Laman

Minggu, 24 Juli 2016

MAKALAH UPAYA MENGANTISIPASI TAWURAN ANTAR PELAJAR DAN MAHASISWA DI INDONESIA (PKN)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Fenomena Tawuran antar Pelajar tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.
Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita.Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan gengkelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di Indonesia itu cukup berat. Akhirnya stress yang memuncak itu mereka tumpahkan dalam bentuk yang tidak terkendalikan yaitu tawuran. Dari aspek fisik, tawuran dapat menyebabkan kematian dan luka berat bagi para siswa/mahasiswa. Kerusakan yang parah pada kendaraan dan kaca gedung atau rumah yang terkena lemparan batu. Sedangkan aspek mentalnya, tawuran dapat menyebabkan trauma pada para siswa yang menjadi korban, merusak mental para generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Tawuran atau Konflik?
2.      Apa Pengertian Pelajar dan Mahasiswa?
3.      Apa Penyebab Terjadinya Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa?
4.      Bagaimana Upaya Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa?
5.      Bagaimana Peran Guru Dalam Mengatasi Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar atau Mahasiswa?

C.     Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Tawuran atau Konflik.
2.      Untuk Mengetahui Pengertian Pelajar dan Mahasiswa.
3.      Untuk Mengetahui Penyebab Terjadinya Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa.
4.      Untuk  Mengetahui Upaya Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa.
5.      Untuk Mengetahui Peran Guru Dalam Mengatasi Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar atau Mahasiswa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Tawuran Atau Konflik
Kata konflik berasal dari bahasa Latin configure yang artinya saling memukul. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, ataun pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang berseberangan, tidak selaras, dan bertentangan. Sebagai contoh, A dan B berkonflik karena mereka berdua memiliki pandangan yang berbeda tentang cara memperoleh nilai yang baik. Si A berpandangan bahwa untuk mendapatkan nilai yang baik, menyontek adalah hal yang wajar. Sebaliknya, si B berpandangan bahwa untuk mendapatkan nilai yang baik, menyontek adalah hal yang tidak baik dan tidak wajar.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Soerjono Soekanto menyebut konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memnuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan. Lewis A. Coser berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
Gillin dan Gillin melihat konflik sebagai bagian  dari proses interaksi social manusia yang saling berlawanan (oppositional process). Artinya, konflik adalah bagian dari sebuah proses interaksi social yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
Konflik lahir dari kenyataan akan adanya perbedaan-perbedaan, misalnya perbedaan cirri badaniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Menurut Dahendorf, masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada kekuasaan atau wewenang. Kekuasaan adalah dominasi satu pihak atas pihak lain berdasarkan paksaan, sedangkan wewenang adalah dominasi yang diterima dan diakui oleh pihak yang didominasi. Dahendorf menamakan kondisi itu sebagai “imperative coordinated associations” (asosiasi yang dikoordinasikan secara paksa). Kepentingan yang berbeda antara kedua belah pihak berbeda dalam asosiasi-asosiasi tersebut akan menimbulkan polarisasi dan konflik antara dua kelompok. Sebagai contoh, pihak berkuasa berkepentingan untuk mempertahankan kekuasaan, sedangkan pihak yang dikuasai berkepentingan untuk memperoleh kekuasaan. Keberhasilan kelompok yang dikuasai untuk merebut jejuasaan akan meyebabkan terjadinya perubahan social.
Perbedaan-perbedaan itu memuncak menjadi konflik ketika sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut. Hal itu mendorong masing-masing individu atau kelompok untuk saling menghancurkan. Dalam hal ini, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa “perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut. Perasaan-perasaan, seperti amarah dan rasa benci, mendorong masing-masing pihak untuk menekan atau menghancurkan individu atai kelompok lain. Sementara itu, menurut De Moor, sistem social dapat dikatakan mengandung konflik hanya jika para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan (atau nilai-nilai) yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran.
Lewis A. Coser menyatakan bahwa konflik terbuka lebih umum terjadi pada hubungan-hubungan sosial yang parsial daripada hubungan-hubungan social yang personal dan intim. Hubungan social parsial misalnya hubungan antarpartner bisnis, sesdangkan hubungan social yang intim misalnya hubungan antaranggota keluarga, antaranggota suku, dan antarwarga Negara. Meskipun demikian, perbedaan atau perselisihan dalam hubungan social yang intim juga merupakan potensi konflik yang sewaktu-waktu dapat meledak dan lebih menghancurkan daripada konflik yang terjadi dalam hubungan social parsial. Coser menyatakan bahwa dalam hubungan yang intim, umumnya, orang berusaha menekan rasa permusuhan demi menghindari konflik. Namun, hal itu akan menyebabkan akumulasi permusuhan yang sewaktu-waktu bias meledak. Sebagai contoh, suami dan istri dapat berbeda pandangan tentang penggunaan pendapatan keluarga. Karena ingin melanggengkan perkawinan, keduanya enggan bertikai tentang masalah tersebut. Tindakan mengabaikan perbedaan pendapat itu tidak ada artinya bila suatu saat konflik itu meledak. Bila hal itu terjadi, masalah tambahan juga dapat muncul ke permukaann, seperti tentang kaca jendela yang dipecahkan anak atau gaya susunan mebel yang dipilih oleh sang istri. Bahkan, konflik-konflik lain (konflik non-realistik), seperti kekcewaan karena majikan enggan menaikkan gaji, akan menambah luapan konflik tersebut. Dengan cara pandang seperti itu, kita dapat memahami konflik yang terjadi antara daerah dan pemerintah pusat di Negara-negara berkembang.

B.     Pelajar Atau Mahasiswa
Pelajar berstatus sebagai subjek didik di sekolah, sedangkan mahasiswa berstatus di perguruan tinggi. Pandangan modern cenderungmenyebut demikian oleh karena pelajar atau mahasiswa adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.
Perkembangan perubahan yang terjadi dalam diri pelajar atau mahasiswa secara tak wajar, baik ditujukan kepada diri sendiri maupun kea rah penyesuaian dengan lingkungan. Sejak manusia lahir bahkan sejak masih berada dalam kandungan ia berada dalam proses perkembangan. Proses perkembangan ini melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat. Tiap tingkat mempunyai sifat-sifat khusus. Tiap fase berbeda dengan fase lainnya. Anak yang berada pada fase bayi berbeda dengan fase remaja, dewasa, dan orang tua. Perbedaan-perbedaan ini meliputi perbedaan minat, kebutuhan, kegemaran, emosi, intelegensi dan sebagainya.
Pelajar atau mahasiswa termasuk dalam fase remaja. Keadaan emosi selama masa remaja, secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai atau tekanan,” suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada tahun-tahun awal masa puber terus berlangsung tetapi berjalan agak lambat. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Oleh karena itu, perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas pada usia ini.
Penjelasan diperolah dari kondisi social yang mengelilingi remaja masa kini. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan social yang baru. Misalnya, masalah yang berhubungan dengan percintaan merupakan masalah yang pelik pada periode ini. Bila kisah cinta berjalan lancar, remaja merasa bahagia, tetapi mereka menjadi sedih bilamana percintaan kurang lancar. Demikian pula, menjelang berakhirnya masa sekolah para remaja mulai menghawatirkan masa depan mereka.
Sebagian besar pengaruh yang merusak masa depan seorang remaj ialah kuatnya pengaruh kelompok sebaya. Karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dngan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Misalnya, sebagian besar remaja mengetahui bahwa bila mereka mamakai model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obat terlarang atau rokok, maupun tawuran atau konflik dengan kelompok lain, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri akibatnya.






C.     Tawuran Pelajar Fakta Sosial Yang Tak Berkesudahan
Tawuran pelajar memang bukan hanya fenomena di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Di kota-kota besar di Negara-negara lain pun prilaku ini menjadi persoalan dari zaman ke zaman. Namun tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia telah menjadikan orang tua was-was, aparat keamanan kewalahan, masyarakat terganggu, dan para pendidik hamper-hampir angkat tangan. Korban-korban kehilangan nyawa, terluka, dan cacat seumur hidup terus berjatuhan. Korban harta dari gedung sekolah, kendaraan pribadi, angkatan umum, dan fasilitas umum lainnya tak terhindarkan.
Tindakan-tindakan preventif mulai dengan cara pendekatan persuasive, edukatif, hinggga cara-cara represif dilakukan. Berbagai penyuluhan, diskusi, dan seminar untuk menanggulangi masalah ini terus diselenggarakan. Kenyataannya kejadian demi kejadian tetap eskalatif dan semakin mencemaskan. Sampai lima tahun terakhir ini pun masih terjadi perkelahian yang membuat hati setiap orang – terutama yang mempunyai anak usia remaja – cemas dan bergidik.
Tawuran pelajar membawa dampak luas pada ketidaktertiban berlalu lintas, membuat sopir terpedaya, penumpang angkutan ketakutan, dan masyarakat diliputi kecemasan. Bahkan dari kasus tawuran, tersibak kasus criminal lain, yakni penyalahgunaan narkoba. Tulisan juga mengungkap data-data tawuran pelajar, angka korban jiwa, harta, dan kondisi riil yang perilakunya sebagian pelajar yang kelewatan di sekitar kita.
            Rasanya tidak ada yang tidak sepakat bahwa mencari akar masalah dan pengatasan terhadap tawuran pelajar sama pentingnya. Siapa yang mau melihat generasi muda saling bunuh, melukai dan merusak fasilitas-fasilitas umum. Siapa yang ingin melihat praktek vandalism dan orangtua selalu waswas menantikan kedatangan anak-anaknya. Semua pihak selalu ingin melihat anak sekolah berkonsentrasi belajar, saling menghargai sesame pelajar, dan berhasil menjadi generasi yang andal. Pelajar dan remaja pada umumnya adalah asset yang sangat berharga bagi bangsa. Mereka adalah pemilik masa depan bangsa. Jika mereka tidak optimal dalam menyerap nilai-nilai di masa remaja, tidak hanya mereka yang merugi, tetapi juga seluruh bangsa.
            Memang idealnya jika akar masalah dapat diselesaikan, tawuran pelajar dengan sendirinya tidak aka nada lagi, sehingga tidak perlu repot-repot berpikir bagaimana cara mangatasinya, tetapi dengan kondisi objektif, yakni bertumpuknya persoalan social dan dan ekonomi di sekitar kitam rasanya sangat sulit, bahkan mustahil untuk meniadakan sama sekali tawuran pelajar. Yang dapat dilakukan adalah meminimalisasi kejadiannya dan dampak-dampak negative yang ditimbulkannya.

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Penyebab Terjadinya Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa
Salah satu terjadi tawuran diantaranya berawal dari tragedi pemalakan, senggolan, yang kemudian salah satu dari mereka ada yang tidak terima (merasa dia paling kuat), salah paham, saling mengejek antar siswa sekolah yang berbeda, tawuran itu warisan dari tingkat di atas mereka, setelah itu terjadilah permusuhan, kemudian bergejolaklah amarah yang saling membara rasa ingin menjaga identitas sekolah mereka, berlanjut kemudian hari terjadilah sebuah perkelahian masal antar pelajar (tawuran).
Tawuran bisa terjadi karena kurangnya siswa dengan tanggung jawab mereka sebagai penerus bangsa, kurangnya kesadaran akan pendidikan, kurangnya pengawasan pihak sekolah dan perhatian orang tua, emosi siswa yang masih labil, dan kurangnya mutu iman mereka.
Ada tiga faktor utama penyebab terjadinya tawuran, yaitu :
  • Faktor dendam/musuh warisan :  Pengaruh unsur doktrinisasi dari senior terhadap para yunior punya pengaruh besar terhadap faktor ini. Seperti aksi tawuran berapa waktu lalu antara SMAN 6 dan 70, disinyalir aksi tersebut didorong oleh perilaku kolektif sebagai siswa SMAN 70 yang menganggap siswa SMAN 6 sebagai musuh bebuyutan. Begitupun tawuran antar siswa SMK di kota warcoff baru-baru ini, itu juga terjadi karena masalah dendam lama.
  • Faktor kesetiakawanan/loyalitas : Tidak hanya siswa sekolah, kelompok atau warga kampung, bahkan para anggota DPR yang terhormat pun bisa dengan spontan melakukan "tawuran" terhadap anggota partai lain atas dasar loyalitas dan kesetiakawanan sesama anggota partainya.

  • Faktor lingkungan sosial : Seperti kita ketahui, situasi dan kondisi lingkungan sosial adalah ajang pembelajaran yang bisa diterima dan dipelajari dengan bebas oleh siapa saja. Ada banyak contoh negatif yang akhirnya menjadi pemicu para pelaku untuk lebih berani dan mempunyai kesempatan melakukan tawuran. Salah satunya sikap kurangnya “kepedulian” kita terhadap orang lain diluar lingkungan kita dengan berbagai alasan tertentu atau "merasa paling benar".
Ketiga faktor diatas sulit ditanggulangi secara tuntas karena sudah menjadi bagian kehidupan sehingga telah mengakar dan mendarah daging di setiap benak siswa, kelompok masyarakat atau pelaku tawuran pada umumnya.

B.     Upaya Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran atau Konflik Antar
Pelajar dan Mahasiswa
Tawuran antar pelajar atau mahasiswa, sepertinya sudah menjadi kegiatan rutin para pelajar atau mahasiswa di Indonesia. Tawuran layaknya penyaluran identitas diri akan kemampuan dan kebanggannya terhadap diri sendiri, kelompok, atau almamater. Mereka tidak memikirkan buruknya berkelahi atau tawuran. Mereka hanya memikirkan kepentingan sesaat atau individu.
Cara mengatasi tawuran di tanah air tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu keterlibatan berbagai pihak dari pelajar atau mahasiswanya sendiri, orang tua, guru atau dosen, kepala sekolah atau rektor, kepolisian, pemuka agama, tokoh masyarakat, pemerintah dan masih banyak lagi lainnya.
Penyebab tawuran antar pelajar atau mahasiswa sangat beragam, dari hal-hal sepele seperti senggolan kendaraan, rebutan pacar, saling ejek di jalan, kekalahan pertandingan olahraga, atau dendam lama yang turun temurun.
Berikut ini adalah cara mengatasi tawuran untuk seorang individu pelajar atau mahasiswa :
  1. Menambah jam pelajaran keagamaan baik di sekolah ataupun di tempat kuliah. Dengan penambahan jam pelajaran agama ini siswa atau mahasiswa diajak untuk lebih memahami bahwa pertengkaran, perkelahian atau tawuran itu tidak ada manfaatnya, yang ada hanya kerusakan dan bahkan kematian.
  2. Menambah kegiatan keagamaan di sekolah ataupun di tempat kuliah. Misalnya di sekolahan diadakan mengaji bersama, ceramah keagamaan, sholat dhuha, dan shalat wajib secara berjamaah. Selain menunaikan kewajiban juga mengendalikan perbuatan yang bertentangan dengan agama.
  3. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, ekstrakurikuler atau penelitian yang bermanfaat bagi mahasiswa. Sehingga tidak terpikirkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
  4. Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.
  5. Masyarakat berperan aktif jika ada tanda-tanda akan terjadi tawuran, atau sudah terjadi tawuran dengan menelepon polisi atau melalui jejaring sosial facebook dan twitter melalui akun @NTMCLantasPolri agar polisi segera datang dan mengendalikan suasana.
  6. Orang tua harus mengawasi kegiatan anaknya. Apabila si anak belum pulang ke rumah seperti biasanya, sebaiknya orang tua proaktif menanyakan ke anak melalui telepon seluler, atau ke teman atau ke sekolahan.
Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran. Dari member sangsi diskors sampai dikeluarkan.



