekolah dalam bentuk klasikal, yaitu memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang ada di dalam kelas, meskipun pada kenyataannya setiap individu berbeda. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan semacamnya.
  1. Usaha yang dapat dilakukan untuk membimbing minat dan kemampuan remaja untuk mencapai cita-citanya antara lain ;
a.       Bimbingan karir dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
b.         Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan orientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungannya.
c.       Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum muatan lokal.
d.      Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya.
Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal perlu dilakukan :
a.       Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga
b.      Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.
c.       Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan social kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
  1. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas tugas perkembangan masa masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan:
a.    Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga
b.    Bimbinagn siswa untuk memahami norma yang berlaku baik didalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentinagn ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.
  1. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial masyarakat perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan kepada orang tua secara pereodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
Salah satu aspek perkembangan anak usia sekolah dasar yang perlu mendapat perhatian khusus adalah perkembangan karier. Menurut Budiamin, dkk. (2009:154), karier adalah perjalanan hidup individu yang bermakna melalui serangkaian kesuksesan. Disebutkan pula bahwa sesuatu bisa disebut karier jika mengimplikasikan adanya: (1) pendidikan yang diwujudkan dengan keahlian tertentu, (2) keberhasilan, (3) dedikasi atau komitmen, dan (4) kebermaknaan personal dan finansial.
Mengenai pengembangan karier pada anak usia SD, Parson (Budiamin, dkk., 2009:154) mengemukakan dua langkah pengambilan keputusan karier. (1) perolehan pemahaman diri, yaitu pemahaman secara jelas tentang sikap, prestasi, kemampuan, minat, nilai-nilai, dan kepribadian. Sejak dini anak usia SD dibimbing untuk memahami hal-hal tersebut. Misalnya, anak usia SD sudah mulai diajak mendiskusikan kelebihan dan kekurangan diri sendiri dilihat dari prestasi belajarnya, diajak mendiskusikan minat-minatnya, dan berbagai hal lain yang terkait dengan ciri-ciri dirinya; (2) memperoleh pengetahuan tentang dunia kerja yang mencakup pengetahuan tentang informasi tipe lapangan kerja.
Dalam memfasilitasi perkembangan karier anak usia sekolah dasar, orang tua dan guru hendaknya mengenalkan bidang-bidang karier yang ada, terutama yang dekat dengan lingkungan anak. Jika stimulasi perkembangan karier dilakukan seperti ini, maka yang perlu ditekankan adalah agar anak berpikir dan terdorong agar ingin menjadi orang yang berkarier.
Guna menumbuhkan perasaan dan keyakinan mampu berkarya atau berprestasi, sekolah perlu memberi peluang kepada peserta didik untuk meraih sukses dalam pengalaman belajarnya, seperti memberikan alternatif pilihan kegiatan yang memungkinkan anak untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya (Depdikbud, 1999:192).


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari penulisan makalah ini adalah :
  1. Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan.
  2. Bahwa asalnya perkembangan kehidupan dan karier remaja tergantung pada tingkat perkembangan IQ atau kemampuan masing-masing remaja sehingga proses perkembangan kehidupan pendidikan dan karier masing-masing remaja berbeda.
  3. Dalam perkembangan kehidupan pendidikan dan karier dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pandangan hidup masing-masing individu.
  4. Perkembangan karier remaja yang menurut Ginzberg ditandai oleh meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakannya di masa mendatang.
  5. Dalam mempermudah penguasaaan tugas-tugas perkembangannya, ada beberapa faktor yang membantu untuk mengeasai tugas-tugas perkembangan yaitu efisiensi fisik, kemampuan motorik, kemampuan mental, motivasi dan model peran.
B.       Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah sebagai calon pendidik maka sebaiknya kita bisa memahami proses perkembangan kehidupan pribadi, pendidikan dan karier, dan kehidupan berkeluarga dengan berbagai karakteristik, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.




DAFTAR RUJUKAN
Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. 1990.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar