BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Fenomena
Tawuran antar Pelajar tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak
asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya
tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi
tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang
kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat
kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi
semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah
masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak
terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.
Tawuran
sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika
mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi.
Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran
antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar
polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima,
sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita.Tawuran
antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya
geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat.
Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa
mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika
masyarakat itu takut dengan gengkelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak
melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.Biasanya permusuhan antar
sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil
tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain
biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan
membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan
seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.Sebenarnya jika kita
mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat
kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana
kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di Indonesia itu cukup berat.
Akhirnya stress yang memuncak itu mereka tumpahkan dalam bentuk yang tidak
terkendalikan yaitu tawuran. Dari aspek fisik, tawuran dapat menyebabkan
kematian dan luka berat bagi para siswa/mahasiswa. Kerusakan yang parah pada
kendaraan dan kaca gedung atau rumah yang terkena lemparan batu. Sedangkan
aspek mentalnya, tawuran dapat menyebabkan trauma pada para siswa yang menjadi
korban, merusak mental para generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan
di Indonesia.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
Pengertian Tawuran atau Konflik?
2.
Apa
Pengertian Pelajar dan Mahasiswa?
3.
Apa
Penyebab Terjadinya Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa?
4.
Bagaimana Upaya Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran
atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa?
5.
Bagaimana Peran Guru Dalam Mengatasi
Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar atau Mahasiswa?
C.
Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui Pengertian Tawuran atau Konflik.
2.
Untuk
Mengetahui Pengertian Pelajar dan Mahasiswa.
3.
Untuk
Mengetahui Penyebab Terjadinya Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa.
4.
Untuk Mengetahui
Upaya Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan
Mahasiswa.
5.
Untuk Mengetahui Peran Guru Dalam
Mengatasi Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar atau Mahasiswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Tawuran Atau Konflik
Kata konflik berasal dari bahasa Latin configure yang
artinya saling memukul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, ataun pertentangan.
Dengan demikian, secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau
lebih yang berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan. Sebagai contoh, A
dan B berkonflik karena mereka berdua memiliki pandangan yang berbeda tentang
cara memperoleh nilai yang baik. Si A berpandangan bahwa untuk mendapatkan
nilai yang baik, menyontek adalah hal yang wajar. Sebaliknya, si B berpandangan
bahwa untuk mendapatkan nilai yang baik, menyontek adalah hal yang tidak baik
dan tidak wajar.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social
antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Soerjono
Soekanto menyebut konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok
yang berusaha memnuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, yang
disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan. Lewis A. Coser berpendapat bahwa
konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status,
kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan,
mencederai, atau melenyapkan lawan.
Gillin dan Gillin melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi social manusia yang
saling berlawanan (oppositional process). Artinya, konflik adalah bagian
dari sebuah proses interaksi social yang terjadi karena adanya
perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
Konflik lahir dari kenyataan akan adanya perbedaan-perbedaan,
misalnya perbedaan cirri badaniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan,
atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Menurut
Dahendorf, masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada
kekuasaan atau wewenang. Kekuasaan adalah dominasi satu pihak atas pihak lain
berdasarkan paksaan, sedangkan wewenang adalah dominasi yang diterima dan
diakui oleh pihak yang didominasi. Dahendorf menamakan kondisi itu sebagai “imperative
coordinated associations” (asosiasi yang dikoordinasikan secara paksa).
Kepentingan yang berbeda antara kedua belah pihak berbeda dalam
asosiasi-asosiasi tersebut akan menimbulkan polarisasi dan konflik antara dua
kelompok. Sebagai contoh, pihak berkuasa berkepentingan untuk mempertahankan
kekuasaan, sedangkan pihak yang dikuasai berkepentingan untuk memperoleh
kekuasaan. Keberhasilan kelompok yang dikuasai untuk merebut jejuasaan akan
meyebabkan terjadinya perubahan social.
Perbedaan-perbedaan itu memuncak menjadi konflik ketika sistem
sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut.
Hal itu mendorong masing-masing individu atau kelompok untuk saling
menghancurkan. Dalam hal ini, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa “perasaan
memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut.
Perasaan-perasaan, seperti amarah dan rasa benci, mendorong masing-masing pihak
untuk menekan atau menghancurkan individu atai kelompok lain. Sementara itu,
menurut De Moor, sistem social dapat dikatakan mengandung konflik hanya jika
para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan
(atau nilai-nilai) yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.
Lewis A. Coser menyatakan bahwa konflik terbuka lebih umum terjadi
pada hubungan-hubungan sosial yang parsial daripada hubungan-hubungan social
yang personal dan intim. Hubungan social parsial misalnya hubungan antarpartner
bisnis, sesdangkan hubungan social yang intim misalnya hubungan antaranggota
keluarga, antaranggota suku, dan antarwarga Negara. Meskipun demikian,
perbedaan atau perselisihan dalam hubungan social yang intim juga merupakan
potensi konflik yang sewaktu-waktu dapat meledak dan lebih menghancurkan
daripada konflik yang terjadi dalam hubungan social parsial. Coser menyatakan
bahwa dalam hubungan yang intim, umumnya, orang berusaha menekan rasa
permusuhan demi menghindari konflik. Namun, hal itu akan menyebabkan akumulasi
permusuhan yang sewaktu-waktu bias meledak. Sebagai contoh, suami dan istri
dapat berbeda pandangan tentang penggunaan pendapatan keluarga. Karena ingin
melanggengkan perkawinan, keduanya enggan bertikai tentang masalah tersebut.
Tindakan mengabaikan perbedaan pendapat itu tidak ada artinya bila suatu saat
konflik itu meledak. Bila hal itu terjadi, masalah tambahan juga dapat muncul
ke permukaann, seperti tentang kaca jendela yang dipecahkan anak atau gaya
susunan mebel yang dipilih oleh sang istri. Bahkan, konflik-konflik lain
(konflik non-realistik), seperti kekcewaan karena majikan enggan menaikkan
gaji, akan menambah luapan konflik tersebut. Dengan cara pandang seperti itu,
kita dapat memahami konflik yang terjadi antara daerah dan pemerintah pusat di
Negara-negara berkembang.
B.
Pelajar
Atau Mahasiswa
Pelajar berstatus sebagai subjek didik di sekolah, sedangkan
mahasiswa berstatus di perguruan tinggi. Pandangan modern cenderungmenyebut
demikian oleh karena pelajar atau mahasiswa adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas
dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri secara terus-menerus guna memecahkan
masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.
Perkembangan perubahan yang terjadi dalam diri pelajar atau
mahasiswa secara tak wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kea rah
penyesuaian dengan lingkungan. Sejak manusia lahir bahkan sejak masih berada
dalam kandungan ia berada dalam proses perkembangan. Proses perkembangan ini
melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat. Tiap tingkat mempunyai
sifat-sifat khusus. Tiap fase berbeda dengan fase lainnya. Anak yang berada
pada fase bayi berbeda dengan fase remaja, dewasa, dan orang tua.
Perbedaan-perbedaan ini meliputi perbedaan minat, kebutuhan, kegemaran, emosi,
intelegensi dan sebagainya.
Pelajar atau mahasiswa termasuk dalam fase remaja. Keadaan emosi
selama masa remaja, secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode
“badai atau tekanan,” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai
akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada tahun-tahun awal
masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak lambat. Pertumbuhan yang
terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber.
Oleh karena itu, perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi
yang sangat khas pada usia ini.
Penjelasan diperolah dari kondisi social yang mengelilingi remaja
masa kini. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan
perempuan berada di bawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru, sedangkan
selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi
keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar
juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu
sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan
harapan social yang baru. Misalnya, masalah yang berhubungan dengan percintaan
merupakan masalah yang pelik pada periode ini. Bila kisah cinta berjalan lancar,
remaja merasa bahagia, tetapi mereka menjadi sedih bilamana percintaan kurang
lancar. Demikian pula, menjelang berakhirnya masa sekolah para remaja mulai
menghawatirkan masa depan mereka.
Sebagian besar pengaruh yang merusak masa depan seorang remaj ialah
kuatnya pengaruh kelompok sebaya. Karena remaja lebih banyak berada di luar
rumah bersama dngan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah
dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,
penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Misalnya,
sebagian besar remaja mengetahui bahwa bila mereka mamakai model pakaian yang
sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya
untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota
kelompok mencoba minum alkohol, obat-obat terlarang atau rokok, maupun tawuran
atau konflik dengan kelompok lain, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa
memperdulikan perasaan mereka sendiri akibatnya.
C.
Tawuran
Pelajar Fakta Sosial Yang Tak Berkesudahan
Tawuran pelajar memang bukan hanya fenomena di Jakarta dan
kota-kota besar lainnya di Indonesia. Di kota-kota besar di Negara-negara lain
pun prilaku ini menjadi persoalan dari zaman ke zaman. Namun tawuran pelajar
yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia telah menjadikan
orang tua was-was, aparat keamanan kewalahan, masyarakat terganggu, dan para
pendidik hamper-hampir angkat tangan. Korban-korban kehilangan nyawa, terluka,
dan cacat seumur hidup terus berjatuhan. Korban harta dari gedung sekolah,
kendaraan pribadi, angkatan umum, dan fasilitas umum lainnya tak terhindarkan.
Tindakan-tindakan preventif mulai dengan cara pendekatan
persuasive, edukatif, hinggga cara-cara represif dilakukan. Berbagai
penyuluhan, diskusi, dan seminar untuk menanggulangi masalah ini terus
diselenggarakan. Kenyataannya kejadian demi kejadian tetap eskalatif dan
semakin mencemaskan. Sampai lima tahun terakhir ini pun masih terjadi
perkelahian yang membuat hati setiap orang – terutama yang mempunyai anak usia
remaja – cemas dan bergidik.
Tawuran pelajar membawa dampak luas pada ketidaktertiban berlalu
lintas, membuat sopir terpedaya, penumpang angkutan ketakutan, dan masyarakat
diliputi kecemasan. Bahkan dari kasus tawuran, tersibak kasus criminal lain,
yakni penyalahgunaan narkoba. Tulisan juga mengungkap data-data tawuran
pelajar, angka korban jiwa, harta, dan kondisi riil yang perilakunya sebagian
pelajar yang kelewatan di sekitar kita.
Rasanya tidak ada yang tidak sepakat
bahwa mencari akar masalah dan pengatasan terhadap tawuran pelajar sama
pentingnya. Siapa yang mau melihat generasi muda saling bunuh, melukai dan
merusak fasilitas-fasilitas umum. Siapa yang ingin melihat praktek vandalism
dan orangtua selalu waswas menantikan kedatangan anak-anaknya. Semua pihak
selalu ingin melihat anak sekolah berkonsentrasi belajar, saling menghargai
sesame pelajar, dan berhasil menjadi generasi yang andal. Pelajar dan remaja
pada umumnya adalah asset yang sangat berharga bagi bangsa. Mereka adalah
pemilik masa depan bangsa. Jika mereka tidak optimal dalam menyerap nilai-nilai
di masa remaja, tidak hanya mereka yang merugi, tetapi juga seluruh bangsa.
Memang idealnya jika akar masalah
dapat diselesaikan, tawuran pelajar dengan sendirinya tidak aka nada lagi,
sehingga tidak perlu repot-repot berpikir bagaimana cara mangatasinya, tetapi
dengan kondisi objektif, yakni bertumpuknya persoalan social dan dan ekonomi di
sekitar kitam rasanya sangat sulit, bahkan mustahil untuk meniadakan sama
sekali tawuran pelajar. Yang dapat dilakukan adalah meminimalisasi kejadiannya
dan dampak-dampak negative yang ditimbulkannya.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Penyebab
Terjadinya Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa
Salah satu terjadi tawuran diantaranya berawal dari tragedi pemalakan,
senggolan, yang kemudian salah satu dari mereka ada yang tidak terima (merasa
dia paling kuat), salah paham, saling mengejek antar siswa sekolah yang
berbeda, tawuran itu warisan dari tingkat di atas mereka, setelah itu
terjadilah permusuhan, kemudian bergejolaklah amarah yang saling membara rasa
ingin menjaga identitas sekolah mereka, berlanjut kemudian hari terjadilah
sebuah perkelahian masal antar pelajar (tawuran).
Tawuran bisa terjadi karena kurangnya siswa dengan tanggung jawab mereka
sebagai penerus bangsa, kurangnya kesadaran akan pendidikan, kurangnya
pengawasan pihak sekolah dan perhatian orang tua, emosi siswa yang masih labil,
dan kurangnya mutu iman mereka.
Ada tiga faktor
utama penyebab terjadinya tawuran, yaitu :
- Faktor dendam/musuh warisan : Pengaruh unsur doktrinisasi dari senior terhadap para yunior punya pengaruh besar terhadap faktor ini. Seperti aksi tawuran berapa waktu lalu antara SMAN 6 dan 70, disinyalir aksi tersebut didorong oleh perilaku kolektif sebagai siswa SMAN 70 yang menganggap siswa SMAN 6 sebagai musuh bebuyutan. Begitupun tawuran antar siswa SMK di kota warcoff baru-baru ini, itu juga terjadi karena masalah dendam lama.
- Faktor kesetiakawanan/loyalitas : Tidak hanya siswa sekolah, kelompok atau warga kampung, bahkan para anggota DPR yang terhormat pun bisa dengan spontan melakukan "tawuran" terhadap anggota partai lain atas dasar loyalitas dan kesetiakawanan sesama anggota partainya.
- Faktor lingkungan sosial : Seperti kita ketahui, situasi dan kondisi lingkungan sosial adalah ajang pembelajaran yang bisa diterima dan dipelajari dengan bebas oleh siapa saja. Ada banyak contoh negatif yang akhirnya menjadi pemicu para pelaku untuk lebih berani dan mempunyai kesempatan melakukan tawuran. Salah satunya sikap kurangnya “kepedulian” kita terhadap orang lain diluar lingkungan kita dengan berbagai alasan tertentu atau "merasa paling benar".
Ketiga faktor
diatas sulit ditanggulangi secara tuntas karena sudah menjadi bagian kehidupan
sehingga telah mengakar dan mendarah daging di setiap benak siswa, kelompok
masyarakat atau pelaku tawuran pada umumnya.
B.
Upaya Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran
atau Konflik Antar
Pelajar
dan Mahasiswa
Tawuran antar
pelajar atau mahasiswa, sepertinya sudah menjadi kegiatan rutin para pelajar atau
mahasiswa di Indonesia. Tawuran layaknya penyaluran identitas diri akan
kemampuan dan kebanggannya terhadap diri sendiri, kelompok, atau almamater.
Mereka tidak memikirkan buruknya berkelahi atau tawuran. Mereka hanya
memikirkan kepentingan sesaat atau individu.
Cara mengatasi
tawuran di tanah air tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu
keterlibatan berbagai pihak dari pelajar atau mahasiswanya sendiri, orang tua,
guru atau dosen, kepala sekolah atau rektor, kepolisian, pemuka agama, tokoh masyarakat,
pemerintah dan masih banyak lagi lainnya.
Penyebab tawuran antar pelajar atau mahasiswa sangat beragam, dari hal-hal sepele seperti senggolan kendaraan, rebutan pacar, saling ejek di jalan, kekalahan pertandingan olahraga, atau dendam lama yang turun temurun.
Penyebab tawuran antar pelajar atau mahasiswa sangat beragam, dari hal-hal sepele seperti senggolan kendaraan, rebutan pacar, saling ejek di jalan, kekalahan pertandingan olahraga, atau dendam lama yang turun temurun.
Berikut ini
adalah cara mengatasi tawuran untuk seorang individu pelajar atau mahasiswa :
- Menambah jam pelajaran keagamaan baik di sekolah ataupun di tempat kuliah. Dengan penambahan jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa diajak untuk lebih memahami bahwa pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu tidak ada manfaatnya, yang ada hanya kerusakan dan bahkan kematian.
- Menambah kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan diadakan mengaji bersama, ceramah keagamaan, sholat dhuha, dan shalat wajib secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban juga mengendalikan perbuatan yang bertentangan dengan agama.
- Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler atau penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa. Sehingga tidak terpikirkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
- Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.
- Masyarakat berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau sudah terjadi tawuran dengan menelepon polisi atau melalui jejaring sosial facebook dan twitter melalui akun @NTMCLantasPolri agar polisi segera datang dan mengendalikan suasana.
- Orang tua harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler, atau ke teman atau ke sekolahan.
Pihak sekolah
atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada siswa atau mahasiswa
yang melakukan tawuran. Dari member sangsi diskors sampai dikeluarkan.
Selain itu,
secara umum terdapat upaya mengantisipasi dan menanggulangi tawuran atau konflik
antar pelajar dan mahasiswa, sebagai berikut :
1. Tangkap
pemimpin/biang kerok/provokator tawuran
Setiap aksi
berkelompok pasti ada orang atau pihak yang menjadi motor penggerak atau
pemimpinnya. Jadi pihak kepolisian harus bisa mengetahui dan menangkap para
pemimpin atau dalang terjadinya tawuran tersebut untuk diberikan pengarahan
atau hukuman yang pantas.
2. Bersikap
simpati dan empati
Khusus para
pelaku tawuran antar siswa atau mahasiswa, mungkin akan lebih mudah
penanganannya dengan cara yang halus, bersimpati dan empati. Dekati mereka
sebagai sahabat, bukan sebagai orang tua atau guru pada muridnya. Para pelaku
tawuran (siswa/mahasiswa) ini dan kebanyakan remaja pada umumnya lebih suka
pendekatan yang sifatnya tidak menggurui, menceramahi apalagi diberi hukuman
fisik.
Mereka pada
dasarnya adalah remaja yang baik dan mau patuh pada aturan, tapi kadang
peraturan yang notabene dibuat oleh pemerintah/pihak sekolah/orangtua tidak
sesuai dengan kemampuan, kebutuhan atau keinginan dari para siswa/mahasiswa
tersebut.
3. Membina
kerjasama yang kuat dan berkesinambungan antara pihak sekolah, siswa, orang tua, kepolisian serta media
sosial.
Bentuk
kerjasamanya adalah menjalin keterbukaan informasi dan
komunikasi antara kelima pihak tersebut. Keterbukaan informasi dan komunikasi
ini penting terutama antara Orang tua dan anaknya, antara lain tentang bagaimana
kondisi atau kenyataan yang terjadi di lingkungan pergaulan sekolah mereka.
Laporkan ke pihak sekolah jika ada kondisi atau situasi yang akan mengakibatkan
efek buruk pada siswa, Selanjutnya jika pihak sekolah tidak mampu menanganinya
harus segera melaporkan ke pihak kepolisian untuk segera ditindaklanjuti.
Sementara itu,
media sosial dalam hal ini punya peranan sebagai pengawas dan penyaji informasi
yang efektif dan efisien serta netral. Media sosial bisa menjadi alat untuk
mengingatkan pihak terkait tentang penerapan atau implementasi suatu peraturan
dan kerjasama yang dibuat agar tetap berjalan sesuai rencana.
Selain itu
media sosial bisa menjadi penyampai aspirasi para siswa/mahasiswa tentang apa
yang mereka inginkan dan butuhkan. Apalagi jumlah terbanyak pengguna aktif
media sosial adalah usia remaja dan mahasiswa. Tentu ini akan sangat membantu
mempermudah proses penanggulangan tawuran ini.
C. Peran Guru Dalam Mengatasi Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar
atau Mahasiswa
Peran guru di sekolah
semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggantikan peran orang tua mereka.
Yakni mendidik. Yang keempat penyedia fasilitas untuk menyakurkan energi siswa.
Contohnya menyediakan program ektra kulikuler bagi siswa. Pada usia remaja
energi mereka tinggi, sehingga perlu di salurkan lewat kegiatan yang positif
sehingga tidak berubah menjadi agresivitas yang merugikan. Dalam penyeleggaraan
kegiatan ekstrakulikuler ini sekolah membutuhkan prasaranan dan sarana, seperti
arena olahraga dan perlengkapan kesenian, yang sejauh ini di banyak sekolah
belum memadai, malah cenderung kurang.