Selain itu, secara umum terdapat upaya mengantisipasi dan menanggulangi tawuran atau konflik antar pelajar dan mahasiswa, sebagai berikut :
1. Tangkap pemimpin/biang kerok/provokator tawuran
Setiap aksi berkelompok pasti ada orang atau pihak yang menjadi motor penggerak atau pemimpinnya. Jadi pihak kepolisian harus bisa mengetahui dan menangkap para pemimpin atau dalang terjadinya tawuran tersebut untuk diberikan pengarahan atau hukuman yang pantas.
2. Bersikap simpati dan empati
Khusus para pelaku tawuran antar siswa atau mahasiswa, mungkin akan lebih mudah penanganannya dengan cara yang halus, bersimpati dan empati. Dekati mereka sebagai sahabat, bukan sebagai orang tua atau guru pada muridnya. Para pelaku tawuran (siswa/mahasiswa) ini dan kebanyakan remaja pada umumnya lebih suka pendekatan yang sifatnya tidak menggurui, menceramahi apalagi diberi hukuman fisik.
Mereka pada dasarnya adalah remaja yang baik dan mau patuh pada aturan, tapi kadang peraturan yang notabene dibuat oleh pemerintah/pihak sekolah/orangtua tidak sesuai dengan kemampuan, kebutuhan atau keinginan dari para siswa/mahasiswa tersebut.
3. Membina kerjasama yang kuat dan berkesinambungan antara pihak sekolah,  siswa, orang tua,  kepolisian serta media sosial.
Bentuk kerjasamanya adalah menjalin keterbukaan informasi dan komunikasi antara kelima pihak tersebut. Keterbukaan informasi dan komunikasi ini penting terutama antara Orang tua dan anaknya, antara lain tentang bagaimana kondisi atau kenyataan yang terjadi di lingkungan pergaulan sekolah mereka. Laporkan ke pihak sekolah jika ada kondisi atau situasi yang akan mengakibatkan efek buruk pada siswa, Selanjutnya jika pihak sekolah tidak mampu menanganinya harus segera melaporkan ke pihak kepolisian untuk segera ditindaklanjuti.
Sementara itu, media sosial dalam hal ini punya peranan sebagai pengawas dan penyaji informasi yang efektif dan efisien serta netral. Media sosial bisa menjadi alat untuk mengingatkan pihak terkait tentang penerapan atau implementasi suatu peraturan dan kerjasama yang dibuat agar tetap berjalan sesuai rencana. 
Selain itu media sosial bisa menjadi penyampai aspirasi para siswa/mahasiswa tentang apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Apalagi jumlah terbanyak pengguna aktif media sosial adalah usia remaja dan mahasiswa. Tentu ini akan sangat membantu mempermudah proses penanggulangan tawuran ini.

C.     Peran Guru Dalam Mengatasi Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar
atau Mahasiswa
            Peran guru di sekolah semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggantikan peran orang tua mereka. Yakni mendidik. Yang keempat penyedia fasilitas untuk menyakurkan energi siswa. Contohnya menyediakan program ektra kulikuler bagi siswa. Pada usia remaja energi mereka tinggi, sehingga perlu di salurkan lewat kegiatan yang positif sehingga tidak berubah menjadi agresivitas yang merugikan. Dalam penyeleggaraan kegiatan ekstrakulikuler ini sekolah membutuhkan prasaranan dan sarana, seperti arena olahraga dan perlengkapan kesenian, yang sejauh ini di banyak sekolah belum memadai, malah cenderung kurang.
Sementara itu, peran BK (bimbingan konseling) harus di aktifkan dalam rangka pembinaan mental siswa, membantu menemukan solusi bagi siswa yang mempunyai masalah sehingga persoalan-persoalan siswa/mahasiswa yang tadinya dapat jadi pemicu sebuah tawuran dapat di cegah.
Dalam kasus ini guru BK yang harus berperan aktif dalam membenahi moral dan akhlak siswa, diberi penyuluhan agama, dan mengembangkan pola pikirnya kearah yang positif, supaya tawuran antar pelajar itu bisa dibenahi.
Maraknya tingkah laku negatif akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok pelajar merupakan sebuah hal yang menjurus bahaya. Perkelahian antar pelajar yang pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi dan guru BK harus ikut berperan dalam masalah ini . Perkembangan globalisasi mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku negatif yang dilakukan oleh pelajar.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tawuran bisa terjadi karena kurangnya siswa dengan tanggung jawab mereka sebagai penerus bangsa, kurangnya kesadaran akan pendidikan, kurangnya pengawasan pihak sekolah dan perhatian orang tua, emosi siswa yang masih labil, dan kurangnya mutu iman mereka.
            Ada tiga faktor utama penyebab terjadinya tawuran, yaitu : Faktor dendam/musuh warisan, Faktor kesetiakawanan/loyalitas, Faktor lingkungan social. Upaya Mengantisipasi dan Menanggulangi Tawuran atau Konflik Antar Pelajar dan Mahasiswa. Pihak sekolah atau kampus harus memberikan sangsi yang tegas jika ada siswa atau mahasiswa yang melakukan tawuran. Dari memberi sangsi diskors sampai dikeluarkan serta Membina kerjasama yang kuat dan berkesinambungan antara pihak sekolah,  siswa, orang tua,  kepolisian serta media sosial.
            Selain itu, Peran Guru Dalam Mengatasi Terjadinya Kembali Tawuran Antar Pelajar atau Mahasiswa. Dalam kasus ini guru BK yang harus berperan aktif dalam membenahi moral dan akhlak siswa, diberi penyuluhan agama, dan mengembangkan pola pikirnya kearah yang positif, supaya tawuran antar pelajar itu bisa dibenahi.

B.     Saran
Dalam mengupayakan antisipasi tawuran atau konflik antar pelajar dan mahasiswa, sebaiknya dilihat dari individunya terlebih dahulu dari kesadaran diri mereka. Selain itu, juga dibutuhkan pihak lain dalam mengantisipasi hal tersebut, diantaranya adalah kerjasama antara pihak orang tua, guru, dan pihak hukum lain agar mudah mengantisipasi hal tersebut.


DAFTAR RUJUKAN

Maryati, K. & Suryawati, J. 2006. Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas XI.
       Jakarta: Esis.
Tirtarahardja, U. & La Sulo, S. L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
       PT Rinaka Cipta.
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
       Rentang Kehidupan. Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo. Tanpa Tahun.
       Jakarta: Erlangga.
Saleh, I. A. 2003. Tawuran Pelajar Fakta Sosial Yang Tak Berkesudahan Di Jakarta. Yogyakarta: IRCiSoD.
Handiyani, F. 2013. Analisis Tentang Latar Belakang Terjadinya Tawuran Antar
Pelajar/Mahasiswa, (Online), (http://m.kaskus.co.id/post/ 50fc23771dd719fa  78000009), diakses 2 Mei 2013.
Cara Mencegah Dan Mengulangi Tawuran. 2012, (Online), dalam Warung
Hendrik. 2013. Cara Mengatasi Tawuran, dalam Hendrik Cebong 24
Upaya Mengatasi Konflik Atau Tawuran Antar Pelajar Atau Mahasiswa Di


1 komentar:

  1. SITUS KAMI: WWW . GARNETQQ .

    COM
    BONUS SETIAP HARI :0.5% TO SETIAP

    HARI JAM 12 PEMBAGIAN BONUS

    NYA+referall 0.2% setiap udang teman

    bermain tambah 0.2%+++

    -CARA MASUK WEB
    KE WWW . SMSQQ . COM LALU

    MASUK DALAM PERMAIN
    ATAU
    LINK ALTERNATIVE ; garnetqq.com
    silahkan di coba bosq :)
    -CARA DAFTAR NEW MEMBER;
    Nama :
    No Telp :
    Nama Bank :
    Nama Rekening :
    Nomor Rekening :
    Email :
    User Name :
    Password :