Sementara itu, peran BK (bimbingan konseling) harus di aktifkan dalam
rangka pembinaan mental siswa, membantu menemukan solusi bagi siswa yang
mempunyai masalah sehingga persoalan-persoalan siswa/mahasiswa yang tadinya
dapat jadi pemicu sebuah tawuran dapat di cegah.
Dalam kasus ini guru BK yang harus berperan aktif dalam membenahi moral dan
akhlak siswa, diberi penyuluhan agama, dan mengembangkan pola pikirnya kearah
yang positif, supaya tawuran antar pelajar itu bisa dibenahi.
Maraknya tingkah laku negatif akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok
pelajar merupakan sebuah hal yang menjurus bahaya. Perkelahian antar pelajar
yang pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari
jalan keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi dan guru BK harus ikut
berperan dalam masalah ini . Perkembangan globalisasi mempunyai korelasi yang
erat dengan meningkatnya perilaku negatif yang dilakukan oleh pelajar.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tawuran bisa terjadi karena kurangnya siswa dengan tanggung jawab mereka
sebagai penerus bangsa, kurangnya kesadaran akan pendidikan, kurangnya
pengawasan pihak sekolah dan perhatian orang tua, emosi siswa yang masih labil,
dan kurangnya mutu iman mereka.
Ada
tiga faktor utama penyebab terjadinya tawuran, yaitu : Faktor dendam/musuh
warisan, Faktor kesetiakawanan/loyalitas, Faktor lingkungan social. Upaya
Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan
Mahasiswa. Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika
ada siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran. Dari memberi sangsi diskors
sampai dikeluarkan serta Membina kerjasama yang kuat dan berkesinambungan
antara pihak sekolah, siswa, orang
tua, kepolisian serta media sosial.
Selain
itu, Peran Guru Dalam
Mengatasi Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar atau Mahasiswa. Dalam kasus
ini guru BK yang harus berperan aktif dalam membenahi moral dan akhlak siswa,
diberi penyuluhan agama, dan mengembangkan pola pikirnya kearah yang positif,
supaya tawuran antar pelajar itu bisa dibenahi.
B.
Saran
Dalam mengupayakan antisipasi tawuran atau konflik antar pelajar
dan mahasiswa, sebaiknya dilihat dari individunya terlebih dahulu dari
kesadaran diri mereka. Selain itu, juga dibutuhkan pihak lain dalam
mengantisipasi hal tersebut, diantaranya adalah kerjasama antara pihak orang
tua, guru, dan pihak hukum lain agar mudah mengantisipasi hal tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Maryati,
K. & Suryawati, J. 2006. Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas XI.
Jakarta: Esis.
Tirtarahardja, U. & La Sulo, S.
L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
PT Rinaka Cipta.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo. Tanpa Tahun.
Jakarta: Erlangga.
Saleh,
I. A. 2003. Tawuran Pelajar Fakta Sosial Yang Tak Berkesudahan Di Jakarta.
Yogyakarta: IRCiSoD.
Handiyani, F. 2013. Analisis Tentang Latar Belakang Terjadinya
Tawuran Antar
Pelajar/Mahasiswa, (Online), (http://m.kaskus.co.id/post/ 50fc23771dd719fa 78000009), diakses 2 Mei 2013.
Cara Mencegah Dan Mengulangi Tawuran. 2012, (Online), dalam Warung
Kemanx (http://waroengkemanx.blogspot.com/2012/10/cara-mencegah-dan-menanggulangi-tawuran.html), diakses 2 Mei 2013.
Hendrik. 2013. Cara Mengatasi Tawuran, dalam Hendrik Cebong
24
Upaya Mengatasi Konflik Atau Tawuran Antar Pelajar Atau Mahasiswa
Di
Indonesia. 2013,
(Online), (http://webcache.googleusercontent.com/search?q
=cache:SYRlI5Zw9PcJ:blog.tp.ac.id/pdf/tag/upaya-mengantisipasi-konflik-atau-tawuran-antar-pelajar-atau-mahasiswa-di-indonesia.pdf+&cd=7&hl
=en&ct=clnk&client=firefox-a), diakses 2 Mei 2013.