    -CONTOH DAFTAR
    NAMA :SANTI WINATA
    NO TLEPON : +85577773548
    NAMA BANK : SANTI WINATA
    NAMA REKENING: SANTI WINATA
    NO REKENING : 123 456 777 912
    EMAIL :SANTI

    WINATA888@GMAIL.COM
    USER NAME :SANTI WINATA45
    PASSWORD :12314aaaa

    -CARA DAFTAR CONTOH ;
    NAMA; ASLINYA
    NO TLP YG ASLI
    NAMA BANK BLM DAFTAR

    PERMAINAN KITA;
    NAMA REKENING YG BENAR DI BUKU

    BANK YG BELUM DAFTAR

    PERMAINAN KAMI
    NOMOR REKENING YG BELUM

    DAFTAR PERMAINAN KAMI
    EMAIL LENGKAP DAN YG BELUM

    PERNAH DI DAFTARKAN PERMAINAN

    KAMI
    USER NAME YG BENAR DAFTAR

    WARNA HIJAU
    PASWORD HARUS BENAR
    CHAND PASWORD PASWORD HARUS

    SAMA

    -CONTOH KESALAHAN MEMBER

    SUSAH DAFTAR ;
    1.SEASON EXPAYER=DAFTAR HARUS

    CEPAT
    2. KODE VALIDASI=KODE SALAH

    NOMOR ULANG KEMBALI , KETIKNYA

    RESET KEMBALI
    MASUK KODENYA
    3. REKENING SUDAH

    TERDAFTAR=CARA DAFTAR REKING

    YG BELUM DAFTAR PERMAIN
    SITUS KAMI

    -CARA DEPO/STOR DANA ;
    MASUK WWW . SMSQQ . COM

    PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS

    KIRI NAMANYA
    STOR DANA
    LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU

    KALAU BISA NO MINAL UNIK YAH

    BOSKU
    CONTOHNYA : 50123 ISI FORM NYA

    50123 JUGA YAH BOSKU BIAR BANK

    ERROR BIAR
    CEPET DI PROSES YAH BOSKU PAKE

    NOMINAL UNIK SEPERTI ITU YAH

    BOSKU^^
    KALAU BANK ADA GANGGUAN

    MINTA BUKTI TRASFER BIAR CEPAT

    DI PROSES DEPO
    MASUK YA BOSKU^^

    -CARA WD /TARIK DANA ;
    MASUK WWW . SMSQQ . COM

    PERMAINAN LALU LIAT BAGIAN ATAS

    KANAN NAMANYA
    TARIK DANA
    LALU KLIK AJA NOMINAL BOS MAU

    DI TARIK CONTOHNYA : DANA YANG

    DI TARIK
    JADWAL BANK OFF LINE;
    MANDIRI ; SENIN -JUMAT ; 22.45-

    04.00 WIB
    SABTU ;23.00-06.00 WIB
    MINGGU ;23.00-05.00 WIB
    DANAMON; SENIN-MINGGU TIDAK

    ADA OFFLINE
    BRI ; SENIN- MINGGU 22.20-04.30

    WIB
    BNI ; SENIN- MINGGU TIDAK ADA

    OFFLINE
    BCA ; SENIN-JUMAT ; 21.00-01.00 WIB
    SABTU ; 22.00-23.15 WIB

    - CARA REFERAL ;

    silahkan bosq login terlebih dahulu di

    akun nya bosq yha ..
    setelah itu bosq bisa klik menu

    Referensi yang ada di dalam akun nya

    bosq yah ..
    Lalu jika sudah di Klik akan muncul

    Kode Refferal Anda ( Silahkan bosq isi

    sesuai dan
    seunik mungkin untuk nama refferal

    nya yha bosq )

    BalasHapus