SITUS KAMI: WWW . GARNETQQ .
BalasHapusCOM
BONUS SETIAP HARI :0.5% TO SETIAP
HARI JAM 12 PEMBAGIAN BONUS
NYA+referall 0.2% setiap udang teman
bermain tambah 0.2%+++
-CARA MASUK WEB
KE WWW . SMSQQ . COM LALU
MASUK DALAM PERMAIN
ATAU
LINK ALTERNATIVE ; garnetqq.com
silahkan di coba bosq :)
-CARA DAFTAR NEW MEMBER;
Nama :
No Telp :
Nama Bank :
Nama Rekening :
Nomor Rekening :
Email :
User Name :
Password :
-CONTOH DAFTAR
NAMA :SANTI WINATA
NO TLEPON : +85577773548
NAMA BANK : SANTI WINATA
NAMA REKENING: SANTI WINATA
NO REKENING : 123 456 777 912
EMAIL :SANTI
WINATA888@GMAIL.COM
USER NAME :SANTI WINATA45
PASSWORD :12314aaaa
-CARA DAFTAR CONTOH ;
NAMA; ASLINYA
NO TLP YG ASLI
NAMA BANK BLM DAFTAR
PERMAINAN KITA;
NAMA REKENING YG BENAR DI BUKU
BANK YG BELUM DAFTAR
PERMAINAN KAMI
NOMOR REKENING YG BELUM
DAFTAR PERMAINAN KAMI
EMAIL LENGKAP DAN YG BELUM
PERNAH DI DAFTARKAN PERMAINAN
KAMI
USER NAME YG BENAR DAFTAR
WARNA HIJAU
PASWORD HARUS BENAR
CHAND PASWORD PASWORD HARUS
SAMA
-CONTOH KESALAHAN MEMBER
SUSAH DAFTAR ;
1.SEASON EXPAYER=DAFTAR HARUS
CEPAT
2. KODE VALIDASI=KODE SALAH
NOMOR ULANG KEMBALI , KETIKNYA
RESET KEMBALI
MASUK KODENYA
3. REKENING SUDAH
TERDAFTAR=CARA DAFTAR REKING
YG BELUM DAFTAR PERMAIN
SITUS KAMI
-CARA DEPO/STOR DANA ;
MASUK WWW . SMSQQ . COM
PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS
KIRI NAMANYA
STOR DANA
LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU
KALAU BISA NO MINAL UNIK YAH
BOSKU
CONTOHNYA : 50123 ISI FORM NYA
50123 JUGA YAH BOSKU BIAR BANK
ERROR BIAR
CEPET DI PROSES YAH BOSKU PAKE
NOMINAL UNIK SEPERTI ITU YAH
BOSKU^^
KALAU BANK ADA GANGGUAN
MINTA BUKTI TRASFER BIAR CEPAT
DI PROSES DEPO
MASUK YA BOSKU^^
-CARA WD /TARIK DANA ;
MASUK WWW . SMSQQ . COM
PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS
KANAN NAMANYA
TARIK DANA
LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU
DI TARIK CONTOHNYA : DANA YANG
DI TARIK
JADWAL BANK OFF LINE;
MANDIRI ; SENIN -JUMAT ; 22.45-
04.00 WIB
SABTU ;23.00-06.00 WIB
MINGGU ;23.00-05.00 WIB
DANAMON; SENIN-MINGGU TIDAK
ADA OFFLINE
BRI ; SENIN- MINGGU 22.20-04.30
WIB
BNI ; SENIN- MINGGU TIDAK ADA
OFFLINE
BCA ; SENIN-JUMAT ; 21.00-01.00 WIB
SABTU ; 22.00-23.15 WIB
- CARA REFERAL ;
silahkan bosq login terlebih dahulu di
akun nya bosq yha ..
setelah itu bosq bisa klik menu
Referensi yang ada di dalam akun nya
bosq yah ..
Lalu jika sudah di Klik akan muncul
Kode Refferal Anda ( Silahkan bosq isi
sesuai dan
seunik mungkin untuk nama refferal
nya yha bosq )